Brilio.net - Durasi film ini memang singkat, dan cukup simpel. Tapi, sadar nggak kamu kalau film pendek justru paling kompleks?
Di awal perkembangannya, film pendek ini dipopulerkan oleh komedian Charlie Chaplin. Secara durasi, biasanya di bawah 50 menit. Bahkan, tidak menutup kemungkinan hanya 60 detik. Di sinilah tantangannya; bagaimana ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif.
Makanya jangan heran kalau apresiasi terhadap film pendek ini juga luar biasa besar. Di Indonesia sendiri ada banyak pembuat film pendek yang berkesempatan memamerkan karyanya di kacah dunia, dan bertabur penghargaan. Film-film pendek tersebut memenangkan banyak kategori di beberapa ajang bergengsi dan berkesempatan pula untuk diputar dan disaksikan sineas-sineas di seluruh dunia.
Penasaran apa saja? Intip yuk daftarnya berikut ini yang dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (29/9).
1. Little Sister's Chalk.
BACA JUGA :
10 Film Indonesia terlaris satu dekade terakhir, kamu sudah nonton?
foto: vidsee.com
Film pendek Little Sister's Chalk atau dalam bahasa Indonesianya juga berjudul Kapur Ade ini adalah karya Firman Widyasmara. Film animasi yang berdurasi 5 menit ini memenangkan penghargaan utama Gold Award di ajang Viddsee Juree Awards 2016. Viddsee Juree Awards sendiri merupakan ajang kompetisi film pendek Asia dari berbagai genre, dari mulai fiksi, dokumenter hingga animasi.
Film ini menceritakan tentang sepasang kakak beradik yang bermain di tengah kesumpekan kota. Kisah sederhana namun dikemas sedemikian rupa membuat juri internasional terkesima dan jatuh hati pada film ini.
2. Of The Dancing Leaves.
BACA JUGA :
4 Pemimpin daerah ini sempatkan main film saat masih menjabat
foto: youtube.com
Film ini adalah pesaing Little Sister's Chalk di ajang Viddsee Juree Awards 2016. Of The Dancing Leaves karya BW Purba Negara ini meraih Silver Award di ajang tersebut. Film yang mempunyai judul lain Digdaya Ing Bebaya ini terpilih karena visual yang memukau serta penuturan cerita oleh pembuat film dari Yogyakarta tersebut yang apik dan mencuri perhatian.
3. Udin Telekomsel.
foto: youtube.com
Selain dua film di atas, penghargaan Honorable Mention Award juga diraih film pendek Indonesia karya Rein Mayshaelson yang berjudul Udin Telekomsel. Film yang bergenre komedi ini memenangkan kategori tersebut karena unsur yang kuat dalam penuturan cerita serta sangat menghibur.
4. Prenjak.
foto: seaneorealism.com
Film pendek Prenjak karya sutradara muda Indonesia, Wregas Bhanutedja, berhasil memenangkan Leica Cine Discovery Prize di Festival Film Cannes, Prancis tahun 2016. Ia mengalahkan 10 film lain dari berbagai negara yang diputar dalam kompetisi ini.
Film yang berdurasi 12 menit tersebut menceritakan tentang kisah perempuan yang kesulitan ekonomi. Perempuan itu kemudian menjual korek api seharga Rp 10.000 per batang, di mana korek itu dipakai si pembeli untuk mengintip kemaluannya.
5. Some Night.
foto: youtube.com
Film animasi CGI karya Yuditya Afandi yang juga murid SMKN 2 Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengah, mampu menjadi salah satu film yang ditayangkan di channel YouTube CGBros.
CGBros adalah sebuah channel yang mengkurasi karya 3D animation, Behind the Scenes/Making of VFX, Motion Graphic Design, Show Reels, dan Gaming. Channel CGBros juga banyak menampilkan karya 3D CGI dari seluruh dunia.
Film yang berjudul Some Night ini berdurasi 57 detik dan mengisahkan tentang seorang gadis yang sedang menonton film di laptop-nya dan seekor lebah besar jatuh di depannya.
6. Rotasi.
foto: YouTube Rifky Bima Ramadhani
Film pendek buatan sekelompok mahasiswa dari Kota Malang, Jawa Timur ini sukses memikat dewan juri dalam ajang The 5 Minutes Video Challenge, yang waktu itu salah satunya adalah Joko Anwar, sang sutradara kondang Indonesia.
The 5 Minutes Video Challenge sendiri adalah ajang bagi sineas muda untuk unjuk gigi karya film pendeknya. Juara 1 dan 2 dari kompetisi ini berhak mewakili Indonesia di kompetisi internasional.
Nah, kenapa film Rotasi bisa menang? Menurut Joko Anwar, film besutan Hisstory Film tersebut memenuhi unsur-unsur penting yang dibutuhkan dalam film pendek, yakni pembukaan, inti, dan penutup. Mau tahu kerennya film yang digarap Premi Bima (produser) beserta kawan-kawannya ini? Cek video berikut, guys.
Mantap, kan? Nggak heran kalau Rotasi sukses menyabet juara 2 tingkat nasional, menyisihkan 250 film lain di Indonesia. Lantas, Rotasi mewakili Indonesia ke ajang kompetisi internasional, bertemu dengan belasan film pendek lain di Singapura pada 2016 lalu. Kerennya lagi, film ini dinobatkan jadi Grand Winner alias juara pertama dalam The 5 Minutes Video Challenge internasional. Rotasi ngalahin film lain dari Singapura, Tanzania, Australia, Afrika, dan Filipina, lho.
Nah, kamu pun bisa mengikuti jejak film maker Rotasi, lho. Soalnya tahun ini The 5 Minutes Video Challenge kembali digelar. Buat ikutan kompetisi ini, caranya gampang banget. Kamu tinggal submit video pendek berdurasi 5 menit dengan tema "Connecting Lives" buatanmu di sini. Raih kesempatan dapet hadiah total ratusan juta rupiah & mewakili Indonesia di kompetisi Internasional. Pengen karyamu dikenal dunia, kan? Cus, guys!
Ikut bangga kan mendengar kisah para pembuat film muda Indonesia yang mampu mengguncang mancanegara? Kamu juga bisa lho membuat karya film-film pendek berkualitas seperti mereka. Kamu hanya butuh untuk belajar dan berani mencoba.
Selain itu, kamu bisa ikutan kejuaraan video making dalam The 5 Minute Video Challenge, biar semangatmu makin berkobar. Kapan lagi ngekor keberhasilan film pendek 'Rotasi' yang menang The 5 Minute Video Challenge tahun 2016 kemarin?
Mantap, kan? Terus gimana caranya ikutan?
Gampang banget! Kamu submit video pendek berdurasi 5 menit dengan tema "Connecting Lives" buatanmu di sini. Raih kesempatan dapet hadiah total ratusan juta rupiah & mewakili Indonesia di kompetisi Internasional. Tunggu apa lagi? Yuk, buruan ikutan, Sobat Brilio!