1. Home
  2. »
  3. Film
26 Agustus 2021 05:32

7 Film Hollywood kisahkan korban bullying, terbaru Good Joe Bell

Film tersebut mengisahkan dari sisi korban yang tak berdaya dan kalah Suhairi
foto: imdb.com

Brilio.net - Bullying atau perundungan merupakan tindakan yang dapat membuat korbannya trauma seumur hidup. Bullying merupakan tindakan yang merendahkan martabat orang lain dan bisa berakibat fatal atas kehidupan orang lain. Beberapa korban bullying memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri karena tidak tahan lagi menahan cemoohan orang lain.

Sementara itu, para pelaku perundungan sering kali lahir dari lingkungan yang memang tidak mendukung dirinya menjadi orang baik. Ia lahir dari lingkungan yang disfungsional dan tidak mengerti mana yang merupakan penghinaan dan penghargaan. Hal ini membuat pemberantasan kasus perundungan di hampir semua lingkungan mesti mengawal para korban sebagai pelaku. Sebab, sering kali pelaku tidak tahu bahwa apa yang dilakukannya berakibat fatal bagi orang lain.

BACA JUGA :
11 Potret detail rumah Arbani Yasiz, koleksi gundam-nya curi perhatian


Film yang mengangkat tentang kasus perundungan sudah sering dilakukan, salah satunya film Hollywood. Film-film tersebut mengisahkan dari sisi korban yang tak berdaya dan kalah. Korban tersebut lalu memilih untuk bunuh diri. Namun, ada juga korban yang bangkit melawan para pelakunya dan berusaha menyadarkan bahwa apa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan yang bisa membahayakan orang lain.

Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber Kamis (26/8), berikut 7 film Hollywood yang mengisahkan korban bullying.

1. Good Joe Bell (2021)

BACA JUGA :
9 Gaya pemain Ikatan Cinta di acara Drama Musikal, Arya-Amanda disorot

foto: imdb.com

Good Joe Bell mengisahkan pengalaman Joe Bell (Mark Wahlberg) atas ketidakmampuannya menunjukkan dukungan kepada anaknya, Jadin (Reid Miller) yang mengaku sebagai gay. Jadin merupakan salah satu siswa SMA yang menjadi pemandu sorak di sekolahnya. Namun, karena pemandu sorak selalu diidentikkan dengan perempuan, Jadin sering menjadi sasaran perundungan dan intimidasi dari para atlet sekolah. Hal itu kemudian membuat Jadin stres dan ingin mengakhiri hidupnya.

Joe Bell bukan tanpa usaha untuk membela anaknya. Ia sudah mendatangi pihak sekolah untuk memprotes perundungan tersebut. Namun, pihak sekolah memilih diam dan Joe Bell tidak bisa melakukan apa-apa.

Setelah Jadin melakukan hal buruk dengan mengakhiri hidupnya sendiri, Joe Bell pun memutuskan untuk berjalan kaki melintasi berbagai negara untuk mengampanyekan bahaya perundungan atau pembullyan. Hal tersebut dapat membuat jiwa seorang remaja hancur dan merasa tidak ada artinya hidup di dunia yang tak membuatnya tenang.

2. Wonder (2017)

foto: imdb.com

Wonder merupakan film yang diangkat dari novel bestseller karya R.J. Palacio yang menceritakan Auggie Pullman (Jacob Tremblay) yang lahir dengan kelainan wajah atau mengidap sindrom Treacher Collins. Film yang disutradarai oleh Stephen Chbosky ini menampilkan Auggie yang mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya di sekolah. Sebelumnya, ia sudah menjalani 27 kali operasi berbeda untuk dapat melihat, mencium, berbicara, dan mendengar.

Sebab kondisi tersebut, sejak kelas 1-4, Auggie Pullman bersekolah di rumah. Namun, saat menginjak ke kelas 5, orang tuanya pun memutuskan untuk bersekolah di sekolah formal agar Auggie dapat berinteraksi dengan orang lain. Namun, hal ini tidak mudah. Sejak pertama kali masuk ke sekolah, Auggie dikucilkan dan mengalami perundungan yang dilakukan oleh teman kelasnya.

Film ini berakhir dengan happy ending saat upacara kelulusan. Auggie meraih Medali Henry Ward Beecher atas kekuatan dan keberaniannya sepanjang tahun ajaran. Dalam kesempatan tersebut, Auggie menyampaikan nasihat kepada semua para hadirin. "Bersikaplah baik, karena semua orang berjuang keras."

3. A Girl Like Her (2015)

foto: imdb.com

A Girl Like Her mengisahkan sekelompok tim dokumenter sekolah yang mengulik kehidupan Avery Keller (Hunter King), setelah mengintimidasi Jessica Burns (Lexi Ainsworth). Intimidasi tersebut membuat Jessica hendak mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara meminum obat yang ada di lemari ibunya. Jessica pun harus dilarikan ke rumah sakit dan kabar tersebut dengan cepat sampai di sekolah.

