Brilio.net - Belakangan ini, istilah generasi sandwich jadi populer di Indonesia. Itu disebabkan banyak anak muda yang kini sudah berkeluarga, tapi masih bertanggung jawab untuk merawat dan memberi dukungan pada orang tuanya. Tak pelak, keadaan mereka terasa terjepit di sana-sini.
Sebagian orang merasa merana akan hal tersebut, sebagian lain justru mensyukurinya. Mereka menganggapnya sebagai kondisi terbaik untuk berbakti pada orang tua. Namun, dalam perjalanannya tentu tak mudah. Barangkali tak ada yang setabah akun TikTok @shintaapriliash, dilansir brilio.net pada Senin (7/8).
BACA JUGA :
Wanita ditinggal suami saat berjuang cari nafkah bersama di Taiwan ini ceritanya bikin nyesek
Dalam unggahannya, Shinta Aprilia menceritakan kondisinya sebagai anak pertama sekalgius generasi sandwich. Dia harus menghidupi orang tua, adik-adik, dan keluarga kecilnya. Yang lebih mengagumkan lagi, Shinta sebetulnya sudah membiayai hidup orang tuanya sejak kecil. Hal tersebut diceritakan di unggahannya.
BACA JUGA :
Sempat abaikan pria yang mendekatinya, kisah asmara wanita ini endingnya bikin hati adem
Shinta sudah menanggung banyak tuntutan sejak kelas 5 SD, tepatnya ketika orang tuanya terlilit utang dengan nominal ratusan juta. Dengan kondisi itu, dia bersusah payah mengubah nasib keluarganya. Usaha pertama ia lakukan melalui akademik. Shinta belajar mati-matian supaya dapat ranking dan mendapatkan kesempatan pertukaran pelajar ke luar negeri.
Kondisi itu bikin Shinta tak bisa menjalani kehidupan seperti pelajar pada umumnya.
"Disaat SMA semua anak main.. pacaran.. Ttp belajar, SMA aksel cuma 2 tahun berharap pengen cepet kuliah di STAN biar langsung kerja," ujar Shinta.
Harapan untuk kuliah di STAN pada akhirnya kandas. Sebab Shinta akhirnya lulus di fakultas kedokteran. Apakah itu kabar baik? Tidak juga. Sebab, menurut keterangan Shinta, dia takut tak bisa membayar biaya kuliah kedokteran yang terkenal mahal. Untungnya, setelah melalui proses registrasi, Shinta mendapatkan uang kuliah yang rendah dan gratis uang pangkal.
Selain mengusahakan perjalanan akademiknya berada di jalur yang mulus, dia juga coba-coba berbisnis. Pertama-tama, sebelum berkuliah, Shinta coba-coba berjualan kue ke tetangganya. Harapannya, hasil jualan itu bisa digunakan untuk membeli baju lebaran untuk adiknya.
Setelah berkuliah, dia menjajal jualan masker organik. Hasilnya, meskipun tak banyak, Shinta syukuri.
"Lumayan buat tambah uang jajan," imbuh Shinta.
Lama-kelamaan, bisnisnya bertumbuh hingga dia bisa membayar kuliah sendiri. Jika keuntungannya masih tersisa, Shinta membagikannya ke ibunya. Tak hanya itu, dia juga bisa membantu keluarga melunaskan utang dan membeli mobil.
Sayangnya, sang ibu tak bisa hidup lebih lama. Tak sempat melihat Shinta wisuda, sang ibu sakit dan meninggal.
Kepergiaan sang ibu tak serta-merta membuat Shinta merasa lepas dari beban untuk membiayai keluarganya. Dia tetap berusaha agar adiknya yang pertama bisa sekolah. Jika mendapatkan uang lebih, Shinta tentu juga memberikan ke adiknya, tak hanya untuk kebutuhan sekolah. Jika dihitung-hitung, Shinta menyebut dirinya telah memberikan sekira Rp 500 juta untuk sang adik. Sayangnya, kebaikan Shinta tak berbalas.
Kemudian rentetan tuntutan kembali mendatangi Shinta. Tak hanya orang tua dan saudara, kini neneknya juga ikut minta dibiayai. Tiga hari setelah sang ibu meninggal, neneknya itu meminta uang Rp 100 juta. Adik pertamanya, yang diekspektasikan bisa membiayai sekolah adik kedua, tak bisa diharapkan.
Beban yang dirasakan Shinta semakin berat keuangannya kerap disetir bapaknya. Sang ayah juga kerap mencampuri urusan lain, semisal ketika Shinta akhirnya menikah. Konon, ayahnya membenci suami Shinta yang bukan dokter.
Karena kondisi itu, Shinta akhirnya tak lagi memiliki hubungan baik dengan ayahnya. Ketika ayahnya sakit, Shinta menduga pacar barunya lah yang akan merawat. Sayangnya, pacar ayahnya berada di tempat yang jauh. Sang ayah akhirnya sendirian. Shinta bukannya tak ingin membantu, tapi ayahnya sudah lebih dulu mengecam dan membuatnya sungkan.
Alhasil, kini Shinta fokus merawat dua anaknya. Dia juga masih bekerja sebagai dokter kecantikan sekaligus content creator di TikTok. Video perjalanan hidupnya yang dibagikan ke media sosial pun mendapatkan atensi publik.
"ini bukan Sandwich lagi, Geprek Generation," tulis akun @xellacahya.
"Peluk jauh buat Mbaknya semoga Allah tinggikan derajatmu Mbak," ujar akun @the_straw_h4t.
"mba, you deserve to be happy. sekarang kalo kmu mau egois gapapa! ayo fokusin aja anak anak kmu, bahagiain mereka! smngt," komentar akun @https.gnaw.