Brilio.net - Dunia perfilman Indonesia kini semakin berkembang dan menyajikan cerita yang lebih beragam. Salah satu genre film yang selalu menyita perhatian penonton adalah genre horor. Hal tersebut lantaran Indonesia memiliki kekayaan mitos dan legenda yang menarik untuk diangkat sebagai ide cerita film.
Hal tersebut pula yang dilakukan oleh Visinema Pictures lewat film berjudul Susuk: Kutukan Kecantikan. Film ini mengangkat mitos tentang penggunaan susuk yang dianggap cukup familiar di kalangan masyarakat. Tak hanya itu, film ini juga akan menyuguhkan pengalaman menonton yang berbeda lewat setiap adegannya yang mencekam.
BACA JUGA :
Film "Susuk: Kutukan Kecantikan" segera tayang, Jourdy Pranata ungkap kejadian ganjil saat shooting
Film yang akan tayang pada 31 Agustus 2023 ini juga dibintangi oleh sederet aktor dan aktris berbakat Tanah Air mulai dari Jourdy Pranata, Hana Malasan, Ersya Aurelia, dan masih banyak lagi.
Berikut 5 alasan kenapa film Susuk: Kutukan Kecantikan wajib untuk ditonton.
BACA JUGA :
Satu Hari Dengan Ibu, cerita kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah
1. Mengangkat mitos tentang susuk.
foto: Visinema Pictures
Film Susuk: Kutukan Kecantikan mengangkat mitos tentang susuk yang biasa dilakukan dengan cara memasukkan benda asing ke dalam tubuh seseorang untuk mendapatkan suatu kelebihan.
Susuk juga kerap dianggap identik dengan ilmu gaib yang membuat penggunanya sulit meninggal dunia jika susuk tersebut belum dicabut. Film ini juga mengeksplor lebih dalam mengenai penggunaan susuk serta efeknya bagi pengguna dan orang-orang di sekitarnya.
"Banyak orang menggunakan cara instan dengan memakai susuk untuk mendapatkan kecantikan. Fenomena ini yang menarik untuk kita angkat lewat film Susuk: Kutukan Kecantikan beserta segala risiko yang akan dihadapi ke depannya," ungkap Produser, Novi Hanabi.
2. Membawa pesan tentang insecurities.
foto: Visinema Pictures
Nggak cuma mengangkat tentang mitos susuk, sang sutradara juga memberikan pandangan dari sudut pandang perempuan yang kerap mengalami rasa tak percaya diri dengan penampilannya. Akhirnya banyak perempuan yang mengambil jalan pintas menggunakan susuk untuk mendapatkan kecantikan.
"Sebagai sutradara sekaligus perempuan, aku merasa lebih confident dan dekat untuk membawa pesan tentang perempuan ini melalui film. Kita punya budaya nonton film horor yang kuat, jadi aku mau bikin film yang selalu punya ciri khas tersendiri, dan aku mau bawa pesan ini sebagai ciri khas itu," ucap Ginanti Rona.
3. Menyuguhkan sensasi teror mencekam dengan sentuhan gore.
foto: Visinema Pictures
Produser eksekutif film sekaligus CEO Visinema Pictures, Angga Dwimas Sasongko juga membeberkan bahwa film ini bukan hanya menghadirkan sensasi horor, tetapi juga menghadirkan sentuhan gore yang membuat film ini berbeda dari film horor lainnya.
"Film ini menghadirkan mitos yang banyak dipercaya di sekitar kita, cerita yang kuat dan ditambah dengan kualitasnya yang berbeda. Bukan cuma horor, tetapi lengkap dengan teror dan sentuhan gore di dalamnya," terang Angga Dwimas Sasongko.
4. Akting jempolan dari para pemerannya.
foto: Visinema Pictures
Sebelum mulai syuting, para pemeran pun melakukan pendalaman peran dan riset sesuai dengan peran masing-masing. Hal tersebut juga dilakukan oleh salah satu pemeran, yakni Hana Malasan yang memainkan karakter Laras. Dalam film ini, Laras digambarkan sebagai seorang wanita yang bekerja di dunia malam.
Ia mengaku ingin memberikan persiapan yang maksimal untuk film ini, mengingat Susuk: Kutukan Kecantikan adalah film horor pertama yang dibintanginya.
"Untuk memerankan karakter Laras, aku mencoba riset dan datang ke kawasan lokalisasi. Hal ini aku lakukan supaya aku bisa tahu dunia yang ada di sekitar mereka dan merasakan apa yang dirasakan mereka sehingga aku bisa bertransformasi dari sosok Laras menjadi sosok yang mengerikan" ujar Hana Malasan.
5. Pemilihan set lokasi yang menambah kesan mencekam.
foto: Visinema Pictures
Seperti yang diketahui, pemilihan lokasi syuting juga berperan penting dalam sebuah film. Tim film Susuk: Kutukan Kecantikan memilih untuk mengambil lokasi syuting di Gunung Kidul, Yogyakarta yang memiliki latar hutan dan makam yang menyeramkan.
Pemilihan lokasi ini dinilai serasi dengan akting para pemeran yang sebelumnya telah melakukan pendalaman peran dan riset sesuai dengan peran masing-masing.