1. Home
  2. ยป
  3. Duh!
10 Mei 2023 12:16

Viral Husein Ali guru di Pangandaran curhat mundur dari ASN usai diintimidasi karena lapor pungli

Guru bernama Husein Ali Rafsanjani secara rinci menjelaskan duduk perkaranya hingga dirinya memilih resign dari ASN Muhamad Ikhlas Alfaridzi

Brilio.net - Belakangan sosial media tengah ramai oleh viralnya seorang guru muda asal Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Pangandaran. Seorang guru ASN (Aparatur Sipil Negara) muda membagikan keresahannya di media sosial.

Dirinya mengungkapkan adanya dugaan pungutan liar (pungli) di lingkungan Pemkab Pangandaran dan mengaku mendapat intimidasi setelah melaporkannya. Namun, ketika dirinya melaporkan ini ke laman lapor.go.id, dirinya malah mendapat respons negatif dari para ASN lainnya.

BACA JUGA :
Viral momen pengendara motor nyangkut di pohon setinggi 3 meter, penyebabnya diduga karena rem blong


Kini guru muda ini memilih untuk mengundurkan diri karena mendapat banyak tekanan. Guru bernama Husein Ali Rafsanjani itu mengungkapkan kejadian yang dialaminya di akun media sosial miliknya yaitu @Instagram @husein_ar dan akun TikTok @husein_ar.

Menurut Husein, kejadian ini berawal saat dirinya menanyakan soal anggaran yang diminta instansi saat melakukan latihan dasar (latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2020.

BACA JUGA :
Seekor kecoa berkeliaran di red carpet Met Gala 2023, bikin heboh hingga jadi objek foto

foto: TikTok/@husein_ar

Pada momen tersebut, dirinya merasa kebingungan sekaligus keberatan terkait penarikan anggaran yang menurutnya tidak jelas tujuannya. Ia menduga terjadi pungli.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Husein, saya minta maaf kalau jadi perhatian banyak orang. Saya cuma mau menjelaskan detailnya kenapa saya bisa speak up dan bisa berani untuk mengundurkan diri, kata Husein dikutip brilio.net dalam unggahannya pada Selasa (9/5).

Awalnya Husein menjalani latihan dasar sebelum ditugaskan sebagai guru ASN melalui Pemerintah Kabupaten Pangandaran. Saat itu, ia mengaku dimintai uang untuk kegiatan latihan dasar yang berlokasi di Bandung.

foto: TikTok/@husein_ar

Tak berhenti di situ, Husein kembali ditagih uang saat pelaksanaan latsar sebesar Rp 350 ribu. Atas hal itu, dirinya merasa kesal lantaran ketidakjelasan tujuan penarikan anggaran bagi anggota yang mengikuti latsar.

"Awalnya tuh waktu latsar di tahun 2020, setelah kita mendapat surat tugas dengan detail anggaran yang sudah dibiayai negara, tiba-tiba H-seminggu kita disuruh bayar untuk transport, jengkelnya ikut nggak ikut kayak lagi hamil atau sakit itu juga disuruh bayar. Terus waktu lagi latsar tiba-tiba ditagih lagi uang sebesar Rp 350 ribu, terangnya.

Menurut Husein, posisinya bersama teman-temannya yang lain sedang sulit karena tidak punya uang. Belum lagi gaji yang seharusnya menjadi hak, malah belum dibayar selama tiga bulan.

foto: TikTok/@husein_ar

"Walaupun penarikan ini masih under satu juta lah, mungkin bagi beberapa orang bukan seberapa, tapi bagi kita agak berpengaruh gitu. Apalagi waktu itu gaji selama 3 bulan belum dibayar, kata Husen lagi.

Ketika datang ke kantor, Husein mengaku disidang oleh sekitar 12 orang selama enam jam. Di sana ia ditanya-tanya alasannya melapor, dan menjawab karena keberatan penarikan dana yang tidak jelas peruntukannya.

Husein lanjut menceritakan, bahwa pihak yang menyidangkan berdalih bahwa anggaran untuk melaksanakan kegiatan tersebut tidak ada, karena dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19.

"Terus mereka beralibi kalau sebenarnya uangnya ada, cuma difokuskan untuk Covid-19. Tapi maaf, walaupun saya masih muda gitu, saya kan nggak bodoh gitu. Saya gini-gini sarjana satu, karena kalau perpindahan uang negara itu pasti ada suratnya. Saya mintalah suratnya untuk nurunin laporan sebelumnya, tuturnya.

