Brilio.net - Baru-baru ini Age Challenge menghebohkan jagat media sosial. Challenge atau tantangan ini berisi tentang mengubah wajah seseorang menjadi tua. Tak hanya wajahnya yang mengerut, bentuk mata, hidung hingga rambut sang pengguna akan menua hanya melalui aplikasi.
BACA JUGA :
8 Pasangan seleb ini kompak pakai aplikasi wajah tua
foto: Instagram/@raditya_dika
Age Challenge bisa dilakukan dengan menggunakan apikasi bernama FaceApp. Aplikasi tersebut dapat diakses dan diunduh melalui Android dan iOS. Sontak banyak banyak pengguna smartphone turut mencoba aplikasi ini. Setelah mendapatkan foto hasil editan aplikasi, biasanya mereka akan mengunggahnya di media sosial. Bahkan banyak sekali pasangan artis yang mengikuti challenge tersebut.
Namun, tahukah kamu kalau Age Challenge mempunyai dampak buruk bagi privasi penggunanya? Ya, dampak buruk ini diakibatkan karena FaceApp menggunakan teknologi bernama AI.FORBES. Dikutip dari forbes.com, bukan berarti wajah kita akan digunakan untuk kepentingan jahat. Namun, aplikasi yang pernah tren di tahun 2017 ini menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat render dari apa yang mungkin kita lihat di gawai kita. Aplikasi ini bisa saja mengambil semua foto dari ponsel kita dan mengunggahnya ke server mereka tanpa izin.
BACA JUGA :
Potret Gilang Dirga ikut Age Challenge, disebut mirip SBY
foto: Instagram/@showimah
Lebih parahnya, pihak FaceApp bisa juga mengambil untung dari gambar kita lewat proses monetisasi layaknya yang berlaku di YouTube. Kita tidak akan mendapatkan keuntungan sama sekali dari aplikasi tersebut. Aplikasi jasa ubah wajah ini pun tidak mempunyai kewajiban untuk menjaga data dari sang pengguna.
Jika kita jeli, FaceApp memasukkan kalimat pernyataan bahwa telah diizinkannya data kita disimpan pihak aplikasi, bahkan ketika kita telah menghapus foto.
foto: forbes.com
Perusahaan yang pengembang berbasis di Peterburg ini bisa dilihat dan diproses di Rusia. Data di pusat data Amazon tersebut dapat dibaca kembali ke komputer di Rusia. Tidak jelas berapa banyak akses yang dimiliki karyawan FaceApp untuk gambar-gambar itu.
FaceApp meningkatkan algoritma pengubah mukanya dengan mempelajari dari foto yang dikirimkan orang di aplikasi. Ini bisa dilakukan dari perangkat, bukan server. Hal ini disebabkan karena fitur tersebut tersedia di Android dan iOS. Namun, bisa saja pihak FaceApp mungkin ingin menggunakan komputer sendiri untuk melatih AI-nya.
foto: forbes.com
Dikutip dari Forbes.com, pihaknya menghubungi pendiri FaceApp Yaroslav Goncahrov, yang memberikan pernyataan Rabu (17/6) pagi. Yaroslav mengatakan bahwa data pengguna tidak ditransfer ke Rusia. "Sebagian besar pemrosesan foto dilakukan di cloud," kata Yaroslav.
"Kami hanya mengunggah foto yang dipilih oleh pengguna untuk diedit. Kami tidak pernah mentransfer gambar lain dari telepon ke cloud," tambah Yaroslav. "Kami mungkin menyimpan foto yang diunggah di cloud. Alasan utamanya adalah soal kinerja dan traffic: kami ingin memastikan bahwa pengguna tidak mengunggah foto untuk setiap operasi pengeditan. Sebagian besar gambar dihapus dari server kami dalam waktu 48 jam dari tanggal pengunggahan."
Dia mengatakan bahwa pengguna juga dapat meminta agar semua pengguna data dihapus.