Brilio.net - Apa itu start up? Startup adalah sebuah perusahaan rintisan, umumnya disebut startup (atau ejaan lain yaitu start up), merujuk pada semua perusahaan yang belum lama beroperasi. Kebanyakan perusahaan start up adalah sebuah usaha yang baru didirikan dan masih mencari pasar yang tepat bagi mereka untuk beroperasi.
Istilah start up memang tepat digunakan karena ini adalah awal perjalanan di dunia perusahaan. Kebanyakan perusahaan start up memanfaatkan media digital untuk melakukan kegiatan perusahaannya.
BACA JUGA :
Resign kerja, gadis ini bertani penuhi kebutuhan beras satu desa
Perkembangan start up di Indonesia tergolong bagus, setiap tahunnya terus bermunculan start up baru yang semakin beragam jenis dan manfaatnya. Hal ini didukung pengguna internet di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hingga saat ini, ada sekitar 1.500 start up lokal yang ada di Indonesia. Start up di Indonesia sendiri memiliki tiga klasifikasi, yaitu start up game, edukasi, dan perdagangan.
Kehadiran bisnis start up di Indonesia ini ternyata banyak membantu masyarakat untuk memulai berbisnis dengan gaya baru di dunia digital. Mengingat Indonesia adalah negara agraris, beberapa developer atau pengusaha startup memanfaatkan peluang ini dan menciptakan bisnis start up di bidang pertanian.
Apa saja inovasi start up di bidang pertanian Indonesia? Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (4/10), ini dia delapan start up bidang pertanian di Indonesia.
BACA JUGA :
Aplikasi digital canggih ini bantu petani raih untung lebih besar
1. SiKumis.
foto: sikumis.com
SiKumis merupakan start up dengan fitur menjual barang-barang perlengkapan untuk bercocok tanam. Bukan hanya itu, SiKumis juga menjual beberapa bibit tanaman, pupuk, dan produk hasil tani. Perusahaan yang didirikan Edward S Siagian dan Chintya Fransisca ini telah berkembang menjadi perusahaan sosial dengan ribuan pelanggan dan nilai transaksi mencapai miliaran rupiah sejak didirikan tiga tahun silam.
2. iGrow.
foto:igrow.asia
iGrow didirikan Muhaimin Iqbal, Andreas Senjaya, dan Jim Oklahoma pada 2014. Perusahaan ini memberatkan fokus pada tiga unsur elemen yaitu modal, pasar dan kemampuan budidaya. iGrow menghubungkan antara investor, petani, pembudidaya, maupun pemilik lahan. iGrow membuka kesempatan bagi orang-orang yang ingin berinvestasi di bidang pertanian.
3. CROWDE.
foto: crowde.com
Crowde adalah sebuah platform untuk menghimpun dana dari masyarakat sebagai modal kerja petani. Dengan metode crowd-lending, CROWDE bergerak sebagai platform permodalan yang mengelola dana masyarakat yang disalurkan pada proyek petani. Start up yang dirikan tahun 2015 oleh Yohanes Sugihtononugroho dan Muhammad Risyad Ganis ini hadir untuk membantu petani sekaligus menjadi platform edukasi untuk permodalan.
4. Limakilo.
foto:limakilo.id
Limakilo adalah sebuah startup yang terfokus pada tata niaga jual beli bawang merah dan menjadi platform bertemunya petani dan pembeli secara langsung. Limakilo pertama beroperasi di Jakarta, hingga saat ini sudah merambah kota-kota lain seperti Yogyakarta, Bandung, Brebes dan Cirebon. Keberadaan limakilo membantu para petani bawang merah untuk menjual hasil tani dengan lebih transparan.
5. Ci-Agriculture.
foto: CI-Agriculture.com
Ci-Agriculture ini adalah start up yang memfokuskan tujuannya kepada tiga hal, yaitu Crop Accurate,engan menggunakan drone dan remote sensing sebagai medianya, dapat membantu para petani untuk memandu ketika sedang menanam benih yang baik, memberi pupuk, penggunaan obat, dan kegiatan bertani lain secara efisien, Agritrack merupakan sistem yang dibuat untuk menghubungkan para petani, distributor, pasar, dan konsumen, dan Crop Insurance asuransi bagi para petani.
6. 8ViLLages.
foto: 8ViLLages.com
8ViLLages adalah start up yang menggunakan teknologi virtual untuk membantu para petani yang masih sangat kurang dengan pengetahuan tentang dunia pertanian. Start up ini memberikan edukasi dan membantu para petani untuk menciptakan solusi yang disesuaikan dengan komunitas pertanian dan sistem operasional yang ada di Indonesia. 8Villages juga menyiapkan program yang memungkinkan para investor untuk berkomunikasi dengan para petani walaupun mereka berada di daerah pedesaan yang jarang mendapatkan sinyal.
7. Eragano.
foto:eragano.com
Eragano adalah startup yang dibuat pada tahun 2015 oleh Stephine Jessyln lulusan teknik industri ITB dan Aris Hendrawan, pemilik lahan di Rancamaya. Melalui teknologi, eragano menghubungkan petani dengan industri untuk memungkinkan petani menjual produk pertanian dengan harga yang pantas dan kuantitas yang berkelanjutan. Adanya eragano, produk hasil petani bisa di jual langsung ke restoran atau hotel ternama.
8. eTanee.
foto: etanee.id
eTanee adalah startup uang menjual hasil tani dari petani atau peternak kepada konsumen dengan cara yang lebih mudah dan harga yang layak. Perusahaan ini berawal dari keresahan para petani soal merosotnya harga hasil pertanian dan susahnya menjual produk hasil tani.
Reporter: mgg/renno hadi