Brilio.net - Polusi udara bukanlah masalah ringan. Jika polusi udara tidak kunjung ditangani, maka akan mengakibatkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup sekitar. Penyakit berbahaya mengintai mereka yang menghirup udara kotor tersebut.
Dilansir brilio.net dari worldofbuzz, Minggu (3/2) kabut yang mengandung bahan kimia berbahaya menyelimuti Bangkok, Thailand. Kabut tersebut mulai muncul sejak akhir Desember 2018 hingga kini. Kabut tebal tersebut mengandung partikel PM2.5 yang berbahaya jika bersarang di paru-paru manusia. Polusi tersebut salah satunya disebabkan asap kendaraan, proyek konstruksi, dan beberapa pembakaran limbah.
BACA JUGA :
Kisah di balik ayah tunggu anaknya selama 10 tahun ini bikin miris
Kabut di Bangkok sudah terlalu fatal. Kini mulai terlihat dampak dari kabut tersebut. Salah seorang pegawai kantor di bangkok bernama Nutthawut Sirichainarumit membagikan foto hidungnya berdarah. Ia mengaku hidungnya berdarah karena menghirup udara di Bangkok.
"Dua hari yang lalu, hidungku terluka saat bernafas. Saya bersin sepanjang malam dan itu bahkan lebih buruk ketika bersin saya memiliki darah keesokan paginya. Saya sangat terkejut karena saya tidak pernah bersin darah sebelumnya sepanjang hidup saya. Saya percaya debu yang harus disalahkan," kata Nutthawut Sirichainarumit dilansir brilio.net dari dailymail.co.uk, Sabtu (2/2).
BACA JUGA :
Bayi 11 bulan tewas dibakar hidup-hidup, penyebabnya bikin miris
Tidak hanya itu, seorang pasien penderita asma semakin sakit karena kabut asap ini. Pasien bernama Khun Songsamut itu mengalami pendarahan di matanya. Ia juga menderita bronkitis akut dan hipoksemia akibat kabut ini.
"Saya merasa seperti akan mati. Ini karena polusi. Sesuatu harus dilakukan," ujar Khun Songsamut dilansir brilio.net dari dailymail.co.uk, Sabtu (2/2).
Tidak hanya manusia, hewan pun mengalami masalah kesehatan karena kabut ini. Beberapa paru-paru hewan peliharaan dan ternak terinfeksi bahan kimia. Sama seperti manusia, mereka juga mengeluarkan darah dari mulut dan hidung.
Pemerintah Thailand telah melakukan segala cara untuk mengurangi dampak kabut. Mereka menutup 439 sekolah dan mengambil langkah-langkah yang lain untuk memerangi polusi ini. Salah satunya ialah menggunakan drone untuk untuk menyemprotkan air dari udara. Sayangnya kabut asap terus berlanjut.
Untuk menelusuri kasus ini lebih lanjut, pemerintah Thailand akan memeriksa sumber asap. Salah satu yang dicurigai ialah asap pabrik. Oleh sebab itu pemerintah setempat bakal mengerahkan tentara untuk memeriksa pabrik di 76 provinsi.