Brilio.net - Zaman sekarang banyak orang kepincut dunia fotografi. Hal ini tak lepas dari keinginan orang mengabadikan setiap momen terbaik dalam keseharian mereka. Ditambah lagi kemunculan smartphone dengan kamera berkualitas bagus yang harganya ramah di kantong. Fenomena ini akhirnya memunculkan fotografer newbie atau pemula.
Banyak di antara newbie fotografi ini menggunakan kamera smartphone lantaran praktis dibawa ke mana-mana. Selain itu, hasil jepretan kamera smartphone juga lebih mudah dan cepat dibagikan di media sosial. Bagi anak muda yang hidupnya nggak lepas dari media sosial, smartphone dengan kamera canggih menjadi andalan setiap waktu.
BACA JUGA :
7 Potret keluarga seleb dalam konsep tiga generasi, mirip banget
Namun sebagai fotografer newbie, hasil foto sering masih jauh dari sempurna. Berulang kali mengambil foto, tetap saja hasilnya nggak memuaskan. Terkadang, sekalinya kamu anggap bagus, ternyata foto tersebut dinilai jelek oleh orang lain. Lantas, gimana sih mengenali kualitas jepretan smartphone itu bagus atau jelek? Berikut enam caranya sebagaimana dirangkum brilio.net dari berbagai sumber,Kamis (16/8).
1. Cek fotomu blur (kurang fokus) atau nggak.
BACA JUGA :
Astrophotographer bidik Mars saat sangat terang, ini penampakannya
foto: shutterstock.com
Foto berkualitas adalah foto yang memiliki ketajaman dengan tonal range (kualitas warna dan tone foto dari gelap ke terang) yang bagus. Begitu juga kekontrasan antara bayangan dan sorotan, serta fokus tepat pada objek bidikan kamera. Jadi, jika fotomu blur atau goyang atau kurang fokus, maka nggak akan masuk hitungan dilirik orang.
Nah, supaya fotomu nggak ngeblur atau goyang, ada beberapa tips yang perlu kamu perhatikan. Pertama, pastikan kamu memegang device dengan mantap, jika nggak mengandalkan alat bantu seperti tongsis atau tripod. Kedua, optimalkan fokus kamera (baik manual maupun auto), usahakan tetap tenang dan tak ada gerakan, baru menekan tombol shutter. Ketiga, hindari menggunakan zoom karena akan membuat foto pecah atau blur. Keempat, kamu bisa memanfaatkan alat bantu seperti tripod, tongsis, atau benda sekitar seperti pagar, meja, atau kursi supaya device tetap diam sehingga foto yang dihasilkan fokus dan jelas.
2. Cek unsur point of interest.
foto: shutterstock.com
Salah satu unsur yang menentukan bagus nggaknya foto adalah adanya point of interest. Misalnya saja kamu memotret pemandangan, ternyata foto itu terasa tanpa makna. Kamu bisa improve dengan menyorot sebuah objek, misalnya manusia, dan menjadikan pemandangan tersebut sebagai latar belakang. Teknik ini akan membuat fotomu lebih 'hidup'.
3. Uji foto dengan tes stop.
foto: shutterstock.com
Ketika kamu mengecek semua foto hasil bidikanmu lalu berhenti menatap sebuah foto beberapa detik, inilah yang disebut tes stop. Menurut Kav Dadfar, fotografer profesional travel dan lanskap dari London, Inggris, foto yang membuatmu berhenti sejenak ini memiliki 'sesuatu' yang menarik minat. Foto inilah yang berpotensi menjadi foto berkualitas bagus di mata orang lain.
4. Perbedaan dengan foto serupa lain.
foto: shutterstock.com
Tantangan dalam fotografi adalah menentukan keunikan. Foto dengan kualitas teknik pengambilan gambar oke, warna dan kekontrasan aman, nggak ada efek goyang atau blur, memang bagus. Namun jika fotomu menunjukkan sisi yang nggak dimiliki foto lain, itulah foto yang hebat.
