Brilio.net - Media sosial ini sudah menjadi bagian dari masyarakat hampir di seluruh dunia. Fungsi media sosial pun beragam, mulai dari bertukar informasi hingga tempat eksis. Banyak orang mengekspresikan dirinya di media sosial dengan beragam rupa. Mulai dari yang sesuai norma hingga batas yang melampauinya.
Namun, di balik berbagai perayaan tersebut, ada banyak bahasa yang meliputi para pengguna media sosial. Mulai dari bertemu orang yang bermaksud jahat hingga penyalahgunaan data pribadi.
BACA JUGA :
11 Film rekomendasi Netflix berdasarkan kisah nyata, penuh haru
Hal inilah yang kemudian membuat beberapa film Netflix ini menghadirkan bagaimana media sosial menjadi jalan berbahaya bagi penggunanya. Film ini menampilkan berbagai kemungkinan dan di antaranya pernah terjadi di dunia nyata dan banyak merugikan orang lain.
Dirangkum Brilio.net dari berbagai sumber Selasa (19/4), berikut 7 rekomendasi film Netflix tentang bahaya media sosial, perlu hati-hati.
BACA JUGA :
11 Film Netflix kisah detektif, ungkap kasus pembunuhan misterius
The Tinder Swindler menceritakan tentang bahaya media sosial yang dilakukan melalui aplikasi kencan Tinder. Film ini mengisahkan Shimon Hayut, seorang pria Israel yang melakukan perjalanan keliling Eropa dan menampilkan dirinya sebagai putra mogul berlian Rusia-Israel Lev Leviev alias Raja Berlian.
Shimon menggunakan aplikasi kencan Tinder untuk menghubungi wanita sebagai Simon Leviev, dan menipu mereka untuk meminjamkan uang kepadanya yang tidak akan pernah dikembalikan.
Dia akan memikat wanita dengan hadiah mewah dan mengajak mereka makan malam dengan jet pribadi menggunakan uang yang dia pinjam dari wanita lain yang sebelumnya dikelabui. Diperkirakan dia menipu $ 10 juta dari orang-orang di seluruh dunia yang pernah ditemuinya.
2. The Social Dilemma (2020).
The Social Dilemma merupakan rekomendasi film Netflix tentang bahaya media sosial yang mengisahkan apa saja di balik media sosial. Film ini menyusuri bagaimana desain media sosial memelihara kecanduan, memanipulasi pandangan, emosi, perilaku, menyebarkan teori konspirasi serta disinformasi, dan memaksimalkan keuntungan bagi penyedia platform.
Film ini juga mengkaji isu pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental (termasuk kesehatan mental remaja dan meningkatnya angka bunuh diri remaja).
Film ini menampilkan wawancara dengan banyak mantan karyawan, eksekutif, dan profesional lainnya dari perusahaan teknologi papan atas dan platform media sosial seperti Facebook, Google, Twitter, dan Mozilla.
Orang-orang yang diwawancarai ini memanfaatkan pengalaman utama di perusahaan mereka untuk membahas bagaimana platform semacam itu telah menyebabkan konsekuensi sosial, politik, dan budaya yang bermasalah dan negatif.
Film ini juga mengkaji bagaimana platform media sosial telah mempengaruhi penyebaran berita palsu dalam beberapa tahun terakhir. Wawancara ini disajikan di samping dramatisasi skrip dari kecanduan media sosial remaja. Dramatisasi ini menarik perhatian pada meningkatnya kekhawatiran radikalisasi anak muda di internet.
3. The Great Hack (2019).
The Great Hack merupakan rekomendasi film Netflix tentang bahaya media sosial terkait skandal data Facebook Cambridge Analytica. Film ini berkisah tentang Profesor David Carroll dari Parsons dan The New School, Brittany Kaiser (mantan direktur pengembangan bisnis untuk Cambridge Analytica), dan jurnalis investigasi Inggris Carole Cadwalladr. Kisah-kisah mereka terjalin untuk mengekspos karya Cambridge Analytica dalam politik berbagai negara, termasuk kampanye Brexit Inggris dan pemilihan umum Amerika Serikat pada 2016.
Eighth Grade merupakan rekomendasi film Netflix tentang bahaya media sosial yang mengisahkan Kayla Day, seorang gadis introvert dan harus berjuang melalui situasi sosial yang dihadapi. Dia juga harus melalui masa-masa akhir kelas delapannya sebelum menuju ke sekolah menengah atas.
Kayla kemudian mengekspresikan dirinya melalui YouTube. Hal itu dia lakukan untuk melewati masa-masa suramnya. Konten YouTube tersebut berisi vlog tentang bagaimana membangun kepercayaan diri, menjalin pertemanan dan menjadi dewasa. Dia berpura-pura melakukan hal tersebut yang mana sulit dilakukan di dunia nyata. Namun, dia melakukannya sekaligus untuk memotivasi dirinya.
5. The American Memes (2018).
The American Meme merupakan film Netflix tentang bahaya media sosial yang mengeksplorasi jejak online. Selain itu, film ini juga berkisah di balik layar dari empat selebriti media sosial yang masing-masing menggunakan platform online untuk mendapatkan pengikut dan menjadi 'influencer' di era digital.
Film dokumenter ini mengangkat gagasan keterasingan modern di bawah kapitalisme dan mengeksplorasi berbagai materi, beragam seperti Paris Hilton, Josh Ostrovsky, Brittany Furlan dan Kirill Bichutsky yang naik ke ketenaran.
Selain itu, film ini juga menampilkan strategi untuk mempertahankan pengaruh di ruang media sosial dan kesulitan dalam mempertahankan pengaruh tersebut serta penggunaan media sosial sebagai sumber pendapatan.
6. Men, Women & Children (2014).
Men, Women & Children menceritakan tentang bahaya media sosial, sekumpulan siswa SMA dan orang tua mereka dalam usaha menjalani hidup dengan bantuan fasilitas internet yang mudah diakses. Internet tanpa mereka sadari mengubah gaya berkomunikasi mereka, cara mereka mencitrakan dirinya, sampai ke kehidupan asmara mereka.
Men, Women & Children akan menelanjangi isu sosial tentang pergeseran nilai-nilai di masyarakat. Munculnya budaya nge-game, anoreksia, hasrat ingin tenar, dan maraknya konten vulgar tak bisa dilepaskan dari semakin mudahnya masyarakat mengakses internet.
7. Terms and Conditions May Apply (2013).
Terms and Conditions May Apply menceritakan tentang bahaya media sosial yang mengisahkan penyalahgunaan data pribadi yang dilakukan perusahaan atau pemerintah. Hal ini terjadi saat pengguna media sosial atau sebuah aplikasi meng-klik sebuah perjanjian yang cukup panjang sebelum bisa mengakses aplikasi yang akan digunakannya.
Dalam film tersebut, sutradara/narator Cullen Hoback membahas bahasa yang digunakan dalam perjanjian layanan pengguna dan bagaimana penyedia layanan online mengumpulkan dan menggunakan informasi pengguna dan pelanggan.
Terms and Conditions May Apply mengkritik perusahaan seperti Facebook, Google, dan LinkedIn karena memiliki kebijakan privasi atau persyaratan layanan buruk dan menyesatkan.
Aplikasi tersebut menggunakan bahasa yang tidak ramah pengguna dalam dokumen panjang dan memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan informasi pengguna dan memberikannya secara legal kepada pihak ketiga. Selain itu, film ini bertujuan untuk memperingatkan orang-orang tentang risiko mengklik "Saya Setuju".