Tim dokumenter tersebut berhasil merekam kehidupan Avery dengan persetujuannya dan menemukan bahwa ia berasal dari keluarga yang disfungsional dan cenderung mendominasi orang lain. Selain itu, dominasi tersebut berlanjut pada tindakan intimidasi yang dilakukan kepada semua teman-temannya.

Film ini menggambarkan bagaimana seorang pelaku pembullyan lahir dari keluarga yang juga bermasalah. Sialnya, masalah yang dialami oleh pelaku pembullyan ini sering kali tidak disadari oleh pelaku sendiri.

4. Cyberbully (2015)

foto: imdb.com

Cyberbully mengisahkan kehidupan Casey Jacobs (Maisie Williams), seorang gadis remaja tipikal yang menjalani hidupnya secara online. Casey selalu bermain dan bahkan hidup di depan layar komputer yang amat mengikatnya. Sampai suatu ketika, ia mengalami cyberbully atau perundungan di internet oleh seseorang dengan akun anonim.

Akun Twitter Alex, temannya, diretas oleh orang tak dikenal dan akun tersebut menghina hal tak pantas mengenai kehidupan teman-temannya sendiri. Hal ini kemudian ia sadari dari bahasa yang digunakan akun Twitter tersebut tidak seperti biasanya saat Alex mengirim pesan.

Sampai suatu ketika, datang kembali seorang dengan akun anonim yang mengaku sebagai penggemarnya. Namun, ia juga mengaku memiliki foto telanjang Casey dan mengancam akan menyebarkannya. Hal lain yang baginya juga mengerikan saat akun anonim tersebut mengungkapkan rahasia-rahasia teman-temannya di media sosial. Film ini mengungkapkan bagaimana doxing atau sebuah tindakan berbasis internet untuk meneliti dan menyebarluaskan informasi pribadi seseorang secara publik tanpa persetujuan.

5. The Duff (2015)

foto: imdb.com

The Duff merupakan film drama komedi Amerika yang mengangkat isu bullying secara santai. Film ini mengisahkan Bianca yang tiba-tiba mendapat julukan Duff dari seorang laki-laki di kelasnya. Duff (Designated Ugly Fat Friends) merupakan sebutan bagi seorang anak perempuan yang tidak populer, tidak cantik, dan tidak menarik dari semua anggota kelas.

Bianca kemudian mencoba melawan cibiran tersebut walau akhirnya ia tidak punya teman sama sekali. Bianca tampil untuk melawan kesewenangan yang dilakukan oleh teman-temannya terhadap dirinya.

Bianca dalam film ini mengajarkan bahwa korban bullying di sekolah bisa juga bangkit dan lepas dari jeratan perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya di sekolah. Sebab baginya, ia harus tetap hidup dengan aman tanpa rasa takut dari sebutan aneh teman-temannya.

6. Unfriended (2014)

foto: imdb.com

Film Unfriended menjadi salah satu film bertema bullying yang berbeda dengan balutan kisah misteri. Dikisahkan, enam sahabat kaget luar biasa ketika mereka menerima pesan dari salah satu almarhum teman mereka saat video-chatting. Mereka pikir itu hanyalah lelucon, sampai peristiwa-peristiwa aneh mulai terjadi.

Akun tersebut tampil secara misterius dengan akun Billie227 yang mengaku bernama Laura, korban bully yang tewas bunuh diri setahun sebelumnya. Akun tersebut membeberkan semua orang yang telah menjadi pelaku atas pembullyan yang mengakibatkan Laura bunuh diri. Film ini menceritakan bagaimana pelaku pembullyan tidak bisa lepas begitu saja dan mereka harus bertanggung jawab atas kejahatan yang mereka lakukan.

7. Bully (2011)

foto: imdb.com

Bully bisa menjadi film yang akan mengaduk perasaan penontonnya sekaligus ingin berbuat sesuatu atas kelima nasib remaja anak sekolah yang menjadi korban pembullyan di sekolah. Dalam film ini, kelima remaja tersebut terus mengalami pembullyan secara verbal sekaligus intimidasi secara fisik.

Hal yang bikin miris, dua di antara lima orang tersebut memilih bunuh diri karena sudah tidak kuat dengan beban psikologis yang ditanggungnya atas perundungan yang mereka alami. Film ini menampakkan bagaimana pihak sekolah yang menjadi pengawas dalam proses mengajar tidak berbuat apa-apa ketika ada korban perundungan. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat belajar yang aman dan nyaman, dicederai oleh tindakan pembullyan yang seolah tidak ada habisnya.


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags