1. Home
  2. ยป
  3. Film
4 Oktober 2022 20:49

Diadaptasi dari games, film Pamali angkat nilai-nilai tradisi dan adat

Film Pamali lebih menonjolkan nilai-nilai tradisi dan kebiasaan yang saat ini sudah banyak ditinggalkan masyarakat modern. Dewi Suci Rahmadhani
foto: brilio.net/Dewi Suci

Brilio.net - Indonesia dikenal dengan industri film horor yang menjamur dan melegenda. Terbukti, banyak sekali film horor Indonesia yang mengangkat tema tradisi adat dan ritual tertentu dengan tampilan hantu yang terkesan seram.

Namun, beberapa tahun belakangan, industri film Indonesia sempat terdampak akibat pandemi COVID-19. Kini, setelah pandemi mereda, sejumlah rumah produksi film dan sutradara kembali menyemarakkan industri film dengan memproduksi beragam film baru.

BACA JUGA :
Jumlah penonton film Indonesia kalahkan film barat, toreh sejarah baru


Salah satunya adalah Lyto Pictures yang mempersembahkan film terbarunya yang berjudul Pamali. Film tersebut merupakan film horor yang diadaptasi dari sebuah game keluaran StoryTale Studio berjudul Pamali: Indonesian Folklore Horror yang dirilis 2018 silam. Memiliki tagline "Melanggar Adat, Mengundang Petaka", Pamali hadir sebagai upaya untuk memperingatkan semua agar tidak meremehkan tradisi.

Cerita film Pamali dimulai ketika terdapat sepasang suami istri yang memutuskan untuk tinggal di rumah tua di wilayah tepi ibu kota. Dalam film tersebut, terdapat beberapa adegan yang dianggap sebagai pamali di kalangan masyarakat Sunda.

Pamali tersebut juga yang menjadi penyebab sepasang suami istri tersebut mendapatkan teror dari makhluk gaib. Beberapa pamali yang dilanggar di dalam film tersebut meliputi larangan bagi perempuan hamil untuk menggunting kuku saat malam hari dan menggunting rambut.

BACA JUGA :
Lestarikan budaya Maluku, rumah produksi ini garap empat film pendek

Beragam tindakan yang dianggap melanggar kebiasaan dan adat memang dipercaya dapat mendatangkan hal yang tidak diinginkan seperti cuplikan konflik pada trailer film Pamali. Selain langgaran pamali, perseteruan antar anggota keluarga yang terjadi di dalam film ini juga menjadi faktor penyebab terjadinya teror makhluk gaib.

foto: brilio.net/Dewi Suci

"Di film Pamali, kami mengangkat larangan seperti ibu hamil dilarang menggunting kuku dan memotong rambut saat malam hari sebagai contoh agar lebih mudah memahami akibat yang muncul dari melanggar larangan atau peringatan yang ada," ujar CEO Lyto Pictures dan Producer film Pamali, Andi Suryanto dalam acara Press Screening Film Pamali, Jumat (30/9).

Ia juga menambahkan, Indonesia memiliki banyak budaya, tradisi adat, dan kepercayaan. Belum tentu adat yang ada di Jawa sama seperti adat yang berada di luar sana sehingga penonton diimbau untuk lebih sadar dan menghargai keberadaan lokal.

Film Pamali lebih menonjolkan nilai-nilai tradisi dan kebiasaan yang saat ini sudah banyak ditinggalkan masyarakat modern. Melalui film ini penonton juga diajak untuk lebih menghargai kepercayaan, larangan, atau peringatan dari orang lain agar tidak mengundang petaka yang merugikan diri sendiri.

Dalam memproduksi film horor terbaru ini, Andy mengaku cukup serius dalam memilih sutradara film. Ia menunjuk Bobby Prasetyo sebagai sutradara film Pamali karena Bobby pernah mendapatkan nominasi sebagai sutradara muda di Piala Maya 2019.

Lebih lanjut, Bobby yang turut hadir dalam Press Screening film Pamali juga menyampaikan tantangan yang dihadapi ketika membuat film horor tersebut.

"Membawa karakter game ke film merupakan tantangan yang baru untuk saya. Salah satunya adalah bagaimana caranya agar penonton dapat terhubung dengan kisah-kisah pamali serta unsur tradisi yang diceritakan sehingga para aktor menjadi kunci utama film ini. Dengan pemilihan cast yang tepat, para aktor berhasil mengekspresikan peran mereka masing-masing dengan sangat baik," tutur Bobby.

Film ini dibintangi sejumlah aktor dan aktris kenamaan Indonesia mulai dari Taskya Namya sebagai Nenden, Marthino Lio sebagai Jaka, Putri Ayudya sebagai Rika, Rukman Rosadi sebagai Dadang, Unique Priscilla sebagai Lilis, dan Fajar Nugra sebagai Cecep.

Taskya Namya membagikan kesannya selama menjalani proses syuting dan mendalami peran sebagai Nenden yang merupakan sosok hantu di dalam film Pamali.

"Aku happy banget, aku merasa memiliki karakter Nenden seutuhnya. Film ini juga menjadi salah satu film yang aku inginkan, yaitu menjadi hantu. Di film ini aku juga pertama kali belajar untuk nyinden dan belajar dialek bahasa Sunda. Seluruh tim yang bergabung di film Pamali sangat membantu aku untuk menjadi Nenden seutuhnya," tuturnya.

Rencananya, film Pamali akan segera tayang di bioskop mulai 6 Oktober 2022.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags