Brilio.net - Pesatnya perkembangnya ilmu pengetahuan sedikit banyak turut memengaruhi perkembangan teknologi pula. Sayangnya, meski teknologi membawa berbagai kemudahan bagi manusia, bukan berarti peluang akan ancaman keamanan hilang begitu saja.
Buktinya ada banyak insiden terkait bocornya keamanan siber. Dilansir dari laman Merdeka, dilaporkan bahwa hampir tiap minggu selalu ada cara baru bagi para hacker untuk meretas akun, penyalahgunaan data, dan bahkan pengungkapan privasi yang tak semestinya, baik pada perseorangan maupun instansi pemerintahan.
Ironisnya, sejumlah cara baru untuk meretas akun dan menyalahgunakan data yang dilakukan oleh para hacker itu didukung dengan kemunculan teknologi-teknologi terbaru. Waduh, kok bisa, ya? Lalu, kira-kira apa saja ya teknologi baru yang muncul dengan membawa ancam keamanan siber ini.
Nah, buat kamu yang penasaran, yuk langsung cek artikel brilio.net berikut ini, dilansir dari Business Insider, Kamis (17/10).
1. Deepfake.
BACA JUGA :
Ini alasan kenapa ribuan anak muda padati konferensi TIA PDC 2019
foto: zdnet.com
Deepfake adalah teknologi yang memungkinkan seseorang memanipulasi video dan audio dengan cara yang amat sangat nyata. Ia merupakan teknologi berbasis kecerdasan buatan, di mana wajah objek bisa dipasang pada sebuah video, tanpa cela sekalipun.
Kemunculan deepfake pada awalnya hanya dimanfaatkan untuk hiburan. Sayangnya, seiring berjalannya waktu, teknologi ini malah digunakan untuk menyebar berita palsu, phising (penipuan), dan pornografi.
2. Komputasi Kuantum.
BACA JUGA :
Ganewa Motor Show 2019 pamerkan mobil terbang pertama di dunia
foto: ikons.id
Google baru saja berhasil membangun komputer kuantum. Komputer kuantum adalah sebuah teknologi di mana fisika kuantum diaplikasikan ke daya komputasi. Ia memiliki kemampuan yang luar biasa. Teknologi ini bisa dengan mudah memecahkan enkripsi yang saat ini tidak bisa terpecahkan, seperti transaksi blockchain atau kartu kredit.
3. Konektivitas 5G.
foto: wccftech.com
Saat ini, beberapa negara telah meluncurkan konektivitas 5G. Dengan konektivitas tersebut, internet dan bandwith akan semakin cepat sehingga mendukung banyak perangkat dan kemudahan berbasis internet.
Meski begitu, hal ini juga membawa risiko baru soal keamanan siber. Pakar keamanan menyebut bahwa peralihan dari 4G ke 5G dapat memberi para peretas terobosan baru untuk menarget sistem pengguna yang baru menggunakan 5G.
4. Internet of Things.
foto: newamerica.org
Internet of Things atau IoT adalah jaringan yang secara khusus dibuat untuk disematkan ke gadget agar dapat terhubung ke internet. Namun, seiring semakin umumnya teknologi ini, peretas pun makin menemukan celah keamanan dalam jaringan IoT.
5. Kecerdasan Buatan.
foto: forbes.com
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini makin banyak diaplikasikan ke berbagai hal di kehidupan sehari-hari. Sayangnya, kini peretas pun punya cara menyiasati pertahanan keamanan siber dengan basis AI. Mereka dapat menggunakan program yang digerakkan oleh AI untuk memindai jaringan guna menemukan celah untuk menipu target agar menyerahkan informasi sensitif.