Brilio.net - Memiliki tubuh yang sehat dan proporsional merupakan kebanggaan setiap orang. Selain olahraga, diet teratur dan melakukan banyak aktivitas menjadi salah satu faktor menurunnya kadar lemak dalam tubuh yang dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kegemukan sering disebabkan asupan makanan yang berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan di dalam rumah maupun di tempat kerja.
BACA JUGA :
Pria ini sukses turunkan BB 170 kg, tapi ia malah sedih..
Seperti halnya yang terjadi di sebuah desa di bagian Timur Laut China. Dari hasil penelitian di Eropa, baru-baru ini dijelaskan bahwa dalam kurun waktu 29 tahun terakhir ini tingkat persentase obesitas anak laki-laki dan anak perempuan di Provinsi Shandong meningkat pesat hingga 600%.
Seperti dilansir brilio.net dari Shanghaiist.com, Rabu (3/5) dari 27.840 anak, anak laki-laki yang berusia antara 7 dan 18 tahun, tingkat obesitasnya meningkat hampir 600% dari tahun 1985 hingga 2014, masing-masing 0,03% sampai 17,20%. Sementara di kalangan perempuan meningkat dari 0,2% menjadi 9,11% dalam kurun waktu yang sama.
BACA JUGA :
Wanita ini sukses diet sekaligus sembuh dari kanker ovarium, inspiring
Menurut European Journal of Preventive Cardiology, hasil ini dikatakan terkait dengan latar belakang budaya, makanan, dan kebiasaan aktivitas fisik yang dilakukan. Dari latar belakang budaya artinya anak laki-laki di Provinsi Shandong cenderung lebih banyak menikmati kekayaan keluarganya dan memilih untuk punya ukuran tubuh yang besar dibanding perempuan.
Sebab lainnya, mereka juga sangat suka bermain game, sehingga aktivitasnya lebih banyak terpaku di depan komputer daripada melakukan aktivitas fisik lainnya. Ternyata masalah obesitas tidak hanya terjadi di Shandong. Sebuah jurnal kesehatan, The Lancet menuturkan, China adalah rumah bagi orang-orang paling gemuk di dunia. Bahkan dikatakan melebihi Amerika Serikat, dengan total 89,6 juta orang.
Ini artinya, dari sekian banyak pria yang mengalami obesitas di dunia, terbanyak ada di China. Yaitu sebesar 16,3%. Sedangkan jumlah perempuannya sebesar 12,4%. Oleh sebab itu, sebuah daerah perdesaan tidak boleh diabaikan saat faktor kegemukan mulai melanda. Para ahli di bidang kesehatan dan pembuat kebijakan harus lebih proaktif saat warga desanya mulai banyak yang bertubuh gemuk atau mengarah ke obesitas, kata salah satu peneliti.