Brilio.net - One Night Stand disebut sebagai bukan film romantisbiasa. Dalam film ini, kebahagiaan dan kedukaan dikemas dalam satu hari peristiwa. Film ini mengangkat kisah sedih dan senang yang dijalani Lae (Putri Marino) dan Ara (Jourdy Pranata) secara bersamaan dalam satu hari.
Lae dan Ara kemudian bertemu kemudian bertukar cerita satu sama lain dan kemudian mereka saling jatuh cinta. Namun, ternyata kisah cinta mereka pun tak berlangsung lama. Seperti judul film ini, One Night Stand, masing-masing tokoh yang ditampilkan, mereka harus kembali pada kehidupannya masing-masing.
BACA JUGA :
7 Fakta film Akhirat: A Love Story, mirip cerita hidup Della Dartyan
Film One Night Stand disebut sangat nyambung dengan pengalaman banyak orang di kota-kota besar. Selain punya kehidupan sehari-hari yang diprioritaskan, mereka juga kehidupan lain yang kadang jauh sekali dari yang dibayangkan. Mulai dari soal yang amat privat hingga hal-hal lain yang tak banyak terungkap.
Dirangkum brilio.net dari virtual press conference film One Night Stand pada Kamis (25/11), berikut 7 fakta menarik film One Night Stand.
1. Putri Marino tampil berani.
BACA JUGA :
5 Film Indonesia tayang Desember 2021, Yuni raih piala internasional
Putri Marino cukup tampil berani saat memainkan adegan dalam film ini. Apalagi, saat adegan ciuman yang dengan Jourdy Pranata yang tampil di akhir trailer film. Mereka berdua pun saling terbuka saat melakukan adegan tersebut.
"Nerveous, banget. Bahkan sampai Zoom aja pertama kali kita ketemuan, aku sampai lihat script, lihat kamera. Gimana, nih, panggilnya, apa kakak atau apa? Karena gue, kan, lebih (kayak) adiknya," ujar Jourdy.
"Kita berdua sama-sama mau serius dengan karakter masing-masing. Jadi ya udah, waktu ketemu beneran langsung nyaman, beneran langsung bisa ngobrol, beneran udah gak ada tembok lagi di antara kita," cerita Putri Marino.
2. Disutradarai Adriyanto Dewo.
Film One Night Stand disutradarai Adriyanto Dewo, peraih penghargaan Sutradara Terbaik melalui film Tabula Rasa (2014) di Festival Film Indonesia 2014. Selain itu, pada 2020, ia kembali mendapatkan dua penghargaan lain melalui film Mudik (2020). Para pemain seperti Putri Marino merasa senang bisa bekerja sama dalam satu film dengan Adriyanto Dewo.
"Aku punya mimpi suatu saat nanti aku harus masuk proyeknya Mas Adriyanto Dewo. Dan kejadian sekarang di film One Night Stand. Jadi perasaannya bahagia banget, bangga banget bisa bekerja sama Mas Adri," ungkap Putri Marino.
3. Jourdy Pranata merasa cocok dengan karakter Baskara (Ara).
Dalam pertemuan tersebut, Jourdy Pranata sebagai salah satu pemeran utama merasa cocok dengan karakter Baskara (Ara) yang digambarkan sebagai pria yang sedang mencari jati diri. Selain itu, zodiak Jourdy dan Ara pun sama-sama Capricorn.
"Baskara itu orangnya penurut, dia gak mau bikin orang di sekitarnya sakit hati sama pilihannya dia. Kurang lebih saya begitu juga," jelas Jourdy. Karakter Baskara juga mengingatkan dirinya saat berada di quarter life crisis ketika berusia 25 tahun.
4. Eduwart Manalu menganggap karakter yang diperankannya bukan dia banget.
Dalam film ini, Eduwart Manalu berperan sebagai karakter Edu yang sangat cinta sekali dengan pacar pertamanya. Padahal, pacar pertamanya tersebut sudah pergi dengan lelaki lain.
"Ini lelaki (Edu) sangat sabar sekali ditinggal kekasih (atau) cinta pertamanya, tapi masih sabar menunggu. Kalau saat ini kayaknya gak ada ya," ungkap Eduwart Manalu.
5. Proses syuting hanya sepuluh hari.
Film One Night Stand (2021) berlatar lokasi di Yogyakarta. Tahap produksi yang dibutuhkan pemain dan kru untuk menyelesaikan syuting hanya dalam 10 hari.
Menurut Perlita Desiani, produser One Night Stand (2021), seharusnya mereka mulai praproduksi di bulan Juli 2021. Tapi karena PPKM, terpaksa berhenti. Sedangkan di bulan Agustus 2021, barulah mereka mulai melakukan workshop.
6. Awalnya direncanakan syuting di Tokyo, bukan Yogyakarta.
Perlita Desiani, produser One Night Stand, menyatakan bahwa rencana awal lokasi syuting di Tokyo saat dua tahun lalu direncanakan. Selain itu, Bali dan Lombok juga menjadi pilihan lokasi syuting. Namun, karena pandemi Covid-19 dan segala pembatasan kegiatan, maka Yogyakarta menjadi tempat yang dianggap paling cocok.
"Cuma akhirnya kita memutuskan Jogja, karena Jogja selalu istimewa, sih, buat kita. Jogja memang banyak yang bisa dieksplor juga untuk lokasi. Secara tone dan warna juga cocok dengan ceritanya" ujar Adri.
7. Keunikan film ada pada kekuatan karakter pemain.
Selain itu, Adriyanto Dewo menegaskan bahwa keunikan film yang digarapnya kali ini adalah terletak pada kekuatan karakternya. Karena itu, film ini berusaha sekuat mungkin untuk mengambil tema yang nyambung terhadap pengalaman banyak orang.
"Ada di pemain-pemainnya, sih. Karena karakternya emang masuk di pribadi masing-masing. Kita memang ingin ciptakan dialog-dialog yang cair dan natural," ucapnya.