Brilio.net - Jika kamu telah memiliki anak, tentu kamu bisa merasakan betapa sedihnya ketika sesuatu terjadi pada sang buah hati. Sama halnya yang dialami oleh seorang ibu bernama Vi Vian. Ia membagikan kisah sedih yang dialami bayi perempuannya di sebuah rumah sakit di Kuala Lumpur.
Kisah sedih ini berawal saat bayi perempuannya yang baru berusia lima bulan mengalami demam tinggi dengan suhu badan mencapai 39 derajat Celcius disertai ruam di beberapa bagian tubuh. Merasa khawatir, Vian pun memutuskan untuk membawa putrinya tersebut ke rumah sakit swasta untuk mendapatkan perawatan.
BACA JUGA :
Pria ini alami kecelakaan, 17 pacarnya malah ke rumah sakit bersamaan
"Saat kunjungan pertama, dokter mengatakan kepada saya bahwa ruam itu disebabkan oleh sejenis virus, tapi ia tidak memberi tahu saya nama virusnya," tulis Vi Vian mengawali ceritanya.
Namun saat kunjungan dokter kedua kalinya, dokter mengatakan ruam itu disebabkan oleh beberapa jenis alergi. Vian kemudian meminta mereka melakukan tes darah namun dokter menolak.
BACA JUGA :
Bak adegan film, bocah 9 tahun ini curi & kendarai bus di tengah kota
"Lalu dokter memberi saya krim untuk dioleskan pada ruam bayi saya. Setelah mengoleskan krim, ruamnya menjadi semakin parah!"
"Selama kunjungan ketiga, saya meminta untuk menemui seorang spesialis. Tes darah akhirnya dilakukan dan menelan biaya RM1.400."
"Sore hari, dokter memanggil saya setelah hasilnya keluar dan meyakinkan saya bahwa kondisi anak saya tidak disebabkan oleh virus tersebut. Saya diberitahu untuk membawanya kembali ke rumah sakit jika demam terus berlanjut."
Benar saja, demam yang dialami anak perempuannya masih terus berlanjut dan malah naik hingga 39 derajat Celcius pada pukul 6 pagi keesokan harinya. Si kecil pun segera dilarikan ke rumah sakit. Namun sang ibu merasa kecewa lagi.
"Tidak ada orang di unit gawat darurat dan dokter hanya muncul setelah beberapa saat. Saya meminta anak perempuan saya untuk dirawat di rumah sakit karena ruam telah menyebar ke sekujur tubuhnya," tulis dia.
Dokter pun berkomunikasi dengan spesialis yang merawat anak perempuan Vian. Namun ia malah mengatakan bahwa rawat inap tidak diperlukan dan Vian dapat membawa pulang bayinya setelah ia memberikan obat yang dimasukkan ke dalam anus/rektum (supositoria rektal) anak perempuannya.
Vi Vian yang hilang kepercayaan dengan rumah sakit tersebut kemudian membawa anaknya ke Gleneagles dan perawatan segera diberikan kepada putrinya.
"Dia diinfus dan tes darah dilakukan. Hasilnya menyatakan bahwa anak perempuan saya terinfeksi dengan Influenza A! Selain itu, ahli alergi dan dermatologis melakukan tes alergi pada kulitnya. Ternyata kulitnya baik-baik saja dan tidak alergi terhadap apapun. Ruam yang disebabkan oleh virus Influenza A perlahan memudar keesokan harinya," tulis dia.
Benar saja, sehari selepas dirawat di rumah sakit Gleneagles, ruam di badan anak Vian semakin memudar. Namun yang menjadi persoalan dan masih mengganjal di hati Vian adalah bagaimana bisa tim medis di rumah sakit pertama salah mendiagnosis penyakit anaknya selepas empat kali mendapatkan perawatan dan melakukan tes darah.
Lewat pengalaman yang Vi Vian alami, ia ingin memperingatkan orang lain terutama para ibu agar lebih berhati-hati dengan pelayanan medis dari rumah sakit swasta di Kuala Lumpur.
"Saya tak mau ada yang menjadi korban seperti saya lagi. Kebanyakan dokter sekarang hanya mau mengambil keuntungan saja namun tak bertanggungjawab," katanya.