Brilio.net - Kamu tahu rasanya saat sedang tak bekerja tapi masih dihubungi bos atau atasan soal kerjaan? Rasanya pasti ingin cuti dan mematikan ponsel agar libur lebih nyaman kan.
Rupanya nasib nahas dialami seorang pegawai wanita bermarga Wang di China. Wang merupakan seorang manajer toko minuman dari Ningbo, Zhejiang, China. Seperti brilio.net lansir dari World of Buzz, Rabu (19/9), Wang telah selesai bekerja dan sedang di rumah. Saat itu ponselnya berdering karena bosnya mengiriminya pesan dalam obrolan di grup kerja sekitar pukul 10.23 malam.
BACA JUGA :
Ini typo paling fatal yang bikin kamu bertanya-tanya 'kok bisa?'
Dalam pesannya, ia meminta untuk segera dikirimi laporan pendapatan bulan saat itu. Ia juga mengatakan bahwa jika tidak membalas pesannya dalam waktu 10 menit, akan dipecat.
Pada saat itu, Wang sudah tertidur sehingga ia tidak melihat pesannya. Sesuai dengan kata-katanya, bosnya kembali mengirim pesan lain dalam obrolan grup mengatakan bahwa Wang dipecat karena ia tak menjawab dalam waktu yang ditentukan.
Berpikir bahwa bosnya tidak bersungguh-sungguh, ia bekerja seperti biasa. Namun Wang terkejut ketika mengetahui ia benar-benar dipecat dari pekerjaannya karena alasan sepele itu. Selain itu, perusahaannya menolak membayar gajinya untuk bulan sebelumnya.
Marah, Wang memutuskan untuk meminta bantuan dari pengacara karena ia merasa bahwa dipecat tak sesuai prosedur. Setelah mempelajari kasusnya, pengacara mengatakan bahwa perusahaan telah melanggar beberapa peraturan sesuai dengan undang-undang tenaga kerja di China.
BACA JUGA :
Nikahi putri cantik dari keluarga kaya, nasib pria ini berakhir tragis
Sang pengacara mengatakan bahwa setelah Wang selesai bekerja, ia tak perlu menanggapi pesan apa pun setelah bekerja. Jika perusahaan memberi tugas kepada Wang di luar jam kerja, itu akan dianggap lembur dan harus dibayar sesuai dengan peraturan.
Selain itu, diketahui pula Wang mengumumkan bahwa ia hamil sebulan sebelum dipecat dan ini menjadi salah satu alasan bahwa perusahaan memecatnya. Dan tentu saja hal itu melanggar hukum. Para pengacara Wang terus menuntut perusahaan dan mereka akhirnya memberikan kompensasi sebesar Rp 38 juta.