Brilio.net - Film horor Smile yang dirilis pada 2022 telah menarik perhatian banyak penonton, terutama setelah tayang di Netflix. Disutradarai oleh Parker Finn, film ini bukan hanya sekadar menyajikan teror yang menakutkan, tetapi juga menggali tema psikologis yang mendalam. Dengan premis yang berfokus pada trauma dan dampaknya terhadap individu, Smile menawarkan pengalaman menonton yang tidak hanya menegangkan tetapi juga menggugah pikiran.
Di awal film, kita diperkenalkan kepada Dr. Rose Cotter, seorang psikiater yang mengalami perubahan drastis dalam hidupnya setelah menyaksikan pasiennya, Laura Weaver, bunuh diri di hadapannya. Kejadian traumatis ini memicu serangkaian peristiwa aneh dan menakutkan yang mengganggu kesejahteraan mental Rose. Senyuman yang seharusnya menjadi simbol kebahagiaan kini berubah menjadi lambang ketakutan, menciptakan suasana mencekam yang terus menerus menghantui Rose.
BACA JUGA :
Review film horor Indonesia "Kereta Berdarah", saat liburan berubah menjadi mimpi buruk
Sinopsis film horor Smile
foto: imdb.com
Smile mengikuti kisah Dr. Rose Cotter (diperankan oleh Sosie Bacon), seorang psikiater yang terjebak dalam lingkaran kutukan setelah salah satu pasiennya bunuh diri dengan cara yang mengerikan. Pasien tersebut, Laura Weaver, merasa diteror oleh entitas misterius yang menyamar sebagai orang-orang terdekatnya dan selalu tersenyum. Setelah insiden tersebut, Rose mulai mengalami halusinasi dan teror psikologis yang sama seperti Laura. Dia harus berjuang untuk menghadapi trauma masa lalunya dan mencari cara untuk memutus siklus kutukan ini sebelum terlambat.
BACA JUGA :
Review film horor Indonesia "Malam Pencabut Nyawa", seramnya teror dalam mimpi
Film ini mengangkat tema besar mengenai trauma dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi pikiran serta perilaku seseorang. Melalui karakter Rose, penonton diajak untuk merenungkan bagaimana trauma dapat menjalar dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Alasan harus menyaksikan Smile
- Pengalaman horor yang intens
Smile berhasil menciptakan suasana mencekam dengan banyak jumpscare yang dieksekusi dengan baik. Penonton akan merasakan ketegangan dari awal hingga akhir film berkat kombinasi antara visual disturbing dan efek suara yang mengganggu.
- psikologis yang mendalam
Selain elemen horornya, film ini juga mengeksplorasi isu psikologis seperti trauma sekunder dan dampaknya terhadap individu. Ini memberikan dimensi tambahan pada cerita, membuat penonton tidak hanya merasa takut tetapi juga terhubung secara emosional.
- Penampilan memukau dari sosie bacon
Akting Sosie Bacon sebagai Dr. Rose Cotter sangat mengesankan, berhasil menyampaikan ketakutan dan keputusasaan karakternya dengan sangat baik. Penampilannya membawa penonton merasakan perjalanan emosional yang dialaminya.
- Kualitas produksi tinggi
Dari segi sinematografi dan pengolahan audio, Smile menawarkan pengalaman visual dan auditori yang menarik, menjadikannya film horor yang layak untuk ditonton di layar lebar atau melalui platform streaming seperti Netflix.