Brilio.net - Film adalah salah satu media hiburan masyarakat yang populer sampai kini. Cerita gambar bergerak ini bahkan sudah digandrungi orang-orang di seluruh dunia sejak dulu. Dari yang masih berwarna hitam putih, sampai kini berwarna cerah tanpa cela visualnya. Sempurna.
Namun pernahkah kamu menonton film bisu alias tanpa suara? Kamu pasti akan merasa aneh bukan, jika harus menonton suatu cerita bergambar namun sama sekali tak ada suara yang dikeluarkan dari film itu?
Fakta yang terjadi tapi memang demikian. Selama 40 tahun pertama sejak kelahiran industri perfilman, ternyata belum ada film dengan menggunakan audio atau dialog antar pemainnya. Saat itu penonton hanya bisa menangkap isi cerita film melalui gestur (bahasa tubuh) para pemain film.
Penasaran apa saja film-film tanpa suara itu? Berikut ini adalah 10 film bisu atau tanpa suara terbaik era 1920-an dan sebagian besar sampai saat ini masih diburu file aslinya oleh para kolektor, seperti dilansir brilio.net dari list amaze, Selasa (31/10):
1. Nosferatu, 1922.
BACA JUGA :
5 Foto ini ungkap trik pengambilan gambar pada era film senyap
Nosferatu adalah film bisu Jerman yang dianggap sebagai karya paling berpengaruh dalam industri perfilman. Pada dasarnya Nosferatu adalah film horor tentang kritik Dracula yang pada akhirnya dilarang penayangannya.
Setelah sempat menghilang dari peredaran film ini berhasil dibuat kembali pada tahun 1929 dan menduduki peringkat kedua puluh satu di 'The 100 Best Film of World Cinema'.
2. Gold Rush, 1925.
The Gold Rush sampai saat ini masih menjadi film paling berkesan yang disutradarai oleh Chaplin pada tahun 1925. Film ini sempat mendapat penghargaan bergengsi Best Sound Recording and Best Music saat dirilis ulang pada tahun 1942.
3. Earth, 1930.
BACA JUGA :
Ini 11 film Indonesia lawas yang bikin kamu pengen nonton deh
Disutradarai oleh Alexander Dovzhenko dari Ukraina, pada tahun 1930, Earth menjadi salah satu film bisu terbaik yang diperkenalkan pada abad ke-20. Film ini secara garis besar menceritakan tentang perjuangan kolektivisasi lahan/tanah.
4. The Lodger, 1927.
Dirilis pada tahun 1927, film bisu yang fantastis ini dipersonifikasikan dalam sosok pembunuh berantai yang menargetkan wanita berambut pirang muda.
Disutradarai oleh Alfred Hitchcock, ceritanya dimulai dengan seorang pembunuh berantai di nama London "The Avenger" yang menargetkan wanita muda berambut pirang dan adil pada setiap Selasa malam. Film ini menjadi film yang paling sukses selama Alfred Hitchcock berkarya.
5. Sunrise: A Song of Two Humans, 1927.
Disutradarai oleh sutradara Jerman F W Murnau, film ini dianggap sebagai film bisu bergenre romantis terbaik yang pernah ada. Kisah cinta yang fantastis, di mana sang suami mengejar istrinya untuk tidak menikah karena masalah internal peternakannya tidak berjalan dengan baik.
Alur ceritanya dapat diterima dengan baik oleh para penonton meski film ini tanpa suara. Gestur dan ekspresi wajah para pemainnya yang bikin film ini diapresiasi dunia hingga kini.
6. City Lights, 1931.
City Lights ini disutradarai dan bintangi sekaligus oleh Charlie Chaplin dan menjadi film terakhirnya yang dirilis pada tahun 1931. Film ini pun dianggap banyak penikmat film sebagai film bisu terbaik yang pernah diperankan oleh Chaplin.
Film ini bercerita tentang Chaplin yang jatuh cinta dengan gadis cantik namun buta, serta persahabatannya dengan jutawan pecandu alkohol.
7. The Artist, 2011.
The Artist adalah film Prancis pertama yang memenangkan Best Picture dan Silent Movie terbaik yang pernah dibuat. Meski baru dirilis pada tahun 2011, pembuatan film ini benar-benar dibuat hitam-putih, yang mendapat ulasan yang luar biasa dan terbaik dari naskah aslinya.
Pada dasarnya film yang disutradarai Michel Hazanavicius ini bergenre komedi romantis, yang secara lugas menceritakan tentang kapitalisme seorang bintang film muda untuk melawan hubungan awal film bisu yang lebih tua di Hollywood antara 1927 dan 1932. Hubungan aktor dan aktris ini dibangun melawan talkie.
8. Metropolis, 1927.
Metropolis adalah film fiksi ilmiah terbaik untuk film bisu yang pernah ada. Dibuat oleh sutradara Jerman Fritz Lang, film ini bercerita tentang krisis sosial antara bos dan para pekerja.
Film ini mendapat banyak sensor dan potongan adegan karena beberapa hal, sebelum pada akhirnya dirilis final pada 1927.
9. Passion of Joan dari Arc Carl Dreyer, 1928.
Film ini disebut sebagai film bisu terbaik milik Prancis pada masanya, yang menceritakan tentang ketokohan pahlawan wanita Prancis selama fase Lancastrain, Saint Joan of Arc
Disutradarai Denmark Dreyer, film ini sempat dicampuri oleh dewan sensor perfilman dan pada akhirnya terjadi banyak pemotongan adegan yang dianggap menghilangkan kritik seni film ini. Namun terlepas dari pemotongan banyak adegannya, Passion of Joan dari Arc Carl Dreyer masih dianggap film terbaik yang pernah dibuat sejak 1928.
10. The General, 1926.
The General dianggap sebagai film yang paling bisu yang pernah difilmkan, karena hampir tidak ada suara sejak awal cerita. Film ini adalah keseluruhan inspirasi yang terjadi pada Perang Sipil Amerika.
Film ini berfokus pada aksi, petualangan dan komedi. Menyusul kesuksesannya, versi yang lebih baru juga akhirnya diciptakan oleh sutradara Raymond Rohauer pada tahun 1953.