Brilio.net - Sosial media ternyata tak hanya sebagai ajang untuk membagikan kegiatan sehari-hari, tapi kerap dijadikan media untuk mencurahkan isi hati. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang pria berusia 28 tahun ini mengungkapkan isi hatinya melalui forum media sosial, Reddit, Relationship Advice.
Dalam unggahannya itu, pria yang tidak ingin menyebutkan namanya itu menceritakan kebiasaan aneg sang kekasih yang selalu membasuh dubur dengan kaos kaki setelah BAB.
BACA JUGA :
Pria ini ngaku tak pernah bersihkan alat kelamin selama 24 tahun
Dilansir dari mirror, Senin (4/3) pria itu menceritakan memperhatikan keanehan sang kekasiy ketika ia selalu kehilangan kaos kaki. Ia merasa stok kaos kakinya berkurang setiap hari.
Hingga pada suatu hari, si lelaki mendapati kaos kaki miliknya disimpan dalam sebuah tas dipenuhi oleh sesuatu yang tampak seperti kotoran manusia.
BACA JUGA :
10 Potret peralatan makan kotor menumpuk di dapur, bikin jijik
Ilustrasi kaus kaki/foto: istimewa
Bingung, lelaki tersebut langsung bertanya pada kekasihnya. "Saya bertanya apakah itu jimat. Itu bukan jimat. Dia mengaku menggunakan kaos kaki setelah ke kamar mandi. Saya menemukan alasan mengapa dia selalu mencuci pakaian karena dia menyembunyikan fakta bahwa dirinya menggunakan kaos kaki untuk cebok," tulisnya.
Sang kekasih mengaku memiliki syndrom germafobia atau takut dengan bakteri. "Dia takut kertas toilet akan sobek dan takut tangannya berantakan (karena kotoran) dengan cara apa pun. Dia menggunakan kaos kaki karena menutupi seluruh tangannya. Setelah selesai, dia membuangnya. Dia menggunakan kaos kaki saya karena dia tidak punya kaos kaki lain," tulisnya lagi.
Ia melanjutkan, hal tersebut memang terkesan lucu, tetapi ia juga merasa aneh. Jadi dirinya mencoba meminta saran kepada warganet. Sebanyak 5.000 komentar membanjiri postingannya, ada yang berisi saran, masukan, hingga mengejek
Seorang pengguna misalnya mengatakan bisa jadi kekasih lelaki tersebut menderita OCD. "Sebagai seorang terapis, kedengarannya ini dekat dengan OCD atau coprophobia (alias takut kotoran)." Mereka kemudian merekomendasikan pengobatan dengan terapi.