Brilio.net - Kisah seseorang yang berpengaruh, biasanya diabadikan dalam bentuk biografi. Biografi tersebut tak hanya menceritakan kisah hidupnya dari lahir sampai meninggal dunia, melainkan juga sumbangsih dalam sejarah.
Hal semacam itulah yang dihadirkan dalam film Korea yang diangkat dari biografi. Film-film tersebut menampilkan perjuangan para tokohnya saat menghadapi persoalan pelik.
BACA JUGA :
7 Film Korea angkat kisah kemiskinan, penuh cerita miris dan tragis
Film-film tersebut hadir dengan nuansa politik dan berbagai perjuangan hidup yang menjadi bagian dari sejarah Korea Selatan.
Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber Rabu (6/7), berikut 9 film Korea yang diangkat dari biografi, penuh perjuangan hidup.
1. The Man Standing Next (2020).
BACA JUGA :
11 Rekomendasi film Korea tentang dunia olahraga, penuh kompetisi
foto: imdb.com
The Man Standing Next merupakan film Korea yang diangkat dari biografi Presiden Park dan Park Yong-gak saat Korea Selatan mengalami transisi perjuangan demokrasi. Film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama ini menggambarkan saat Korea Selatan berada di bawah kendali Amerika Serikat secara politik pada menjelang akhir 1970-an.
Saat itu, Korea Selatan berada di bawah kendali mutlak President Park yang mengendalikan KCIA, badan intelijen yang punya koordinasi langsung Amerika. Film ini menampilkan manuver politik tingkat tinggi para elite Korea Selatan yang menjadi penanda meletusnya gerakan demokrasi dan beberapa kerusuhan di Korea Selatan.
2. The Drug King (2018).
foto: imdb.com
The Drug King merupakan film Korea yang diangkat dari biografi Lee Doo-sam, seorang penyelundup narkoba terkenal di Busan pada era 1970-an. Doo-sam awalnya adalah anggota faksi Chilsung di Busan dari Provinsi Hwanghae.
Namun, pada awal 1970-an, ia menyelundupkan berlian dan produk lainnya, termasuk narkoba pada tahun selanjutnya. Semua barang tersebut didistribusikan di wilayah domestik dan diekspor ke Jepang. Hal ini pun lantas membuat Doo-sam kaya dari bisnis tersebut.
3. Anarchist from Colony (2017).
foto: imdb.com
Anarchist From Colony merupakan film Korea yang diangkat dari biografi Park Yeol (Lee Je-hoon), seorang anarkis dan revolusioner saat mengorganisir kelompok anarkis Heukdohoe. Mereka berencana untuk membunuh Putra Mahkota Jepang Hirohito selama pemerintahan kolonial Jepang di Semenanjung Korea. Film ini juga menyoroti hubungan antara Park dan kekasihnya Fumiko Kaneko (Choi Hee-seo), seorang nihilis Jepang yang bersimpati dengan orang Korea yang tertindas di bawah kekuasaan Jepang.
Park Yeol adalah pemimpin kelompok anarkis Bulryeongsa, yang memiliki 14 anggota Korea dan lima anggota Jepang. Dia tampak seperti pemuda yang santai, berani, dan tidak patuh yang tidak pernah menyusahkan orang lain. Pasangannya Fumiko adalah wanita yang kuat dan cerdas yang tampak positif dengan selera humor, meskipun dia dipenjara dengan kekasihnya
4. The Last Princess (2016).
foto: imdb.com
The Last Princess merupakan film Korea yang diangkat dari biografi Putri Deokhye setelah dipaksa pindah ke Jepang pada usia 13 tahun oleh Pemerintah Kekaisaran Jepang dan usahanya untuk kembali ke Korea. Putri Deokhye kemudian bertemu dengan Kim Jang-han, seorang perwira tentara Jepang yang juga merupakan bagian dari gerakan kemerdekaan Korea.
