Brilio.net - Beberapa waktu lalu media sosial dihebohkan oleh aksi kekerasan yang dilakukan oleh seorang remaja kepada temannya. Remaja SMP di Lebong, Bengkulu itu merundung teman sekolahnya habis-habisan. Aksi disertai kekerasan tersebut membuat geram sejumlah warganet. Aksi yang tak pantas itu direkam sendiri oleh teman pelaku. Dalam video yang beredar, pelaku terlihat berkali-kali memukul dan menendang korban hingga mengenai tubuh dan kepalanya.
Menurut informasi yang diperoleh brilio.net dari Instagram @bengkulu_terkini.id, pelaku kesal pada korban lantaran apa yang diinginkannya tak dipenuhi. Si pelaku meminta rokok pada korban, namun karena korban tidak merokok maka tidak bisa memenuhi keinginan pelaku. Akibatnya, korban pun mengalami luka memar di bagian tubuhnya setelah terkena pukulan dan tendangan berkali-kali dari pelaku.
BACA JUGA :
Gagal ke final Olimpiade pemain India ini diungkit kastanya, miris
foto: Instagram/@bengkulu_terkini.id
"Korban yg saat itu tidak mampu memberi apa yg pelaku inginkan kemudian kepalanya ditendang lalu di pukuli oleh pelaku. Pelaku baru pergi setelah diberikan uang 2500 milik korban padahal uang tersebut adalah ongkos untuk pulang sekolah korban," tulis Instagram @bengkulu_terkini.id.
BACA JUGA :
Curhat guru les soal metode mengajar, hanya beri materi dari YouTube
Usai kejadian tersebut, kepala desa setempat mengatakan akan memberikan sanksi adat untuk memberikan efek jera kepada pelaku.
foto: Instagram/@bengkulu_terkini.id
"Kita juga akan membuat semacam Sanksi adat untuk ke 3 pelaku, dan kita juga akan kasih efek jera ke pelaku. Kita serahkan ke pihak yang berwajib supaya memberikan pembinaan, agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Baik terhadap mereka ataupun orang lain" Kata kepala desa setempat, dikutip dari Instagram @bengkulu_terkini.id.
Aksi kekerasan ini pun ikut disoroti oleh Anggota DPRD Kabupaten Lebong Wilyan Bahtiar S.Ip. Dia mengungkapkan bahwa aksi kekerasan yang terjadi lantaran lemahnya pengawasan orang tua dan guru.
"Jika ini terjadi dalam jam sekolah pastinya guru lemah dalam mengawas, apabila di luar jam sekolah maka orang tua juga lemah dalam mendidik dan mengawas," ujarnya seperti dilansir dari Instagram @bengkulu_terkini.id.
Wilyan Bahtiar juga mengatakan ada baiknya masalah tersebut diselesaikan terlebih dahulu oleh pihak sekolah maupun pihak keluarga.
foto: Instagram/@bengkulu_terkini.id
"Intinya kami menunggu dari Komisi I DPRD Lebong agar penyelesaian ini sesegera mungkin ada penjelasan atau laporan kepada kami," kata Wilyan, kemarin.
Perlakuan ini tentunya bukan untuk dicontoh oleh siapapun, terlebih bagi mereka yang masih dalam pendidikan. Aksi kekerasan akan memberikan dampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental korban.