Brilio.net - World Health Organization (WHO) mengumumkan total sudah ada 98.192 kasus terkonfirmasi terkait COVID-19 atau coronavirus secara global. Total angka kematian sendiri mencapai 3.380 kasus.
Dari angka ini, total 3.045 di antaranya dilaporkan berasal dari China. Hingga Sabtu (7/3), virus ini sudah menyebar ke-88 negara di dunia seperti Italia, Iran, Prancis, Korea Selatan, Jepang, dan Filipina.
Informasi resmi ini bisa kamu temukan di sini atau versi Kementerian Kesehatan. Dua sumber di atas merupakan sumber resmi dari pemerintah Indonesia dan WHO. Jika kamu ingin mengetahui informasi terkini tentang Virus Corona, dua sumber tersebut sangat terpercaya.
Selain dua sumber resmi di atas, media sosial seperti Twitter, Facebook, dan lainnya berlomba-lomba menyajikan data yang akurat setiap saat. Hoaks tentang coronavirus menjadi musuh bersama kali ini. Hoaks ini sangat berbahaya dari virusnya sendiri. Kepanikan bisa terjadi jika masyarakat termakan hoaks coronavirus yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Nah, bagaimana gebrakan setiap media sosial dalam menangani hoaks coronavirus? Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (9/3), berikut 5 gebrakan media sosial hadapi hoaks Virus Corona.
1. Facebook.
BACA JUGA :
Kisah dokter temani pasien Corona lihat sunset, bikin terenyuh
foto: Facebook/@markzuckerberg
Mark Zuckerberg, CEO Facebook dalam postingan terbarunya pada Rabu (4/3) mengatakan Facebook mendukung penuh semua upaya pemberantasan hoaks coronavirus di platformnya.
"We're focused on making sure everyone can access credible and accurate information. (Kita memusatkan perhatian agar semua pengguna Facebook bisa mengakses informasi akurat dan kredibel)," tulisnya.
Selain itu, Facebook juga memberikan iklan gratis kepada lembaga resmi seperti WHO untuk merespons coronavirus.
"We're giving the WHO as many free ads as they need for their coronavirus response along with other in-kind support. (Kita memberikan WHO dukungan seperti iklan sesuai kebutuhan mereka dalam merespon Coronavirus bersama dukungan lainnnya)." tambah Mark.
2. TikTok.
BACA JUGA :
Kronologi pasien suspect Corona meninggal di RSPI Sulianti Saroso
foto: TikTok.com
Tak ingin ketinggalan tren, WHO juga membuat akun resmi di TikTok. Platform berbagai video ini juga mendukung untuk mengurangi hoaks coronavirus di platformnya.
Saat ini, akun WHO sudah diikuti oleh lebih dari 280 akun dan mendapat likes lebih dari 1.8 juta. Di akun tersebut, WHO membagikan berbagai tips dan informasi terkini tentang COVID-19.
3. Twitter.
foto: Twitter.com
Ketika kamu mencari kata kunci 'coronavirus' di Twitter, media sosial ini akan mengarahkanmu ke akun-akun resmi. Seperti dalam screenshoot di atas, Twitter mengarahkan pengguna ke akun Kementrian Kesehatan.
Selain itu, ada juga Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus yang diunggah oleh pemerintah yang bisa langsung diklik oleh pengguna Twitter.
4. WeChat.
foto: GooglePlay
WeChat bertindak keras dalam isu Coronavirus. Media sosial yang sangat populer di Negeri Tirai Bambu ini menyensor segala pencarian dengan kata kunci 'Coronavirus'.
Dilansir dari TheVerge, sensor ini sudah terjadi sejak 1 Januari 2020 kemarin. Masih belum tahu sampai kapan sensor ini selesai dan siapa penyensornya. WeChat sendiri sejak lama mengatakan bahwa media sosial ini tidak ada hubungannya dengan pemerintah China.
5. Pinterest.
foto: id.pinterest.com
Pinterest membuat pencarian khusus jika pengguna mengetik 'coronavirus' di kolom pencarian. Dilansir dari TheVerge, Pinterest akan mengkoneksikan penggunanya dengan fact checking dan informasi resmi dari lembaga kredibel seperti WHO. Dengan ini, pengguna Pinterest akan terhindar dari Coronavirus dengan mendapatkan informasi yang jelas.