Brilio.net - Usai merengkuh sukses lewat serial musikal Nurbaya (2021) yang disaksikan lebih dari 20 juta views di kanal Youtube, Indonesia Kaya ingin kembali mengulangnya dengan meluncurkan serial musikal terbaru. Menggandeng Garin Nugroho dan BOOW Live, Indonesia Kaya kali ini meluncurkan serial musikal Payung Fantasi yang mengangkat kisah kehidupan maestro musik sekaligus pahlawan nasional Ismail Marzuki.
Serial musikal yang terdiri dari enam episode ini bakal ditayangkan di kanal YouTube IndonesiaKaya mulai 26 dan 27 Oktober 2022 pukul 19.00 WIB. Program Director IndonesiaKaya Renitasari Adrian menjelaskan pihaknya punya alasan mengapa memilih sosok Ismail Marzuki untuk diangkat sebagai tema. Sebab, banyak karya Ismail Marzuki yang bisa menjadi inspirasi dan patut ditiru oleh generasi muda saat ini.
BACA JUGA :
Pengertian teater, ketahui jenis-jenis, fungsi, dan unsurnya
Kita (IndonesiaKaya) cuma menyediakan panggung. Tapi yang hebat mereka semua yang terlibat di sini.Kita mempersembahkan kembali Payung Fantasi setelah kita mendapatkan respons yang sangat baik di Nurbayadi aman kita mendapat lebih dari 20 juta views di YouTube IndonesiaKaya. Dari semua komentar yang masuk pengen dibikinin lagi, ujar Renitasari.
Judul serial ini diangkat dari salah satu judul lagu karya Ismail Marzuki berjudul Payung Fantasi yang diciptakan pada 1955. Lagu ini merupakan salah satu karyanya yang paling popular dan sering diperdengarkan di radio pada masanya. Lewat lagu ini juga serial Payung Fantasi menarasikan kisah kehidupan sang komponis hingga akhir hayatnya.
BACA JUGA :
Di balik talenta hebat para pengajar lokal 'Indonesia Menuju Broadway'
Nuansa vintage yang diadaptasi dari tahun 1920-1950an sangat kental terasa dalam serial ini. Kolaborasi antara jalan cerita yang mengalir serta tata gerak dan tarian turut memanjakan mata. Menjadi sebuah tontonan sarat edukasi yang memikat. Selain tampilan visual, penonton juga bakal dimanjakan dengan deretan karya Ismail Marzuki seperti, Jauh di Mata, Payung Fantasi, Juwita Malam, Dari Mana Datangnya Asmara, Gagah Perwira, Indonesia Pusaka, Selamat Datang Pahlawan Muda, Sepasang Mata Bola, Sabda Alam, Melati Tapal Batas, Sapu Tangan dari Bandung Selatan, Aryati, Halo-halo Bandung, Gugur Bunga, Rayuan Pulau Kelapa serta O, Sarinah yang merupakan lagu pertama ciptaan Ismail Marzuki yang ditulis dalam bahasa Beland. Lagu ini menjadi simbol kehidupan masyarakat Indonesia yang tertindas di era penjajahan sekaligus menjadi sebuah penghargaan pada kehidupan warga yang sederhana.
Serial Musikal Payung Fantasi ini merupakan proyek kolaborasi dengan banyak pihak antara lain beberapa produser seperti Billy Gamaliel, Bayu Pontiagust dan Fia Cinte, proyek ini menggabungkan teknik panggung dan teknik film dengan arahan Pasha Prakasa yang berperan sebagai sutradara teater, Naya Anindita sebagai sutradara film dan Chriskevin Adefrid bersama Teguh Yasa Abratama sebagai penulis naskah. Ivan Tangkulung sebagai penata musik, Nesia Ardi sebagai penata vokal, dan Nyak Ina Raseuki (Ubiet) sebagai konsultan vokal dan musik merupakan orang di balik lantunan suara indah dan musik yang memanjakan telinga sepanjang cerita ini.
Ragam karya Ismail Marzuki memiliki lirik yang sederhana namun sarat makna.Para pemain pun memberikan energi yang luar biasa sehingga proses produksi serial musikal ini berjalan dengan lancar. Dalam produksi ini, saya juga berkolaborasi dengan Naya Anindita selaku sutradara film untuk memberikan suguhan yang memanjakan mata bagi para penikmat seni, ujar Pasha Prakarsa selaku Sutradara Teater.
Selain musik, serial musikal ini juga semakin semarak koreografi indah karya Ufa Sofura. Proses yang berawal dari panggung, kemudian melalui virtual hingga akhirnya diproduksi layaknya sebuah film menjadi hal yang baru bagi hampir semua yang terlibat.