Brilio.net - Grave of the Fireflies adalah salah satu film animasi yang paling berpengaruh dan menyentuh sepanjang sejarah perfilman Jepang. Karya dari Studio Ghibli yang disutradarai oleh Isao Takahata ini menyajikan kisah yang menggugah perasaan tentang dua saudara yang berjuang bertahan hidup di tengah kehancuran Perang Dunia II.
Melalui animasi yang mendalam dan narasi yang penuh emosi, film ini menjadi cerminan kelamnya peperangan dan dampaknya terhadap kehidupan anak-anak. Film yang disebut-sebut bakal bikin nangis ini bisa kembali ditonton di Netflix.
BACA JUGA :
Kecil-kecil jago cari uang, 5 sifat Mail di serial Upin & Ipin ini bukti calon pengusaha sejak dini
Berikut ini ulasan film Grave of The Fireflies, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (18/9).
Review film: Grave of the Fireflies.
foto: Instagram/@ghibliusa
BACA JUGA :
Atok Dalang dan Rembo versi nyata, kakek ini bonceng ayam pakai motor pitung
Grave of the Fireflies (1988) adalah film yang menggambarkan potret tragis dari dampak perang terhadap kemanusiaan. Film ini berdasarkan cerita semi-autobiografis karya Akiyuki Nosaka, mengikuti kehidupan dua anak yatim, Seita dan Setsuko, di tengah kehancuran Jepang pasca Perang Dunia II. Mereka berusaha bertahan hidup setelah kehilangan rumah, orang tua, dan semua kenyamanan hidup yang pernah mereka miliki.
Salah satu kekuatan utama film ini adalah pendekatannya yang realistis terhadap kehidupan selama masa perang. Alih-alih memfokuskan pada narasi kepahlawanan atau kemenangan, Grave of the Fireflies memilih untuk menyoroti sisi kemanusiaan dari tragedi perang, yaitu penderitaan anak-anak yang tidak bersalah. Meskipun dalam bentuk animasi, visual yang ditampilkan sangat detail dan penuh emosi, membuat penonton merasa tersentuh oleh perjalanan saudara ini.
Film ini juga berhasil menampilkan hubungan yang kuat antara Seita dan Setsuko. Meski keduanya masih sangat muda, hubungan mereka penuh dengan cinta dan tanggung jawab. Seita berjuang keras untuk melindungi adiknya, namun tanpa adanya sumber daya yang cukup, pertempuran mereka menjadi semakin sulit. Tak hanya itu, Grave of the Fireflies juga berhasil menyampaikan pesan tentang egoisme dan ketidakpedulian sosial yang muncul di saat krisis. Masyarakat di sekitar mereka yang juga menderita akibat perang, kerap kali bersikap acuh tak acuh terhadap nasib kedua saudara ini.
Musik yang mengiringi sepanjang film semakin memperkuat suasana melankolis dan tragis. Dengan komposisi yang sederhana namun sangat emosional, musiknya berhasil menambah lapisan kedalaman pada adegan-adegan penting, terutama saat momen-momen kehilangan dan ketidakberdayaan yang dirasakan kedua tokoh utama.
foto: Instagram/@ghibliusa
Secara keseluruhan, Grave of the Fireflies adalah sebuah film yang menonjolkan sisi kemanusiaan di tengah kebrutalan perang. Meski menyajikan kisah yang berat dan menyedihkan, film ini tetap relevan hingga saat ini, mengingat pesan antiperang yang kuat dan penggambaran menyakitkan tentang kehilangan yang disebabkan oleh konflik bersenjata. Bagi penonton yang mencari film dengan kedalaman emosi, Grave of the Fireflies adalah pilihan yang tidak boleh dilewatkan.