Brilio.net - Beberapa waktu lalu warganet dibuat heboh dengan beredarnya sebuah rekaman CCTV. Pada tayangan tersebut menampilkan seorang pemuda yang tiba-tiba diringkus dua pria yang diduga anggota kepolisian. Kabar yang beredar di media sosial, anggota polisi tersebut diduga menjebak pemuda yang sedang nongkrong tersebut dengan menuduhnya sebagai kurir narkoba.
Belakangan diketahui kalau pemuda yang ada di rekaman CCTV tersebut adalah AG alias Ade Gunawan. Ia dipaksa meringkuk saat dua anggota polisi membekuknya, Selasa (5/11). Dia ingat betul, saat itu jam 11 malam. Pria berusia tiga puluh tahun itu hanya bisa pasrah saat moncong senapan laras panjang berada tepat di depan wajahnya sedangkan borgol mengikat tangannya.
BACA JUGA :
Detik-detik diduga polisi taruh narkoba ke pemuda lagi nongkrong
"Mana barang kamu?! Ini barang kamu kan?!," ujar AG menirukan ucapan polisi.
Dilansir brilio.net dari merdeka.com, Jumat (8/11), AG menceritakan itu kepada awak media di Mapolsek Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (7/11).
"Saya tidak tahu pak, saya cuma main HP (handphone)," jawab dia pelan bak memohon ampunan.
BACA JUGA :
4 Fakta terbaru meledaknya septic tank di Cakung
AG tak tahu lagi harus berkata apa. Seluruh pengakuan yang sejujur-jujurnya telah diberikan pria bertubuh jangkung ini. Polisi menegaskan dua temuan diduga narkoba di dalam bungkus rokok di sekitar AG.
"Itu bukan barang saya pak," jawab AG lagi pada polisi.
Kepada awak media, AG mengaku tengah dilanda kesialan. Penjaja bakso rumahan ini mengaku hanya ingin menumpang wifi gratis tapi malah diciduk polisi.
"Saya cuma mau numpang wifian pada malam itu. Di warung itu wifinya bisa digunakan, meski sudah tutup warungnya," jelas AG.
foto: liputan6.com
AG menceritakan kondisi malam itu sudah sangat sepi. Tidak ada orang lalu-lalang, warung-warung pun juga tutup. Termasuk warung kopi tempatnya menumpang wifi gratis. Hanya AG yang asyik dengan dunia mayanya.
Atas alasan itu lah AG berani untuk keluar rumah dan berinternet ria. Tak disangka, belum puas internet gratis dinikmatinya, dua anggota polisi menodong dengan senapan laras panjang.
"Saya syok. Jujur saya syok sampai sekarang," ingat dia saat momen dua hari lalu.
AG mengaku trauma. Kebiasaanya numpang wifi gratis pun sudah tak lagi dilakukannya sejak kejadian malam itu. AG harus menahan diri untuk berinteraksi dengan dunia luar pasca malam mencekam tersebut.
"Saya saja tidak tahu kalau ternyata saya saat ini tengah viral akibat insiden yang terekam CCTV, saya baru dikasih tahu karena saya juga sedang lagi tidak pegang HP dulu sekarang-sekarang ini, masih shock aja," tutur AG.
foto: Facebook/munk.guevara.9
Meski berkeras menyangkal tidak mengetahui apa pun terkait temuan narkoba di dalam bungkus rokok tersebut, AG akhirnya pasrah digiring polisi. Demi alasan standar operasional prosedur kepolisian, AG harus ikut dibawa ke markas polisi. AG menyebut polisi menjalankan SOP dengan profesional. Dari mulai interogasi sampai dilakukan tes urin dan pemeriksaan ponsel. Hasilnya, polisi tidak menemukan apa pun terkait operasi penangkapan yang tengah dilakukan.
"Tes urine saya negatif, HP saya dicek juga tapi isinya juga teman dan keluarga saya," kata AG.
Selain itu, AG mengaku dikonfrontir dengan dua terduga tersangka yang sebelumnya telah diamankan yakni pelaku berinisial U dan P. Polisi menanyakan hubungan ketiganya. Mereka tidak saling mengenal. Usai polisi memastikan seluruh proses introgasi selesai. AG pun dibebaskan kurang dari 1 X 24 jam.