Brilio.net - Wregas Bhanuteja sangat senang sekali karena film yang ia garap bersama kru berhasil memborong 12 Piala Citra dari 17 nominasi di Festival Film Indonesia (FFI). Acara yang baru saja digelar pada Rabu malam (10/11) itu dihadiri secara meriah oleh para insan film Indonesia.
Film Penyalin Cahaya berhasil meraih 12 kemenangan Piala Citra meliputi Film Cerita Panjang, Sutradara, Pemeran Utama Pria, Pemeran Pendukung Pria, Penata Musik, Penata Suara, Penata Busana, Pengarah Sinematografi, Pengarah Artistik, Penulis Skenario Asli, Penyunting Gambar, dan Pencipta Lagu.
BACA JUGA :
6 Fakta Arawinda Kirana, aktris pendatang baru sabet Piala Citra 2021
Penyalin Cahaya merupakan sajian film yang mengangkat isu kekerasan seksual dan kesetaraan. Berkisah tentang Suryani, mahasiswi yang kehilangan beasiswa setelah beredar swafotonya saat mabuk. Lantaran tak tahu apa yang terjadi sebelumnya, dibantu tukang fotokopi bernama Amin, Sur mencari tahu penyebabnya.
Film ini diperankan oleh para pemain film muda Indonesia yang tak diragukan kualitas aktingnya. Selain enam pemain utama, film Penyalin Cahaya juga didukung oleh para pemain film senior seperti Lukman Sardi.
Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber Kamis (11/11), berikut fakta 6 karakter utama film Penyalin Cahaya.
BACA JUGA :
Raih Piala Citra, ini 7 film yang dibintangi Chicco Kurniawan
1. Shenina Syawalita Cinnamon jadi korban kekerasan seksual.
Cerita dimulai saat Suryani yang diperankan oleh Shenina Syawalita Cinnamon pergi ke pesta di kampusnya. Dalam pesta tersebut, Sur kemudian mabuk dan tak sadarkan diri. Swafotonya dalam keadaan mabuk beredar luar di teman-teman kampus dan bahkan pejabat kampus mengetahuinya. Namun, Sur tidak tahu apa yang terjadi saat malam yang sial tersebut. Lantas, karena hal ini, beasiswa yang ia dapatkan dengan susah payah dicabut begitu saja oleh pihak kampus. Tidak hanya itu, ia pun diusir oleh keluarganya karena kasus tersebut.
Shenina yang akrab dipanggil Shena ini sudah sering bermain film sebagai pemeran pendukung seperti di film Tumbal: The Ritual (2018) dan Ratu Ilmu Hitam (2019). Keterlibatannya di film Penyalin Cahaya merupakan debutnya sebagai pemeran utama. Hal ini langsung mengantarkannya masuk sebagai nominasi Piala Citra untuk Pemeran Utama Perempuan Terbaik di Festival Film Indonesia 2021.
2. Chicco Kurniawan berperan sebagai Amin.
Mengetahui kasus swafotonya membesar, Sur kemudian menemui Amin dan menceritakan semua hal yang dialaminya. Amin langsung percaya pada teman masa kecilnya tersebut dan berusaha untuk membantu Sur mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi saat pesta malam itu berlangsung.
Seperti yang dilansir dari Kapanlagi.com, Wregas sebagai sutradara percaya kepada akting Chicco karena kegigihan aktor muda ini di dunia seni peran. Wregas percaya Chicco bisa menemukan esensi peran Amin dalam film Penyalin Cahaya. Chicco sebelumnya juga dikenal menjadi pemeran utama dalam film seperti Dear Nathan (2017) dan Posesif (2017).
3. Lutesha berperan sebagai Farah, teman Sur di kampus.
Lutesha berperan sebagai Farah, teman Sur yang juga terseret dalam kasus swafoto Sur. Wregas menilai Lutesha mampu memainkan Farah yang punya kompleksitas serta emosi yang tersirat oleh karakter tersebut. Saat Sur mulai mencari kebenaran pesta malam yang mengubah hidupnya, Farah menjadi salah satu karakter yang paling emosional di film Penyalin Cahaya.
Lutesha merupakan perempuan berdarah Indonesia-Belanda yang memulai debut akting sebagai Suki dalam film garapan Upi Avianto yang berjudul My Generation. Sebelumnya, ia pernah menjadi model dalam beberapa video klip. Setelah itu, Lutesha berhasil bermain dalam beberapa film Indonesia seperti Sukma (2017) yang diproduksi oleh Netflix.
4. Jerome Kurnia berperan sebagai Tariq.
Jerome Kurnia berperan sebagai Tariq yang juga teman Sur. Dalam film Penyalin Cahaya, Tariq digambarkan sebagai orang yang punya masa lalu yang tidak lazim. Bahkan, pengalaman masa lalu tersebut dianggap sebagai sebuah pengalaman yang tidak dialami banyak orang.
Jerome Kurnia memulai debut aktingnya di film Bumi Manusia sebagai Robert Suuhof dan berhasil mengantarkannya masuk dalam nominasi Pemeran Pendukung Pria Terbaik Festival Film Indonesia pada 2019.
5. Dea Panendra memerankan karakter Anggun, sutradara teater kampus.
Dea Panendra memerankan karakter Anggun, sutradara teater di kampusnya yang sama dengan Suryani. "Saya mengagumi karakter Anggun, karena di usianya yang muda, dia pintar dan sudah bisa berpendapat sangat berani. Dengan berbekal banyak pengetahuan, Anggun tidak takut menunjukkan siapa dirinya. Dia jadi bisa survive di banyak hal. Karakternya dominan, tapi sebenarnya juga vulnerable, karena masih dealing sama hidup dia yang memasuki fase young adult. Di saat bersamaan, dia juga memiliki empati kepada orang lain, karena punya hati yang baik dan suka berbagi. Anggun ini sangat solid karakternya," ungkap Dea seperti yang dilansir dari Kapanlagi.com.
Dea Panendra mengawali karier di dunia hiburan sejak terpilih menjadi salah satu finalis Indonesian Idol pada 2010. Namun, ia hanya sampai 11 besar dan tidak bisa melanjutkan kompetisi tersebut. Dea kemudian memulai debut aktingnya Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) berperan sebagai Novi.
6. Giulio Parengkuan sebagai Rama, penulis skenario teater.
Giulio Parengkuan memerankan Rama, penulis skenario di teater yang sama dengan Anggun. Tokoh Rama menjadi tantangan bagi Giulio karena Rama datang dari keluarga seniman dan juga punya pemikiran filosofis. Dalam film ini, rumah Rama yang menjadi lokasi pesta teater kampus, teater Mata Hari. Giulio Parengkuan memulai debut akting dalam film Pertaruhan (2017) dan pernah menjadi pemain pendukung dalam trilogi film Dilan (2018-2019).
*