Brilio.net - Jika kamu sering bepergian ke tempat-tempat wisata alam seperti pantai atau tempat wisata lain, maka kamu akan makin sering melihat tempat wisata tersebut dibangun tugu nama. Selain ikonik, tugu nama tersebut memang sering digunakan wisatawan untuk foto-foto, seperti tugu nama Pantai Losari di Makassar, Sulawesi Selatan.
Namun, berbeda dengan tempat-tempat wisata lain, pembangunan tugu nama di Bromo, Jawa Timur, baru-baru ini malah menuai protes dari pecinta fotografi dan masyarakat yang menamakan dirinya Pecinta Bromo. Bahkan mereka sampai menulis surat terbuka kepada Menteri Pariwisata dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI di media sosial Facebook.
Menurut Haryanto R Devcom, lewat unggahan di Facebooknya, pembangunan tugu nama di tengah lautan pasir Bromo yang eksotis itu sungguh aneh dan jelek secara estetika. Selain itu mereka beranggapan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru hanya buang-buang uang.
BACA JUGA :
Kenapa Sultan menolak tol di Jogja?
"Tugu nama semacam ini tidak banyak manfaatnya, dan secara estetika kehadiran tugu- tugu itu sungguh aneh dan jelek di tengah alam Bromo yang begitu indah dan megah. Bagi kalangan masyarakat fotografer, kehadiran tugu itu sungguh patut disayangkan. Hanya merusak estetika alam Bromo.
Satu hal yang sudah pasti, pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru hanya menghambur-hamburkan uang saja. Padahal uang sebesar itu bisa digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat, misal menambah jumlah toilet di kawasan Bromo," tulisnya seperti dilansir brilio.net, Sabtu (14/10).
Seperti diketahui di kawasan laut pasir Bromo hanya ada 1 toilet yang dibangun oleh salah satu bank milik pemerintah. Hal itu dirasa sangat kurang karena sekarang wisatawan harus mengantre panjang untuk sekadar buang air kecil.
Dari alasan yang dikemukakan di atas, Masyarakat Fotografi Indonesia memohon agar pemerintah, dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Pariwisata segera memerintahkan Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, membongkar tugu nama yang telah mereka bangun di kawasan Bromo tersebut.
"Kami sarankan agar dibangun di pintu gerbang masuk kawasan saja. Jangan di tengah-tengah obyek wisata yang justru keindahannya yang kita "jual". Namun demikian kami lebih menyarankan agar dana untuk membangun tugu itu dimanfaatkan untuk membangun toilet di tempat wisata di berbagai daerah di negeri kita. Kita semua tahu, toilet masih sangat kurang bahkan belum ada di tempat tujuan wisata, bahkan di 10 tujuan wisata unggulan seperti Bromo," pungkasnya.
Nah, kalau menurutmu bagaimana? Apa pembangunan tugu nama tersebut memang merusak keindahan dan keeksotisan Bromo?
BACA JUGA :
Heboh pernikahan sesama jenis di Bulukumba, pengantin wanita ketipu