Brilio.net - Nasib enam bocah yatim piatu di Sepinggan Raya, Balikpapan menjadi perbincangan publik dalam satu pekan terakhir ini. Kisah pilu enam bersaudara ini memantik simpati publik setelah kedua orangtuanya meninggal dalam hari yangn sama, Minggu (23/2)
Kisah pilu enam bocah yatim piatu ini diawali ketika Siti Haryati meninggal sesaat melahirkan putri terakhirnya, Safayanti Mardani pada Minggu (23/2). Suaminya, Yaya Mardani, pun turut mengembuskan nafas terakhir menyusul kepergian istrinya sesaat jenazah sang istri dimandikan, hanya berselang 7 jam.
BACA JUGA :
Kisah haru seorang ibu 'bertemu' dengan anaknya yang telah tiada
"Suaminya sepertinya tidak tahan menahan kesedihan sehingga penyakit darah tingginya kumat. Istrinya meninggal pagi hari sedangkan suaminya pada siang hari," ungkap Rusdiana yang merupakan orangtua Siti Haryati.
Yaya dan Siti memang diketahui punya riwayat penyakit tekanan darah tinggi. Dokter kandungan pun kerap mengingatkan Siti Haryati, sedangkan Yaya Mardani rutin meminum obat penurun tekanan darah.
"Dokter sempat mengingatkannya untuk menurunkan tekanan darahnya. Kami memang tidak punya pantangan mengonsumsi berbagai jenis makanan," papar Rusdiana.
BACA JUGA :
Makin religius, ini pesan Angelina Sondakh untuk Aaliyah Massaid
Sehingga, kini Rusdiana otomatis menjadi wali enam cucunya, Ali Mardani (10), Alika Akhira (8), Alifa Alfira (6), Aldo Lila (4), Dira Nawa (2), dan bayi yang masih merah Safayanti. Ibu rumah tangga ini sendirian membanting tulang menghidupi cucu dan anak kandungnya.
"Saya masih punya tanggungan anak berumur 12 tahun. Sedangkan, suami sudah tua dan mulai sakit-sakitan akibat penyakit darah tinggi," tuturnya.
Meskipun begitu, Rusdiana enggan menyerahkan cucunya diasuh orang lain. Memang, semenjak kisahnya viral di media sosial, puluhan orang berdatangan mengajukan diri mengadopsi cucunya.
"Sudah banyak yang menawarkan diri, bahkan Wali Kota Balikpapan bertanya bagaimana saya nantinya memelihara anak-anak ini," ujarnya.
Rusdiana merasa masih mampu berjuang menghidupi anak, cucu, dan bahkan suaminya, Mustofa (55). Pengemudi ojek pangkalan ini akibat sakitnya lebih banyak menghabiskan waktu di kamar. "Sudah tidak bisa apa-apa, komunikasi juga sudah susah," ungkapnya.
Apalagi ada wasiat Siti menitipkan pengasuhan anaknya pada Rusdiana. Ia sepertinya sudah berfirasat buruk jelang kelahiran putri bungsunya.
"Berpesan apa pun terjadi agar diasuh saya di sini. Ini menjadi amal ibadah dan rezeki saya di masa mendatang," kata Rusdiana.
Di samping itu, ada pula janji Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi untuk membantu seluruh biaya pendidikan anak yatim piatu ini pada masa mendatang. Demikian pun puluhan dermawan Balikpapan lainnya silih berganti datang memberikan bantuan.
"Saya diminta wali kota untuk berkomunikasi terus dengan lurah setempat bila membutuhkan sesuatu. Warga juga terus berdatangan memberikan bantuan," sebut Rusdiana.
Sementara ini, dua bocah yatim piatu itu yakni, Ali Mardani dan Alika Akhira sudah bersekolah di SDN 006 Kelurahan Sepinggan Baru Balikpapan. Meskipun prestasi akademisnya biasa, keduanya terkenal sebagai siswa yang riang.
"Normalnya sebagai anak-anak yang lain dari sisi perilaku maupun prestasi akademis," kata Guru SDN 006 Sepinggan Baru Imam Ma'aruf.
Guru SDN 006 Sepinggan turut prihatin dengan kemalangan yang menimpa anak muridnya. Namun demikian, mereka pun meminta mereka agar tidak larut dalam kesedihan.
Apalagi para siswa sekolah dasar Balikpapan sudah dihadapkan ujian tengah semester awal bulan Maret nanti. Sehubungan itu, Ali Mardani dan Alika Akhira diharapkan segera mempersiapkan materi ujian sekolah.
"Sebentar lagi ujian sekolah agar mereka mempersiapkan diri," papar Imam.