Brilio.net - Dunia kerja adalah tempat paling sibuk bagi semua orang. Di sini kamu bukan cuma dituntut menyelesaikan pekerjaan dengan baik, tapi juga membalas pesan atau chat dari atasan maupun rekan kerja secepat mungkin. Dulu sebelum adanya teknologi yang namanya aplikasi chat, komunikasi terjalin secara langsung maupun via telepon. Namun saat ini berbeda, semua bisa dilakukan cuma lewat smartphone.
Ya, bukan sesuatu hal aneh jika memiliki grup chat kantor di HP masing-masing. Adanya grup ini berguna untuk berkoordinasi tugas yang harus dilakukan, serta berbagi informasi terkait pekerjaan. Bahkan terkadang nggak cukup cuma 1 grup saja, dalam satu kantor bisa terdapat lebih dari 2 grup kantor yang efektif digunakan.
BACA JUGA :
Diduga hoarding disorder, cewek tinggal di kamar kos bak kapal pecah ini bikin nggak habis pikir
Sungguhpun grup chat kantor itu bermanfaat, jika jumlahnya terlalu banyak juga bisa bikin pusing karyawan. Seperti yang dirasakan wanita berusia 33 tahun berikut ini, dia harus meninggalkan grup chat kantor sebanyak 600 ruang obrolan saat memutuskan resign dari pekerjaan.
Brilio.net melansir dari laman The Thaiger, Kamis (25/1), wanita asal Nanchong, Provinsi Sichuan, heboh usai mengungkapkan bahwa dia berhenti kerja dan meninggalkan 600 grup chat kantor.
BACA JUGA :
Kisah nyata bocah Bangladesh sembunyi di kontainer saat main petak umpet, keluar sudah pindah negara
Wanit bernama Tan Ying ini merupakan seorang desainer ritel di sebuah perusahaan real estate. Selama empat tahun Ying bekerja, dia diketahui bergabung dalam lebih dari 600 grup chat kerja. Sewaktu jam kerja, dia harus membalas lebih dari 10 obrolan grup secara bersamaan.
Gara-gara ini, Ying sampai harus membawa laptopnya ketika makan di luar. Ying bertanggung jawab mendekorasi toko di tujuh hingga delapan pusat perbelanjaan. Setiap satu pusat perbelanjaan terdapat ratusan toko, dan satu toko atau gerai memiliki satu grup chat.
"Bahkan saat makan hot pot atau bermain di luar, saya biasanya membawa komputer dan mengikuti pesan grup sepanjang waktu. Selama ada hal-hal yang harus diselesaikan," kata Ying dikutip dari The Thaiger.
Diakui oleh Ying, semua grup chat itu sangat penting untuk kelangsungan pekerjaannya. Itu sebabnya dia tidak berani 'leave group' atau meninggalkan grup. Bahkan untuk sekedar menghapus riwayat obrolan saja dia tidak bisa.
Bicara tentang perasaannya setelah resign dari pekerjaan, Tan Ying mengaku lebih santai, bebas, dan tidak tertekan oleh grup chat tersebut. Sebab, tadinya setiap bunyi notifikasi grup membuat dia sangat takut. Ying bahkan nggak berani untuk sekadar mematikan teleponnya dan berhenti memeriksa grup. Dia takut kehilangan berita penting dan memengaruhi pekerjaan.
Namun, banyaknya pesan grup juga membuat Tang Ying sedikit khawatir. Biasanya, dia akan dengan cepat menelusuri pesan-pesan yang tidak berhubungan di grup, tetapi beberapa orang akan mention dia tentang apa pun, yang membuatnya merasa tertekan.
Butuh waktu sekitar seminggu sebelum akhirnya dia menyerahkan tugasnya kepada pengganti Ying. Dan, butuh waktu 3 setengah jam buat Ying leave group chat kantor yang totalnya mencapai 600 itu.
Akan tetapi, alasan pengunduran dirinya tidak ada sangkut pautnya dengan jumlah grup chat kantor ini. Meski begitu, memiliki banyak grup chat bisa menimbulkan tekanan kerja.
"Sekarang saya merasa jauh lebih santai," pungkas Tan Ying.