Brilio.net - Sepuluh film produksi sineas Indonesia akan ikut bertarung di ASEAN Internasional Film Festival & Awards (AIFFA) yang diselenggarakan di Kuching, Malaysia pada 4-6 Mei 2017 mendatang.
Sepuluh film Indonesia yang telah mendaftar itu akan menjadi bagian dari sekitar 100 film dari negara-negara di ASEAN yang memperebutkan berbagai nominasi yang ada. Hal itu menjadi peningkatan bagi Indonesia pada ajang dua tahunan ini, mengingat pada 2015 lalu hanya ada tiga film yang ikut berkompetisi, yakni Soekarno, Sakola Rimba, dan Cahaya dari Timur: Beta Maluku.
BACA JUGA :
6 Film Indonesia ini ambil tema khusus soal pesantren, laris nggak ya?
Berikut 10 film Indonesia yang bakal berkompetisi di AIFFA 2017 seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber.
1. Salawaku.
BACA JUGA :
5 Ikon hantu paling legendaris di film Indonesia, siapa paling serem?
foto: Youtube
Merupakan film yang mengambil latar di Pulau Seram bagian barat, Maluku. Salawaku bercerita tentang Saras yang diperankan Karina Salim, seorang gadis Jakarta yang sedang berlibur. Suatu malam, Saras tak sadar perahunya hanyut hingga ia terbawa arus. Ia kemudian bertemu dengan Salawaku (Elko Kastanya) yang berlayar kabur dari desa demi mencari sang kakaknya yang hilang.
Meski tak begitu laris ditonton, film ini mendapatkan banyak penghargaan. Dari 8 nominasi Festival Film Indonesia 2016, Salawaku meraih 3 Piala Citra untuk kategori Pengarah Sinematografi TerbaikFaozan Rizal, Pemeran Pembantu Wanita TerbaikRaihaanun, Pemeran Anak TerbaikElko Kastanya. Tak cuma itu, film ini juga meraih penghargaan Tokyo Internasional Film Festival (TIFF) 2016.
2. Ziarah.
foto: istimewa
Film karya sineas Yogyakarta ini menggunakan Bahasa Jawa sebagai dialog utamanya. Bercerita tentang sosok Mbah Sri, nenek renta yang ingin mencari makam suaminya. Ia ingin kelak dapat dimakamkan di samping suaminya. Dalam perjalanan itulah ia bertemu dengan orang-orang yang berdialog tentang tanah, yang memperjuangkan tanahnya, dan yang tersingkir dari tanahnya.
Film ini juga masuk dalam nominasi di Piala Citra FFI 2016. Selain itu, film dengan tokoh sentral nenek berusia 95 tahun itu juga telah tampil di festival internasional, di antaranya Salamindanaw Asian Film Festival di Filipina.
3. Turah.
foto: Wikipedia
Selain Ziaran, film Turah juga menjadi film berbahasa daerah yang meraih apresiasi tinggi. Film berbahasa Jawa logat Tegal ini bahkan telah diputar di Bengaluru Internasional Film Festival 2017 di India.
Film ini bercerita tentang kisah nyata di sebuah kampung kecil di dekat sebuah pelabuhan di Tegal. Penduduk setempat rela menjadi buruh tanpa upah dari sang tuan tanah hanya karena diberi izin untuk tinggal di atas tanahnya.
4. Surat dari Praha.
foto: movietard.com
Surat Dari Praha dibintangi Julie Estelle, Tio Pakusadewo, Widyawati, dan Rio Dewanto yang terinspirasi dari kisah kehidupan para pelajar Indonesia di Praha yang tidak bisa kembali akibat perubahan situasi politik Indonesia tahun 1966 pasca Gerakan 30 September.
Film ini mendapatkan enam nominasi di FFI 2016 meski gagal meraih Piala Citra. Selain itu juga menjadi pemenang film terbaik, sutradara terbaik, pemeran utama pria terbaik dan pemeran utama wanita terfavorit di Usmar Ismail Award 2016.
5. Athirah.
foto: Twitter.com/@MilesFilms
Film ini tentu tak perlu diragukan lagi. Film ini merain Piala Citra nominasi film terbaik pada FFI 2016. Dari 10 nominasi, Athirah berhasil membawa pulang enam Piala Citra. Lewat film ini, Cut Mini untuk pertama kalinya berhasil merain Piala Citra Uemeran Utama Terbaik.
6. Ada Apa dengan Cinta 2.
foto: Wikipedia
Film lanjutan kisah Rangga dan Cinta ini juga salah satu film sukses di tahun 2016. Selain ditayangkan di Indonesia, film ini juga tayang di Malaysia dan Brunei Darussalam. Pada FFI 2016, film ini memenangi dua Piala Citra untuk kategori Lagu Tema Terbaik dan Penata Musik Terbaik.
7. Jingga.
foto: Wikipedia
Film yang disutradarai sekaligus diproduseri oleh Lola Amaria ini bercerita tentang empat remaja tunanetra, Jingga, Marun, Nila, dan Magenta, yang membentuk grup musik di SLB tempat mereka bersekolah. Perjuangan membangkitkan kegembiraan Jingga setelah divonis buta menjadi cerita dalam film ini.
8. Sunya.
foto: 21cineplex.com
Film bergenre drama ini mengangkat budaya Jawa. Bercerita tentang tokoh Bejo yang sejak usia lima tahun selalu mengalami kejadian aneh yang berbau mistis.
Rentetan kejadian mulai dari pertemuan dengan peri sampai raksasa buto ternyata berlanjut hingga ia dewasa. Sang nenek sekarat berkepanjangan dan ia harus melakukan upaya non medis demi membuat neneknya tenang.
9. Istirahatlah Kata-kata.
foto: 21cineplex.com
Film tentang Wiji Thukul ini menjadi salah satu film yang sangat ditunggu pada awal tahun 2017. Bercerita tentang sudut pandang penyair yang juga aktivis ini saat dinyatakan hilang, melarikan diri ke Pontianak, Kalimantan Barat, sejak 27 Juli 1996.
10. Super Didi.
foto: Instagram.com/filmsuperdidi
Film ini dibintangi oleh Vino G Bastian, Karina Nadila, Ira Maya Sopha, Mathias Muchus, serta dua bintang cilik pendatang baru Anjanique Reney dan Aviela Reyna. Film drama komedi ini bercerita tentang Arka (Vino G bastian) yang harus menjadi seorang ayah yang mengurusi penuh dua anaknya karena ditinggal sang istri ke Hongkong selama dua minggu. Di situlah merasakan perjuangan merawat anak dari mengantar ke sekolah hingga harus menemani anaknya untuk les balet.
Nah, dari 10 film itu mana yang paling menarik buat kamu?