BACA JUGA :
Momen haru pria mudik diam-diam beri surprise anak dan istrinya, sopir travel sampai ikutan nangis
Dia juga gagal mendapatkan pekerjaan karena usianya. Sedangkan istrinya, Sarimah Shaari yang berusia 61 tahun yang menderita tekanan darah tinggi, juga kehilangan sumber penghasilannya dari mengupas bawang setelah mereka pindah untuk tinggal di desa.
Seiring dengan ketergantungan mereka pada bantuan JKM, mereka telah bercocok tanam di sekitar gubuk mereka untuk sumber makanan.
"Saya juga menangkap ikan di Sungai Masai menggunakan jaring buatan sendiri dan kami bergantung pada air hujan, sungai, dan terkadang pasokan air bersih dari warga rusun terdekat yang bersimpati kepada kami," ungkapnya.
BACA JUGA :
Kisah pilu pria autis jadi marbot masjid tanpa upah, tak mampu baca tulis tapi lancar baca Alquran
Akibat tak mampu bayar uang sewa kontrakan, pasangan lansia ini memutuskan untuk membangun sebuah gubug. Menariknya, Shuib dan istri membangun gubung tempat tinggal mereka dari bahan-bahan daur ulang. Mereka membangun gubuk kecil di tepi Sungai Masai, Johor, Malaysia, tempat mereka tinggal sejak itu.
"Kami membangun gubuk ini menggunakan bahan daur ulang di tepi Sungai Masai setelah tidak mampu membayar sewa," ungkap Shuib Alna
Selain itu, selama tinggal di gubuk selama 3 tahun, mereka telah menghadapi situasi yang menakutkan termasuk dilanda banjir, badai, petir dan terancam oleh reptil beracun.
Syukurlah, Dewan Agama Islam Johor (MAIJ) telah melangkah untuk membantu karena mereka sedang dalam proses mendapatkan rumah untuk pasangan lansia tersebut. Mereka juga membagikan sejumlah donasi dan barang-barang penting untuk digunakan pasangan tersebut.