Brilio.net - Sunat adalah prosedur yang cukup normal dilaksanakan bagi banyak pria. Beberapa melakukannya karena alasan agama, dan yang lain mungkin memilih untuk melakukannya demi kebersihan dan kesehatan organ vital. Namun ada juga kondisi yang membuat seseorang harus menjalani sunat karena alasan medis.
Sama halnya yang terjadi pada bocah berumur 3 tahun ini. Anak laki-laki dari Brasil ini memiliki kondisi yang sering disebut sebagai phimosis atau fimosis. Phimosis merupakan suatu kondisi di mana kulup menjadi sangat kencang, tidak dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis.
BACA JUGA :
Kisah balita di Makassar ditemukan di samping jenazah ibunya
BACA JUGA :
10 Tingkah lucu anak-anak habis disunat ini bikin tepuk jidat
Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada anak laki-laki ketika ia tumbuh dewasa. Jika tidak ditangani dengan benar, akan menyebabkan masalah kebersihan dan fungsi seksual. Cara umum untuk mengatasi ini adalah sunat. Inilah yang menyebabkan Alberthy Camargos, ayah dari bocah itu memilih untuk membawa anaknya untuk disunat oleh dokter ahli di sebuah rumah sakit.
Dilansir brilio.net dari worldofbuzz dan China Press, Kamis (31/10), anehnya, prosesi sunat yang biasanya di Brasil membutuhkan waktu 30 menit menjadi tindakan operasi selama 4 jam. Namun ayah bocah itu tetap percaya penuh pada kemampuan dokter yang menangani proses sunat putranya, dokter Pedro Abrantes. Setelah 4 jam, dokter muncul dengan putranya dan meyakinkannya bahwa semuanya baik-baik saja.
Camargos tidak mencurigai apapun dan mengira proses sunat berjalan lancar dan aman. Lalu ia membawa pulang putranya dan setelah itu sebuah kejutan terjadi. Sampai di rumah, Camargos membuka kain kasa yang membalut organ vital putranya. Tak disangka, Camargos malah terkejut usai melihat seluruh alat kelamin putranya terputus. Syok, dia pun terjatuh dari kursi dan nyaris pingan.
Tak terima, Camargos lalu kembali ke rumah sakit untuk meminta penjelasan dokter. Namun, Camargos malah bertambah syok karena dokter yang mengoperasi putranya telah meninggal karena serangan jantung. Dilaporkan bahwa dokter tersebut memiliki catatan medis yang benar-benar bersih pada masanya bertugas sebagai seorang dokter.
Camargos kemudian merujuk putranya ke rumah sakit lain di mana anak itu di tangani oleh ahli urologi. Untungnya, dokter mengatakan bahwa karena penanganan dilakukan pada tahap awal usai proses sunat, dokter dapat membuat penis realistis yang diperoleh dari kulit bagian lengan atau paha dan menjaga jaringan ereksi. Ini berarti bahwa bocah tiga tahun tersebut memiliki kehidupan seksual yang normal di masa depan.