Brilio.net - Menjadi abdi negara sebagai seorang polisi memang jadi mimpi banyak orang. Terlebih bagi orangtua yang anaknya memang dari kecil ingin menjadi polisi. Karenanya seleksi yang ketat dan penyaringan kandidat pun berlangsung sengit.
Di media sosial Facebook pada Minggu (3/7) ramai dibagikan video yang memperlihatkan beberapa orangtua tidak terima dengan sistem seleksi calon taruna Akpol di Polda Jawa Barat. Beberapa orangtua peserta seleksi calon taruna Akpol ini mengamuk, karena merasa sistem seleksi yang diterapkan Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charlian yang melakukan Rikkes ulang dan prioritas putra daerah.
BACA JUGA :
4 Fakta unik polwan Korut, di antaranya harus pensiun di umur 26
Kemarahan orangtua peserta semakin memuncak, sesaat setelah Panda (panitia daerah) Polda Jabar, pada Rabu (28/6) di Aula Muryono Mapolda Jabar, mengumumkan bahwa kuota calon taruna Akpol yang akan dikirim ke Semarang dibagi menjadi dua, yaitu putra daerah dan non-putra daerah.
Dalam unggahan di media sosial oleh akun Alwi Husin, dikatakan bahwa untuk putra daerah dari 13 peserta ada 12 orang yang berhasil lolos. Sedangkan non putra daerah dari 22 peserta hanya 11 orang yang lolos dan mengikuti seleksi tingkat pusat di Akpol Semarang, Jawa Tengah. Kebijakan ini diprotes orangtua calon taruna karena sebagian calon taruna yang tadinya berpeluang lolos, menjadi kandas.
Protes ini direspons Mabes Polri dengan mengambil alih proses penerimaan Taruna Akpol 2017 dari panitia Polda Jabar. Asisten Kepala Polri Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) Irjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan, secara otomatis pula Mabes Polri membatalkan keputusan Kapolda Jawa Barat tentang penetapan kuota putra daerah Jawa Barat untuk Taruna Akpol.
Berikut video yang brilio.net kutip dari akun Alwi Husin, Minggu (3/7) terkait ricuhnya penerimaan akpol di Polda, Jabar:
BACA JUGA :
Direkrut jadi polisi, anjing ini diprotes netizen karena terlalu lucu