Brilio.net - Tren anak-anak muda terjun ke dunia bisnis semakin marak dalam beberapa tahun terakhir. Dulu banyak anak muda yang berpikir, selesai kuliah berlomba-lomba mencari pekerjaan menjadi pegawai. Tapi kini, sejak di bangku kuliah mereka sudah terobsesi untuk membuka usaha sendiri.
Fenomena tersebut tak lepas dari perkembangan teknologi digital yang semakin masif. Tak heran jika saat ini banyak entrepreneur muda yang memanfaatkan e-commerce dan media sosial untuk menjalankan bisnis mereka.
BACA JUGA :
Jadi kunci kemenangan, ini 5 rahasia kuasai role jungler di AOV
Salah satunya diperlihatkan Audrey Muliauwan dan Keno, dua anak muda yang menjalankan bisnis tanaman hias indoor, Inn and Props (@innandprops). Keno lebih banyak mengurus bisnisnya sementara Audrey untuk urusan konten.
Melihat tren di masyarakat yang makin gemar merawat tanaman hias, Audrey bersama temannya berinisiatif merintis bisnis tanaman hias indoor, Innandprops. Nah dalam mengembangkan bisnisnya, mereka pun memanfaatkan media sosial, Instagram dan TikTok untuk menampilkan produk yang mereka jual, selain menggunakan e-commerce.
BACA JUGA :
4 Tips memotret produk biar kece hanya menggunakan kamera smartphone
Saat sesi sharing di acara Re-Energize Oppo A16 di Bogor belum lama ini, Audrey bercerita bagaimana mereka awalnya membangun bisnis ini. Meski memanfaatkan platform digital, bukan perkara mudah ketika membangun bisnis dari nol. Awalnya kami minta keluarga dan teman-teman untuk follow akun media sosial kami, ujar Audrey.
Lalu, mereka pun mendapat saran dari seorang teman agar berkolaborasi dengan publik figur dan influencer. Kemudian mereka pun menerima saran tersebut dengan sistem barter. Ketika ada publik figur atau influencer yang menginginkan tanaman hias, mereka akan memberikannya secara gratis.
Syaratnya si publik figur atau influencer mesti membantu mempromosikan produk innandprops di akun media sosial mereka masing-masing. Lewat cara simbiosis mutualisme tersebut, pamor innandprops mulai naik. Bahkan jumlah followernya bertambah. Bahkan kini omzet mereka bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Keberadaan smartphone seperti Oppo A16 yang dibanderol Rp 2 jutaan sejatinya sebagai bentuk komitmen Oppo Indonesia untuk mendukung para pelaku UMKM dalam melakukan inovasi dan berkarya melalui pemanfaatan teknologi dan perangkat mobile.
OPPO selalu ingin memberikan dukungan bagi para pelaku bisnis, khususnya UMKM yang terkena imbas pandemi agar bisa bangkit dan keluar menjadi pemenang, sehingga juga bisa menginspirasi pelaku ekonomi lainnya untuk kreatif, adaptif, dan inovatif dalam memanfaatkan perangkat smartphone dalam berbisnis di era digital, ujar Aryo Meidianto A, PR Manager OPPO Indonesia.
Lantas, bagaimana Audrey dan timnya bisa mengembangkan bisnis tanaman hias dengan memanfaatkanteknologi digital? Berikut tipsnya.
1. Mulai aja dulu dari passion
Nah untuk memulai bisnis, Audrey menyarankan agar anak muda nggak usah terlalu banyak pertimbangan yang njlimet. Terpenting usahakan bisnis yang akan dijalani sesuai dengan passion. Dengan begitu, berbisnis ibarat menjalankan hobi.
Yang penting mulai aja dulu. Sambil jalan kita bisa belajar dan melihat peluang yang ada. Nggak usah ragu, lanjut Audrey.
2. Manfaatkan media sosial
Sejak awal, Audrey dan teman-teman memang fokus memanfaatkan media sosial, khususnya Instagram dan TikTok untuk mengembangkan bisnis. Maklum, dua platform ini cukup banyak penggunanya.
3. Maksimalkan smartphone
Nah untuk mengunggah foto-foto tanaman hias di media sosial (@innandprops) Audrey dan tim lebih memilih hanya menggunakan smartphone seperti Oppo A16. Alasannya sih biar nggak ribet.
Soalnya kalau pakai kamera digital kan ribet. Setelah motret kita harus pindah-pindahin lagi file dan mengeditnya. Sementara kalau pakai smartphone kan tinggal edit sedikit lalu posting, lanjut Audrey.
4. Mencari referensi
Dalam membuat konten, awalnya Audrey mencari referensi dari Instagram atau Pinterest. Ia juga melihat karya-karya para anggota komunitas tanaman hias.
Awalnya, ia menerapkan pola amati, tiru, dan modifikasi. Setelah itu ia terus belatih menentukan sudut pengambilan foto. Lama-kelamaan ia pun terbiasa membuat konten yang menarik.
5. Membuat konten yang apik
Saat membuat foto, Audrey lebih banyak menggunakan natural light. Dia banyak memanfaatkan cahaya matahari saat magic hour yakni setelah matahari terbit, sekitar pukul 06.00 hingga pukul 09.00 atau saat sore hari sekitar pukul 15.00. Pemotretan sebaiknya dilakukan di luar ruang.
Alasannya, di waktu-waktu tersebut pencahayaan sangat bagus, sehingga foto yang dihasilkan bisa maksimal. Nah sebaiknya, daun tanaman yang akan difoto sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu agar terlihat kinclong.
Disamping itu, usahakan memilih latar belakang yang tepat. Karena objek yang difoto berupa tanaman, hindari latar belakang yang terlalu ramai sehingga mengganggu fokus objek yang ingin difoto. Namun jika memang hal tersebut tak bisa dihindari, sebaiknya latar belakang dibuat buram.
Smartphone seperti Oppo A16 yang memiliki fitur kamera portrait dan makro, sangat membantu dalam membuat foto-foto tanaman agar terlihat bagus, ujar Audrey.
Foto-foto hasil jepretan sebaiknya jangan terlalu banyak mendapat sentuhan editing. Cukup menaikkan kontras dan saturasi saja. Yang jelas, dalam membuat konten, Audrey hanya memaksimalkan filter dan fitur-fitur kamera Oppo A16.