Brilio.net - Jika anak tahun 90-an dahulu suka sekali bermain bersama teman-temannya di lapangan, maka lain halnya dengan anak zaman sekarang. Dibanding bermain di lingkungan terbuka, anak sekarang cenderung memilih untuk berada di dalam rumah.
Namun, bukan berarti bahwa hal tersebut lalu mengesankan jika mereka anti-sosial. Nggak gitu juga, sih. Sebab, salah satu alasan dari mengapa mereka betah di rumah tak lain karena saat ini terdapat gadget-gadget canggih. Melalui gadget tersebut, mereka bisa bermain game apapun sepuas mereka.
Sayangnya, para orangtua kerap lalai dalam mengawasi sang anak saat menggunakan gadget. Beberapa orangtua lain bahkan malah membiarkan sang anak bermain game di gadget selama berjam-jam di setiap harinya agar tidak rewel. Para orangtua ini seolah lupa bahwa menatap layar gadget dalam jangka waktu lama dapat membahayakan diri sang anak itu sendiri.
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun asal Hefei, China, ini misalnya. Akibat bermain game selama 10 jam setiap hari sepanjang masa libur sekolah, kedua matanya akhirnya menjadi cacat. Otot penggerak bola matanya mengalami gangguan yang mana kemudian membuat matanya menjadi juling.
BACA JUGA :
Skill tak tertandingi, pria ini main game sambil hafalan Alquran
foto: cehjournal.org
Dilansir brilio.net dari Oriental Daily, Selasa (20/8), sang dokter mengatakan pada sang anak jika ia harus berhenti bermain dengan ponselnya. Akan tetapi, sang bocah mengaku bahwa ia tak bisa berhenti barang sekejap saja.
Ayah sang anak pun kemudian berkata bahwa ketika ia tidak mengawasi putranya, anak tersebut akan mengambil ponselnya dan bermain game selama 10 jam setiap hari.
Tanpa disadari, hal tersebut kemudian menjadi kebiasaan. Hingga pada akhirnya, di suatu waktu ia menyadari bahwa mata putranya terlihat seperti memicing terus menerus.
BACA JUGA :
7 Seleb cantik Indonesia hobi bermain game, skillnya mumpuni
foto: orientaldaily.com
Ketika ia membawa sang anak ke dokter, dokter yang menanganinya pun berkata bahwa mata sang anak juling. Koordinasi otot-otot matanya tak berjalan sebagaimana yang seharusnya.
Sang dokter lalu menjelaskan bahwa ketika anak-anak menggunakan gadget pada usia yang masih sangat muda, itu sama seperti menarik bola mata mereka secara artifisial.