Kim Jang-han merencanakan operasi rahasia untuk memindahkan Deokhye dan saudara laki-lakinya Yi Un ke Shanghai, situs Pemerintahan Sementara Republik Korea. Upaya ini gagal setelah Han Taek-soo mengetahui rencananya. Mereka kemudian terpisah dan kehilangan kontak dalam situasi perang. Putri Deokhye kemudian dipaksa menikah dengan Pangeran S Takeyuki pada 1931, dan menderita skizofrenia setelah melahirkan putri mereka pada tahun berikutnya. Kim menjadi reporter surat kabar dan akhirnya menemukan Deokhye di rumah sakit jiwa Jepang, beberapa dekade setelah mereka berpisah. Setelah melakukan beberapa usaha, Kim Jang-han bisa membawa Deokhye kembali ke tanah airnya pada 1962.
5. The Treacherous (2015).
foto: imdb.com
The Treacherous merupakan film Korea yang diangkat dari biografi Pangeran Yeonsan. Ia dikenal sebagai raja terkejam dalam sejarah dinasti Joseon. Selain itu, Pangeran Yeonsan melakukan pembantaian massal terhadap semua orang yang mengancam kekuasaannya dan menangkap ribuan wanita untuk dijadikan penghibur istana. Masa itu dikenal sebagai masa terburuk dalam sejarah kerajaan Korea.
6. The Admiral: Roaring Currents (2014).
foto: imdb.com
The Admiral: Roaring Currents merupakan film Korea yang diangkat dari biografi Laksamana Joseon Yi Sun-sin saat berhasil memenangkan perang laut Pertempuran tituler Myeongnyang sekitar tahun 1597.
Yi Sun-sin hanya memimpin 12 kapal, yang tetap berada di bawah komandonya, menuju kemenangan heroik melawan armada 333 kapal Jepang yang menyerang Dinasti Joseon. Film ini berakhir dengan kemenangan Laksamana Joseon Yi Sun-sin dan berhasil meraih penonton yang banyak dalam waktu yang singkat saat penayangan perdananya.
7. The Face Reader (2013).
foto: imdb.com
The Face Reader merupakan film Korea yang diangkat dari biografi Nae-gyeong, pembaca wajah paling terampil di dinasti Joseon. Ia hidup dalam pengasingan ketika ditawari kerja sama menguntungkan oleh Yeon-hong, seorang gisaeng.
Tawaran tersebut kemudian diterima dan membawa Nae-gyeong dalam sebuah kasus pembunuhan. Ia berhasil mengidentifikasi wajah seorang pembunuh. Reputasinya tersebut sampai pada Raja Munjong dan diperintah untuk membaca wajah para pekhianat kekuasaannya. Saat Raja Munjong meninggal dunia, Nae-gyeong menjadi suksesi yang melaksanakan titah sang raja.
8. National Security (2012).
foto: imdb.com
National Security merupakan film Korea yang diangkat dari biografi Kim Jong-tae, seorang aktivis demokrasi saat diculik dan disiksa oleh inspektur polisi nasional Lee Geun-an. Peristiwa tersebut terjadi selama 22 hari pada 1985 di bawah rezim Chun Doo-hwan. Kim Jong-tae dibawah polisi dan diinterogasi khusus di Namyeong-dong, sebuah distrik di pusat kota Seoul yang identik dengan tempat penyiksaan politik.
Selama tiga hari pertama dia tidak diperbolehkan makan atau tidur dan disuruh menulis esai lengkap tentang hidupnya hingga saat ini. Pada hari selanjutnya, beragam penyiksaan terus dilakukan dengan berbagai cara yang tak manusiawi dan bahkan menimbulkan trauma bagi Jong-tae.
9. Marathon (2005).
foto: imdb.com
Marathon merupakan film Korea yang diangkat dari biografi Cho-won, seorang penyandang autisme dan hanya bisa merasakan kebebasan ketika berlari. Ia tinggal bersama ibunya yang sangat protektif Kyung-sook (Kim Mi-Sook) dan adik laki-lakinya (Baek Sung-hyun), yang terkadang membenci perhatian berlebih yang diterima kakak laki-lakinya. Melalui sekolah khusus dan mengambil bagian dalam kegiatan fisik, Cho-won telah menyesuaikan diri dengan relatif baik ke dalam masyarakat.
Cho-won juga tampaknya memiliki kemampuan untuk berlari. Setelah menempati posisi ketiga dalam perlombaan, ibunya memutuskan untuk menyewa pelatih yang tepat untuk melatih putranya. Cho-won kemudian memutuskan untuk mengambil bagian dalam maraton. Cho-won berharap untuk memecahkan rekor tercepat maraton tiga jam.