Brilio.net - Sahid (70) dan istrinya Komah (65) kini hanya bisa menikmati masa tuanya di sebuah gubuk reyot. Keduanya terpaksa tinggal di rumah seadaannya lantaran rumahnya yang hangus terbakar pada 10 bulan lalu.
Saat ini, pasangan asal Dusun Karangmulya RT 03 RW 01, Desa Medankarya, Kecamatan Tirtajaya, Karawang ini hanya tinggal di hunian yang terbuat dari plastik bekas. Dilansir dari merdeka.com, rumahnya yang terbakar hangus tanpa menyisahkan barang sedikitpun.
BACA JUGA :
3 Hal tentang 'Raja Ular' mati karena kebakaran hutan Kalimantan
"Sudah tinggal di gubuk 10 bulan, pasca rumah dan tidak menyisakan barang berharga sama sekali," kata Sahid, seperti dikutip dari merdeka.com, Selasa (17/9).
Meski tanpa keluh kesah lantaran hidup dalam himpitan ekonomi, Sahid dan Komah tetap memimpikan hidup di rumah layak huni seperti warga lain.
Pasangan lansia ini mengatakan keinginan memperbaiki rumahnya sudah tidak memungkinkan, karena kondisi kesehatan seiring usianya yang sudah lanjut. Sehingga tidak bisa bekerja untuk menggapai cita.
BACA JUGA :
Viral video polisi nyangkut di kap mobil, begini kronologinya
"Jangankan biaya perbaikan rumah, kebutuhan sehari harinya saja mengharapkan belas kasih. Dan syukurnya masih banyak yang peduli," tutur Sahid.
Jalan terakhir jika tidak mendapatkan bantuan warga, Sahid dan istrinya Komah terpaksa harus berpuasa. Namun prinsip suami istri ini tetap tegar. Meski perut keroncongan, mereka pantang mengemis.
"Dalam sehari terkadang kami harus mencari dulu kerja serabutan, karena tidak ada beras untuk dimasak," imbuhnya.
Komah bercerita, saat kondisi masih sehat, dia bekerja sebagai buruh tani, terkadang sering membantu tetangga yang panen padi. Upahnya dikumpulkan untuk keperluan sehari-hari termasuk biaya anaknya. Namun sekarang usia tidak muda lagi tenaga berkurang sehingga tak mampu lagi bekerja.
"Sekarang sudah tua tidak bisa bekerja keras, hanya mencari rumput untuk kambing peliharaan," ucap Komah.
Selain itu kondisi fisiknya yang semakin lemah hingga tidak ada lagi warga yang memintanya bekerja.
"Karena sudah tua, jadi sudah jarang yang menyuruh bekerja," katanya.
Pasangan kakek nenek ini sebenarnya memiliki tiga anak. Tetapi semuanya sudah menikah. Dan anaknya juga hidup dalam kesulitan. Hal itu membuat sang anak tidak mampu membantu orang tua.
"Jika musim hujan, gubuknya pasti dimasuki air karena atap sudah bocor. Lantai rumahnya juga berlumpur, karena alasnya tanah," akunya.
Keluarga miskin tersebut berharap ada bantuan berupa bedah rumah. Kondisi kehidupan kakek nenek ini sangat memprihatinkan, mereka hanya berharap uluran tangan dari para dermawan serta pemerintah.