Brilio.net - Belakangan sosial media tengah ramai oleh viralnya seorang guru muda asal Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Pangandaran. Seorang guru ASN (Aparatur Sipil Negara) muda membagikan keresahannya di media sosial.
Dirinya mengungkapkan adanya dugaan pungutan liar (pungli) di lingkungan Pemkab Pangandaran dan mengaku mendapat intimidasi setelah melaporkannya. Namun, ketika dirinya melaporkan ini ke laman lapor.go.id, dirinya malah mendapat respons negatif dari para ASN lainnya.
BACA JUGA :
Viral momen pengendara motor nyangkut di pohon setinggi 3 meter, penyebabnya diduga karena rem blong
Kini guru muda ini memilih untuk mengundurkan diri karena mendapat banyak tekanan. Guru bernama Husein Ali Rafsanjani itu mengungkapkan kejadian yang dialaminya di akun media sosial miliknya yaitu @Instagram @husein_ar dan akun TikTok @husein_ar.
Menurut Husein, kejadian ini berawal saat dirinya menanyakan soal anggaran yang diminta instansi saat melakukan latihan dasar (latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2020.
BACA JUGA :
Seekor kecoa berkeliaran di red carpet Met Gala 2023, bikin heboh hingga jadi objek foto
foto: TikTok/@husein_ar
Pada momen tersebut, dirinya merasa kebingungan sekaligus keberatan terkait penarikan anggaran yang menurutnya tidak jelas tujuannya. Ia menduga terjadi pungli.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Husein, saya minta maaf kalau jadi perhatian banyak orang. Saya cuma mau menjelaskan detailnya kenapa saya bisa speak up dan bisa berani untuk mengundurkan diri, kata Husein dikutip brilio.net dalam unggahannya pada Selasa (9/5).
Awalnya Husein menjalani latihan dasar sebelum ditugaskan sebagai guru ASN melalui Pemerintah Kabupaten Pangandaran. Saat itu, ia mengaku dimintai uang untuk kegiatan latihan dasar yang berlokasi di Bandung.
foto: TikTok/@husein_ar
Tak berhenti di situ, Husein kembali ditagih uang saat pelaksanaan latsar sebesar Rp 350 ribu. Atas hal itu, dirinya merasa kesal lantaran ketidakjelasan tujuan penarikan anggaran bagi anggota yang mengikuti latsar.
"Awalnya tuh waktu latsar di tahun 2020, setelah kita mendapat surat tugas dengan detail anggaran yang sudah dibiayai negara, tiba-tiba H-seminggu kita disuruh bayar untuk transport, jengkelnya ikut nggak ikut kayak lagi hamil atau sakit itu juga disuruh bayar. Terus waktu lagi latsar tiba-tiba ditagih lagi uang sebesar Rp 350 ribu, terangnya.
Menurut Husein, posisinya bersama teman-temannya yang lain sedang sulit karena tidak punya uang. Belum lagi gaji yang seharusnya menjadi hak, malah belum dibayar selama tiga bulan.
foto: TikTok/@husein_ar
"Walaupun penarikan ini masih under satu juta lah, mungkin bagi beberapa orang bukan seberapa, tapi bagi kita agak berpengaruh gitu. Apalagi waktu itu gaji selama 3 bulan belum dibayar, kata Husen lagi.
Ketika datang ke kantor, Husein mengaku disidang oleh sekitar 12 orang selama enam jam. Di sana ia ditanya-tanya alasannya melapor, dan menjawab karena keberatan penarikan dana yang tidak jelas peruntukannya.