Brilio.net - Film merupakan media komunikasi untuk menyampaikan pesan yang tak jarang sarat dengan potret kehidupan sosial di masyarakat. Sebagai sebuah kreasi budaya, film juga tak jarang mampu memberikan pelajaran penting bagi penontonnya lewat narasi yang diceritakan di dalamnya.
Fakta inilah yang membuat Moluccas Entertainment, rumah produksi film, musik, dan hiburan yang bermarkas di Jakarta, memulai produksi bidang audio visual dalam penggarapan film pendek. Berkolaborasi dengan Badan Pelestarian Nilai Budaya Maluku, rumah produksi ini menggarap program pelestarian budaya melalui produksi empat film pendek bertema kearifan budaya lokal.
BACA JUGA :
5 Fakta film Lara Ati, drama komedi yang sarat Jowo pride
Keempat film pendek yang sedang digarap berjudul Lemong Nipis, Tampa Garam, Kewang Kecil dan Marthafonds. Lokasi syuting keempat film ini dilakukan di Maluku yang memiliki pemandangan eksotis.
"Selain hiburan, film juga mampu menjadi media kampanye mengajak banyak orang ikut serta dalam pelestarian tradisi dan budaya yang mampu menggugah serta menginspirasi masyarakat, ujar Direktur Molucas Entertainment Icha Anggraeni belum lama ini.
Icha berharap produksi film-film tersebut bisa menjadi salah satu arsip budaya non benda yang dapat disaksikan generasi berikutnya. Kami berharap melalui film bertajuk Kewang Kecil mampu menjadi partisipasi kami untuk ikut peduli melestarikan lingkungan dengan mendokumentasikan dan memperkenalkan kepada dunia sebagai salah satu kekayan alam Indonesia, ungkap Icha, yang juga menjadi produser selama syuting di Ambon, Maluku.
BACA JUGA :
Siap hadir ke layar lebar, Mangkujiwo 2 kembali digarap MVP Pictures
Sementara film berjudul Lemong Nipis berkisah tentang salah satu permainan asal Maluku yang biasa dikenal dengan permainan Ular Naga. Banyak hal positif yang dapat diambil dari berbagai permainan Nusantara termasuk mengasah motorik anak, mengajarkan sportifitas dan kerjasama.
Seperti kita ketahui bahwa wilayah Indonesia sangatlah luas dan kaya. Indonesia memiliki beragam suku serta budaya yang berbeda termasuk permainan anak Nusantara yang beragam yang tumbuh di setiap wilayah di Tanah Air. Hal ini menarik untuk kita coba kemas dalam bentuk film dokumenter di mana nantinya film ini mampu menjadi sumber informasi dan pembelajaran bagi anak-anak dan generasi mendatang tentang budaya dan permainan anak Nusantara, lanjut Icha.
Sementara Komisaris PT Tara Sinergy Multimedia (Molucass Entertainment) Yopi Izaac mengatakan masyarakat Maluku memiliki beragam adat istiadat budaya lokal warisan nenek moyang yang harus dilestarikan untuk generasi muda. Inilah yang menjadi alasan mengapa mereka menggarap film pendek. Masing-masing film pendek itu memiliki tema berbeda berisi pesan moral tradisi budaya lokal serta diperankan anak-anak muda Maluku, ujar Yopi.
Salah satu aktor asli Maluku yang dilibatkan dalam penggarapan film pendek ini adalah Aufa Assegaf yang berpengalaman dalam pembuatan film Cahaya Dari Timur dan juga memerankan sosok Wandi di film Tampa Garam bersama Muhammad Haickal Reniurwarin, seorang youtuber yang menjadi driver ojek di kawasan Buton. Sedikitnya, 25 remaja asal Maluku terlibat dalam pembuatan film pendek ini. Diharapkan film pendek yang kami produksi menjadikan pelestarian budaya Maluku serta dapat memetik pelajaran dan motivasi bagi anak-anak muda, pungkas Yopi.