Brilio.net - Kisah seorang bocah bernama Adit di Kediri, mendapat sorotan publik baru-baru ini. Banyak media yang memberitakan tentang remaja tersebut yang rela meninggalkan sekolah demi merawat orang tua. Bagaimana tidak, sebagai anak semata wayang, dia harus mengurus kedua orang tuanya yang mengalami stroke.
Adit yang seharusnya kini duduk dibangku kelas 1 SMP ini tinggal bersama orang tuanya di Dusun Kuningan, Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Tidak cuma kisahnya saja yang menyentuh, tempat tinggal mereka juga terlihat tidak layak.
BACA JUGA :
Bukan kipas atau alat makan, potret souvenir pernikahan ini isinya unik, pengin kasihan tapi gemes
Keluarga tersebut sempat tinggal di sebuah kontrakan di Kabupaten Blitar. Namun memilih pindah ke Kediri untuk mendiami rumah warisan dari orang tua ibunda Adit. Terlihat banyak sekali bagian rumah yang rusak dan harus segera diperbaiki.
BACA JUGA :
Momen ibu suapi makan anaknya sebelum berangkat kerja ini bikin 'wisata masa lalu'
Setelah menjadi sorotan publik, Bupati Kediri, Dhito Pramono memutuskan mengirimkan perwakilan Pemerintah Kabupaten Kediri mengunjungi keluarga tersebut. Dia mengaku tersentuh lewat pemberitaan yang ada. Bersama dinas-dinas terkait, Dhito mencoba membantu Adit dan keluarga, apalagi sang bupati mengatakan bahwa mensejahterakan rakyat merupakan salah satu programnya.
Sambil duduk di kursi roda, ayah Adit mendengarkan perwakilan Pemkab Kediri yang berujar tidak ingin ada kesejahteraan rakyat yang tidak terlayani. Selain itu, pemerintah juga mendorong agar Adit tetap melanjutkan sekolahnya hingga selesai. Dinas yang terjun antara lain Dinas Perkim, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan juga Dinas pendidikan.
"Program masu Pub ini harus benar-benar kita amankan nggih. Karena jangan sampai ada salah satu warga kabupaten Kediri nanti cara kesejahteraannya tidak terlayani dengan baik," ujar Pemkab.
Adit pun tak kuasa menahan tangis pada momen tersebut. Di rumahnya yang sederhana, dia menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemkab yang telah membantu. Momen kunjungan ini di posting di akun Instagram pribadi Bupati Kediri dengan username @dhitopramono.
"Untuk adik Adit, tetap semangat dan terus kejar apa yang menjadi cita-citamu. Karena, langkahmu masih panjang dan perlu kamu gapai dengan keyakinan yang kuat. Kita semua ada bersama Adi," ujat @dhitopramono.
Namun, tindakan dari Pemkab tersebut justru menuai perdebatan netizen. Di samping banyak yang memuji, warganet justru mengkritisi cara penanganannya dari pemerintah setempat. Hanya karena viral, barulah Pemkab bergerak.
Menurut warganet, harusnya penanganan ini sudah tersusun rapi sejak level pemerintah desa. Jadi walaupun ada yang tidak viral, warga tetap merasakan kehadiran pemerintah. Ini juga menjadi bukti berapa tidak terstrukturnya program dalam mensejahterakan masyarakat.
"Another viral based policy. Harusnya udah ada penanganan dari pemdes setempat trus dilanjutkan laporan ke tingkatan pemerintah di atasnya. Malah bupatinya tau dari postingan viral. Bayangin aja, kalau tiap kecamatan ada adit adit lain tapi nggak di tiap kecamatan ada selebgram yang viralin," kata akun @pakwebe.
"kayak gini aja harus nunggu viral dulu baru ditangani,kemarin2 perangkat desa kemana ?? rt rw lurah camat ??," kata revi_3110
"Mantab Mas Bup @dhitopramono. Tapi sebelum ini viral para perangkat desa setempat kemana. Kok jenengan yang harus turun tangan," tulis akun @kimm_bahtera
"Di evaluasi sistem deteksi masalah sosial di level RT RW Desa," komentar akun @yudi.pare
Dari video tersebut diposting hingga artikel ini ditulis, akun @dhitopramono 67,400 penonton. Selain itu terdapat juga ribuan like dan ratusan komentar.
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Hanindhito Pramono (@dhitopramono)