Brilio.net - Film horor Hereditary yang diproduksi studi A24 akhir-akhir ini sedang menjadi pembahasan hangat para penikmat film di dunia maya. Film yang menggandeng Toni Collete sebagai salah satu pemainnya ini berhasil memperoleh 5,2 juta USD atau setara Rp 74,6 miliar lebih di hari pertama tayang.
Film yang pertama kali tayang di Festival Film Sundance 2018 ini bahkan berhasil mengumpulkan pendapatan kotor sebesar 57 juta USD atau Rp 818,1 miliar di seluruh dunia. Hal tersebut membuktikan bahwa Hereditary menjadi salah satu film yang banyak diminati.
BACA JUGA :
8 Potongan adegan mencekam Kuntilanak 2018, bikin begidik ngeri
Bukan hanya dari kekuatan cerita yang berbeda dari film horor pada umumnya, Hereditary juga menyajikan akting yang mumpuni para pemainnya dan visual yang membuatnya layak ditonton. Nggak salah deh, kalau film besutan Ari Aster ini mendapat banyak review positif dari para kritikus dan berbagai website review film.
Hereditary bahkan dijuluki sebagai film horor paling menyeramkan di tahun ini oleh para kritikus. Semakin penasaran kan buat menyaksikan film ini? Sebelum nonton, yuk simak lima fakta Hereditary seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (2/7).
1. Debut pertama sang sutradara.
BACA JUGA :
Segera tayang, ini 5 kisah menyeramkan di balik layar film Nini Thowok
Hereditary merupakan debut pertama bagi sang sutradara, Ari Aster dalam produksi film panjang. Sebelumnya, sutradara berusia 32 tahun ini lebih dikenal sebagai sutradara film pendek. Tak hanya berperan sebagai sutradara, Aster juga turun langsung sebagai penulis naskah film berdurasi 127 menit ini.
Meskipun merupakan debut pertamanya di film layar lebar, namun eksekusi Aster dalam menyajikan Hereditary sebagai film horor antimainstream berhasil mendulang pujian dari penikmat dan pengamat film.
2. Alex Wolff mengalami pendarahan di hidungnya.
Buat kamu yang sudah nonton trailer Hereditary, pasti hafal jika ada adegan dimana karakter Peter yang diperankan Alex Wolff membenturkan kepalanya di atas meja saat berada di kelas. Adegan tersebut dilakoni secara real oleh aktor kelahiran 1997 ini.
Ketika proses pengambilan gambar, Wolff membenturkan kepalanya dengan keras ke arah meja. Meskipun dijanjikan sang sutradara mendapatkan meja tiruan yang lembek, namun nyatanya adegan tersebut berhasil membuat darah mengalir deras dari hidungnya.
3. Debut pertama Milly Shapiro.
Perannya sebagai gadis remaja bernama Charlie Graham yang memiliki karakter pendiam, misterius dan keras kepala sukses mencuri perhatian penonton. Sebagai debut pertamanya di film layar lebar, Milly Shapiro sukses memerankan Charlie Graham yang merupakan anak bungsu dalam keluarga Graham.
Remaja kelahiran 2003 ini memulai debutnya di panggung teater sejak 2013 lalu. Berkat akting memukau di Hereditary, nggak salah deh kalau banyak pihak yang mengatakan bahwa Milly pantas mendapat penghargaan sebagai aktris pendatang baru terbaik.
4. Lokasi syuting sampai properti film digarap secara totalitas.
Untuk menghadirkan kesan seram secara nyata, Hereditary melakukan proses syuting di Salt Lake City yang memang dikenal sebagai tempat syuting beberapa film horor Hollywood. Mereka pun membangun rumah buatan yang terdiri dari dua lantai dan rumah pohon milik Charlie merupakan properti buatan.
Sisi misterius Charlie bisa dilihat dari hobinya mengoleksi boneka-boneka seram dan aneh. Untuk menghadirkan sisi misterius tersebut secara nyata, tim produksi harus membuat boneka khusus yang terbuat dari berbagai mainan serta bagian tubuh hewan mati.
5. Memiliki alur cerita yang tak terduga.
Hereditary disebut sebagai film horor antimainstream lantaran tak menyajikan sosok hantu seram layaknya Valak. Film ini juga nggak banyak menghadirkan jumpscare yang kerap menjadi bumbu utama film horor.
Lebih dari itu, Hereditary memiliki alur cerita yang tak terduga yang membuatmu dipaksa untuk terus larut dalam cerita sepanjang 127 menit hingga kamu menyadari adanya sosok Paimon. Paimon adalah sosok iblis besar, pemuja paling setia dari Lucifer yang akhirnya menjadi malapetaka bagi keluarga Graham.