Brilio.net - Baru-baru ini kabar mengenai superhero Spider-Man menjadi perbincangan hangat. Pasalnya karakter superhero yang banyak digemari ini tak lagi menjadi bagian dari Marvel Cinematic Universe (MCU). Rumah produksi Sony Pictures yang memiliki lisensi Spider-Man tak lagi bekerja sama dengan Marvel Studios yang merupakan bagian dari Disney.
Sontak saja, keputusan tersebut mendapat banyak protes dari para penggemarnya, bahkan mereka menanyakan alasan di balik keputusan tersebut. Beberapa media asing merilis alasan dibalik keluargnya Spider-Man dari Marvel. Beberapa alasan tersebut menyebutkan Sony Pictures menarik keluar Spider-Man dari Marvel Cinematic Universe karena permasalahan pembagian keuntungan.
BACA JUGA :
Spider-Man dinyatakan keluar dari Marvel Cinematic Universe, ada apa?
Spider-Man lebih dulu dipegang haknya oleh Sony Pictures. Presiden Marvel Studios, Kevin Feige, menjembatani Spider-Man masuk ke Marvel Cinematic Universe di bawah payung Disney. Usai Kevin Feige undur diri, Disney mengajukan sistem kerja sama baru terkait produksi film Spider-Man, termasuk pembagian keuntungannya.
Namun Sony Pictures merespons negatif dengan mengajukan alternatif kerja sama lain yang kemudian ditolak Disney. Di sinilah akhirnya akar permasalahan muncul. Kedua belah pihak sadar bahwa Spider-Man merupakan salah satu waralaba paling menggiurkan sejagat.
Berikut ini sejumlah fakta yang dilansir brilio.net dari liputan6.com mengenai pendapatan Spider-Man dari era Tobey Maguire hingga Tom Holland, Kamis (22/8).
BACA JUGA :
10 Pelesetan judul film Spider-Man ini bikin ngakak
1. Tembus USD 1 Miliar.
foto: wegotthiscovered.com
Belum lama Marvel Cinematic Universe fase ketiga ditutup dengan Spider-Man Far From Home. Di mana film mempertemukan Spider-Man dan Nick Fury ini membawa manusia laba-laba ini ke puncak laba teratas.
Tercatat, Spider-Man Far From Home mengumpulkan laba kotor USD 1,09 miliar atau sekitar Rp 15,4 triliun. Film ini lantas bergabung dengan klub 1 miliar dolar yang tahun ini secara eksklusif dihuni produk-produk Disney yakni Avengers Endgame, Aladdin, Captain Marvel, Toy Story 4, dan The Lion King.
2. Menyempurnakan Spider-Man 3.
foto: screengeek.net
Pencapaian fantastis USD 1,09 miliar yang diraih Spider-Man Far From Home berhasil memperbaiki prestasi leluhurnya Spider-Man 3 (2007) karya Sam Raimi.
Film yang dibintangi Tobey Maguire dan Kristen Dunts ini mengantongi laba kotor USD 890 juta atau sekitar Rp 12,4 triliun. Rekor fantastis ini bertahan selama 12 tahun.
Film Spider-Man sesudahnya yang dibintangi Andrew Garfield dan Emma Stone tidak jeblok, namun 'hanya' sampai di level USD 700 juta.
3. Munculnya Venom.
foto: polygon.com
Tak kalah mengejutkan, sosok Venom yang pertama kali muncul sebagai musuh besar Spider-Man di Spider-Man 3 (2007), akhirnya dibuatkan film sendiri. Hal ini lantaran Sony Pictures menyadari keuntungan besar dari karakter Venom.
Akhirnya proyek Venom dirilis pada 2018 dengan Tom Hardy sebagai pemeran utama. Benar saja, Venom yang digarap dengan budget serius, lebih dari USD 100 juta atau Rp 1,4 triliun. Film ini berhasil meraup laba kotor USD 856 juta atau Rp 12 triliun. Tak heran jika DC Comics bikin film biografi Joker, musuh besar Batman.
4. Penghasilan Spider-Man paling rendah.
foto: hollywoodreporter.com
Produk Spider-Man juga sempat mengalami titik terendah dari penghasilannya. Rekor terendah tersebut dipegang film Spider-Man into Spider-verse. Dengan biaya produksi USD 90 juta, film ini membukukan pendapatan kotor 'hanya' USD 375,5 juta atau Rp 5,25 triliun.
Meski demikian, film ini layak diacungkan jempol. Pasalnya awal tahun ini Spider-Man into Spider-verse membawa pulang Piala Oscar Film Animasi Terbaik. Sebelumnya, menang Golden Globe di kategori yang sama.