Untuk menghasilkan foto unik, kamu harus rajin melihat foto-foto yang sudah ada lainnya. Lalu bandingkan, sisi unik mana yang harus kamu dapatkan. Kamu bisa menonjolkan sisi unik dari objek maupun angle pengambilan foto.
Dalam praktik fotografi smartphone, kamu bisa mengandalkan kamera smartphone yang mumpuni untuk menghasilkan foto unik, seperti Honor 10 yang merupakan smartphone photography berteknologi Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan.
Honor 10 memiliki kamera depan dual lensa 24MP+16MP berteknologi AI disertai prosesor Neural Processing Unit (NPU) dan Kirin 970 yang membuat kameranya mengenali lebih dari 500 skenario di 22 kategori secara real time. Hal ini membuat hasil jepretan sekeliling seperti langit, tanaman, orang, bahkan air terjun tampak alami. Belum lagi kemampuannya mengenali objek secara instan membuat foto terlihat lebih detail dengan warna yang cerah dan lebih terang sehingga bagaikan hasil jepretan fotografer profesional.
Misalnya saja saat kamu mengambil foto pemandangan atau lanskap, Honor 10 akan menyuguhkan tampilan jepretan yang bagus, mirip seperti hasil tangkapan mata manusia. Sebagai contoh perbandingan kamera berteknologi AI dengan yang nggak, bisa kamu lihat dari foto Boy William berikut ini.
Foto tanpa AI
Foto dengan AI
Kamera depan 24MP smartphone ini juga nggak kalah menakjubkan. Teknologi pengenalan wajah 3D pada kamera depan Honor 10 mampu mengenali wajah secara super detail, seperti mendeteksi ratusan titik wajah hingga highlight area T-zone dan tulang pipi. Foto selfiemu benar-benar seperti aslinya.
Dengan Honor 10, hasil jepretanmu akan seprofesional jepretan kamera DSLR. Memotret kapan pun dan di mana pun, jadi memuaskan dan #AIMAZING.
Kamu pun bisa tampil stylish dan percaya diri menggunakan Honor 10 karena desainnya yang lux berbahan metal untuk frame dan kaca untuk bodi.
Kaca aurora Honor 10 memiliki desain warna reflektif yang mampu menyuguhkan dua warna secara gradient ketika dikenai cahaya pada angle tertentu, yakni phantom blue dan phantom green.
Warna phantom blue merupakan mix antara warna biru dan ungu. Warna biru dinilai digemari cowok maupun cewek, sementara ungu melambangkan kebesaran, kepribadian yang hebat, dan artistik. Sementara itu, Honor 10 phantom green memadukan warna biru laut dan perhiasan hijau. Warna ini melambangkan warna alam dan lingkungan. Makin penasaran dengan Honor 10? Cek video berikut, yuk!
5. Efek foto terhadap perasaanmu.
foto: shutterstock.com
Saat kamu melihat hasil bidikanmu, coba cek kembali, apakah ada sesuatu yang menyentuh perasaanmu di foto tersebut? Entah itu tentang proses pengambilan gambarnya, objeknya, suasananya, dan lain sebagainya. Jika kamu merasa sentimental terhadap fotomu, bukan nggak mungkin orang lain juga merasakan hal yang sama saat melihatnya.
6. Ikuti feelingmu.
foto: shutterstock.com
Setelah menerapkan beberapa teknik sebelumnya, bahkan termasuk meminta saran dan masukan dari fotografer lain, selanjutnya yang bisa menilai fotomu bagus atau nggak adalah feelingmu sendiri.
Feeling ini tentu harus kamu asah terus menerus, baik dengan melanjutkan terus menjepret, ikut workshop, berguru langsung pada ahlinya, meminta bantuan kurasi ke teman fotografer yang sudah ahli, sampai pandai-pandai mengamati dan merasakan momen sekeliling. Bagaimanapun, pada titik tertentu fotografi itu bersifat subjektif. Dengan kata lain, ketika dua foto sama-sama bagus dan memukau, preferensi setiap orang yang melihatnya bisa berbeda.
Nah, Sobat Brilio sudah siap mempraktikkan keenam cara di atas? Selamat hunting foto dengan kamera smartphone!