Brilio.net - Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang sangat penting, pasalnya digunakan banyak orang untuk melakukan interaksi di seluruh dunia. Menurut survei global English Proficiency Index (EF EPI) Indonesia berada di posisi ke-32 dari 72 negara dalam kemampuan berbahasa Inggris warganya. Posisi Indonesia masih di bawah Vietnam yang berada di posisi ke-31.
Kondisi ini dipandang perlu untuk diperbaiki mengingat Bahasa Inggris juga bisa untuk menarik investasi asing. Selain itu, juga bisa menciptakan pekerjaan berbayar tinggi yang menjadi visi pemerintah Indonesia di masa depan melalui investasi bisnis dengan tingkat servis yang lebih baik.
BACA JUGA :
Soal Bahasa Inggris SD ini bikin gagal paham siswa, kenapa ya?
"Kemampuan Bahasa Inggris merupakan aset penting bagi negara untuk menarik investasi dan modal asing. Bahasa Inggris merupakan bahasa bisnis global. Bisnis yang beroperasi di lebih dari satu negara perlu memiliki tenaga kerja yang dapat berkomunikasi dengan mudah dan professional dalam Bahasa Inggris," ujar Direktur Penelitian Pendidikan & Pengembangan di EF English First Global, Steve Crooks dalam siaran pers, Jumat (9/12).
Crooks juga mengatakan sangat disayangkan bila suatu negara kurang menguasai Bahasa Inggris tentunya tawaran-tawaran pekerjaan jasa dengan upah tinggi yang ditawarkan oleh perusahaan multinasional seringkali pindah ke negara-negara yang memiliki tenaga kerja multilingual. Hal ini merupakan realita dari ekonomi global.
BACA JUGA :
18 Ilustrasi terjemahan istilah Bahasa Inggris ini kocak banget
Meski Indonesia telah mencapai kemajuan yang luar biasa, namun dalam hal peningkatan sumber daya manusia, khususnya kemampuan berbahasa Inggris, masih cenderung menengah jika dibandingkan secara global. "Kami yakin jika Indonesia fokus dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris, Indonesia akan lebih baik dalam menarik investasi yang lebih besar dan membangun ekonomi serta tenaga kerja modern. Tidak ada alasan bagi Indonesia, sebagai negara dan kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara untuk tidak dapat membuat langkah besar di masa depan jika keterampilan sumber daya manusia dan segala instrumen bisnis lainnya terus dikembangkan," tandasnya.