Namun setelah ditanyakan demikian, pihak instansi yang menyidang Husein kembali beralasan dengan menyebut anggarannya tidak ada.

"Jadi sebenarnya dananya ada, tapi karena kamu latsarnya perpindahan dari online ke offline jadinya belum disiapkan, lho kok jadi berbeda dari argumen sebelumnya," lanjut Husein.

Husein juga mengaku mendapat ancaman pemecatan kalau laporan yang ia ajukan ke lapor.go.id tidak diturunkan. Para ASN yang menekannya ini beranggapan, laporan tersebut dianggap bisa merusak nama baik instansi.

Setelah itu, ia terus mendapat intimidasi dari pihak instansi termasuk melibatkan banyak orang. Ia akhirnya memilih untuk mengundurkan diri.

"Waktu itu karena diancam saya minta surat pemecatan saja, dari situ pada bingung dan pada ngancam. Saya jadi nggak nyaman. Sekolah saya didatangi, dicari tau masalahnya ada apa, katanya.

"Saya merasa dirugikan, karena diancamnya ke orang lain. Kalau ngancamnya ke saya nggak masalah lah, tapi kalo ke orang lain berat lah, sambungnya.Namun masalah belum selesai. Husein mengaku juga mendapat tindakan yang tidak adil, karena di instansi tersebut terdapat CPNS yang mengambil uang kas. Namun pelaku tidak diproses sebagaimana dirinya.

"Sampai Maret 2022, ada kasus lagi tuh di instansi, CPNS yang ngambil uang kas, tapi kok prosesnya tidak seperti saya, saya disidang kayak koruptor gitu, kesannya saya itu pembunuh. Saya waktu ngelapor itu di grup kabupaten, kalau Husein nggak nurunin laporan SK se-kabupaten nggak akan turun, semua nyerang saya," ungkapnya.

Karena serangkaian tekanan itulah, akhirnya Husein terpaksa mencabut laporannya dan memilih pergi ke Bandung hingga kemudian mengundurkan diri.

"Setahun saya nunggu surat pemecatan nggak keluar-keluar, ya udah saya mengundurkan diri. Saya mohon untuk jangan pernah ada lagi hal semacam ini setelah nanti mungkin saya tidak menjadi bagian dari asn kab.pangandaran," tuturnya.

Sejak saat itu, ia terpaksa mencabut laporannya dan memilih pergi ke Bandung hingga kemudian mengundurkan diri.

foto: TikTok/@husein_ar

"Setahun saya nunggu surat pemecatan nggak keluar-keluar, ya udah saya mengundurkan diri. Saya mohon untuk jangan pernah ada lagi hal semacam ini setelah nanti mungkin saya tidak menjadi bagian dari asn kab.pangandaran," tuturnya.

Dalam video yang diunggahnya, Husein juga men-tag akun Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata dan BKPSDM Pangandaran. "Terimakasih atas pengalamannya, pungkasnya dalam unggahan itu.

Tidak lama setelah diunggah, konten itu lantas jadi perbincangan di dunia maya. Tidak sedikit akun yang meminta agar Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, Mendagri Tito Karnavian, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata turun tangan. Warganet juga memenuhi kolom komentar akun Instagram Jeje Wiradinata terkait hal ini. Unggahan itu sudah disukai lebih dari 76 ribu kali dan dibanjiri lebih dari 4500 komentar.

"Kab. Pangandaran banyak pungutan liar pak? Ini salah satu guru di wilayah bapak @husein_ar, komentar seorang warganet.

"Pak, tolong bersihkan pungutan liar dan korupsi pak," tulis warganet lainnya.

"Pak @ridwankamil . Pak Husein ini guru favorit, guru yang ada bakat di selang waktu menjadi guru, beliau juga ada bakat untuk band dll. Mohon dibantu kasus nya, pernyataannya itu dari hati sehingga tidak sengaja menahan air mata," komentar warganet lainnya.

foto: TikTok/@husein_ar

Belakangan unggahan Husein mendapat tanggapan dari Bupati Pangandaran dan mengundangnya untuk bertemu. Mereka rencananya akan bertemu pada Kamis (11/5) besok. Husein berencana datang sendirian dan berharap tak ada tekanan lagi terhadap dirinya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags