1. Home
  2. »
  3. Film
29 Juli 2021 23:58

7 Film adaptasi game yang gagal, rating rendah dan rugi miliar rupiah

Kesuksesan game-nya bukan jaminan filmnya juga bakal laris. Suhairi
foto: imdb.com

Brilio.net - Dalam dunia perfilman, adaptasi game menjadi sebuah film adalah hal yang banyak dilakukan oleh sineas. Mereka berharap popularitas game bisa ikut mendongkrak daya tarik filmnya.

Namun, kenyataannya alih wahana semacam itu tidak selalu mudah. Game yang laris sekalipun jika digarap menjadi film dengan tidak maksimal, akan menjadi adaptasi yang sangat mengecewakan. Bahkan, film semacam itu gagal mendatangkan banyak penonton dan diberi rating yang cukup rendah. Rumah produksi yang menggarap film tersebut bisa rugi jutaan dollar AS dan bila dikonversikan dalam rupiah sampai ratusan miliar rupiah.

BACA JUGA :
7 Fakta film horor Don't Breathe 2, kembalinya si buta yang mengerikan


Oleh karena itu, film adaptasi game semacam itu sering dianggap sebagai adaptasi game terburuk. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (29/7), berikut 7 film adaptasi game dengan rating terendah yang mengalami kerugian hingga ratusan miliar rupiah.

1. Doom: Annihilation (2019)

BACA JUGA :
7 Film Hollywood kisahkan teman tapi mesra, dijamin bikin baper

foto: imdb.com

Doom: Annihilation merupakan adaptasi dari seri video game Doom yang dirilis oleh id Sofware. Selain itu, film ini juga menjadi film kedua adaptasi live-action setelah film pertama yang dirilis pada 2005.

Film yang disutradarai oleh Tony Giglio ini bercerita seorang marinir melawan makhluk layaknya iblis yang datang dari Phobos, sebuah satelit alami di luar angkasa. Iblis tersebut muncul dari perangkat teleportasi kuno yang dikenal sebagai "Gates".

Film ini awalnya ditolak oleh Universal 1440 Entertainment pada 2015. Namun, pada 2016 game Doom laris di pasaran dan membuat rumah produksi ini berani untuk mengambil ide cerita ini. Film ini digarap pada April 2018 dan berakhir pada Oktober pada tahun yang sama. Film ini dirilis pada 1 Oktober 2019 secara domestik dan hanya meraih keuntungan USD 75.679. Selain itu, film ini meraih rating 3.7/10 dari 8.423 pengguna yang telah memilih.

2. Street Fighter: The Legend of Chun-Li (2009)

foto: imdb.com

Street Fighter: The Legend of Chun-Li merupakan film aksi seni bela diri yang diadaptasi game pertarungan Street Fighter IV yang dirilis oleh Capcom. Film ini hadir sebagai spin-off nonkanon salah satu tokoh dalam seri game.

Film menghabiskan biaya USD 18 juta dan hanya meraih penjualan sebesar USD 12,8 juta atau rugi sekitar Rp 75 miliar. Selain itu, raihan raihan rating film ini di IMDb hanya 3.7/10 dari 23.318 pengguna yang memilih.

3. In The Name of The King: A Dungeon Siege Tale (2007)

foto: imdb.com

In The Name of The King: A Dungeon Siege Tale merupakan film aksi fantasi yang terinspirasi seri video game Dungeon Siege. Film ini pertama kali tayang di Festival Film Fantastis Brussel pada April 2007 dan dirilis di bioskop pada November 2007.

Film ini menghabiskan anggaran USD 60 juta dan hanya meraih USD 13,1 juta atau rugi sebesar Rp 679-an miliar. Selain itu, rating film ini di IMDb hanya 3.8/10 dari 45.357 pengguna yang telah memilih.

4. DOA: Dead or Alive (2006)

foto: imdb.com

DOA: Dead or Alive merupakan film yang diadaptasi dari game pertarungan Tecmo/Team Ninja seri Dead or Alive. Film yang disutradarai oleh Corey Yuen ini bercerita tentang empat orang perempuan yang diundang untuk ikut kontes seni bela diri. Walau diundaung sebagai saingan, mereka akhirnya saling bekerja sama untuk mengungkap rahasia di balik penyelenggaraan turnamen ini.

Film ini menghabiskan anggaran sebanyak USD 30 juta dan hanya meraih Rp 7,7 juta. Film ini merugi sekitar Rp 323 miliar dari modal yang telah dikeluarkan. Selain itu, film ini meraih rating 4,8/10 dari 43.701 pengguna yang telah memilih di situs resmi IMDb.

5. Bloodrayne (2006)

foto: imdb.com

Bloodrayne merupakan film horor-aksi-fantasi berlatar Rumania abad ke-18. Film yang disutradarai oleh Uwe Boll ini diadaptasi dari video game dengan nama yang sama yang diproduksi oleh Majesco Entertainment dan pengembang game, Terminal Reality.

Film ini merupakan garapan ketiga Boll setelah film House of the Dead dan Alone in the Dark. Seperti nasib dua film sebelumnya, film ini juga mengalami kerugian. Film ini menghabiskan biaya USD 25 juta dan mengantongi pendapatan USD 3,7 juta, artinya merugi setara Rp 308 miliar. Selain itu, film ini juga meraih rating yang cukup rendah dengan poin 2,9/10 dari 34.702 pengguna IMDb.

6. Alone in the Dark (2005)

foto: imdb.com

Alone in the Dark merupakan film horor-aksi yang didasarkan pada seri video game dengan nama yang sama seri Alone in the Dark: The New Nightmare (2001). Film ini menghabiskan modal USD 20 juta dan hanya meraih pendapatan USD 12,7 juta. Film ini merugi USD 7,3 juta atau sekitar Rp 105 miliar. Selain itu, film ini pun meraih rating yang cukup rendah di IMDb dengan poin 2,4/10 dari 42.519 pengguna yang telah memilih.

7. House Of The Dead (2003)

foto: imdb.com

House Of The Dead merupakan film horor-aksi yang diadaptasi dari waralaba video game dengan judul yang sama yang dirilis oleh Sega. Film ini mengambil latar pulau fiksi yang dipenuhi zombi dan banyak orang yang terkurung di pulau tersebut.

Film ini menghabiskan anggaran sebanyak USD 12 juta dan meraih pendapatan USD 13,8 juta. Setidaknya, dari segi komersial masih meraih sedikit keuntungan. Tetapi, film ini hanya mendapat rating 2.1/10 dari 36.415 pengguna IMDb.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags