Brilio.net - Angka kematian virus corona atau Covid-19 terus menjadi sorotan. Persentase kematian akibat corona di Tanah Air juga lebih tinggi dari rata-rata dunia.
Dilansir brilio.net dari liputan6.com, Kamis (16/4), Pakar kesehatan Amerika Serikat (AS) mengaku 'penasaran' dengan data kasus Covid-19 di Indonesia. Pasalnya, jumlah kematian sangat tinggi tapi kasus positif rendah. Pakar kesehatan AS menduga banyak kasus Covid-19 yang tidak dilaporkan.
"Jika sebuah negara menyajikan data, lalu kita melihat sedikitnya jumlah kasus tetapi angka kematian yang relatif tinggi, kami menjadi penasaran apakah ada kasus-kasus yang tak dilaporkan," ujar Barbara Marston yang menjabat sebagai International Task Force Lead di Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dalam tele conference, kemarin Rabu (15/4).
"Di Indonesia ada jumlah kasus parah dan kematian yang relatif tinggi, sehingga itu membuat penasaran apakah bila ada tes tambahan, maka akan ada kasus-kasus tambahan," lanjutnya.
Jika dilihat dari laporan pemerintah pada Selasa (14/4), ada total 4.839 kasus corona di Indonesia dan 459 meninggal, sehingga kasus meninggal mencapai 9,4 persen. Rata-rata dunia adalah 6,3 persen.
Sementara untuk kasus positif RI masih di bawah 5.000 orang, tetapi ada lebih dari 139 ribu orang Indonesia yang masuk kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang tidak semuanya ikut tes virus corona jenis baru.
Meski demikian, Dr Marston berkata pihaknya tidak akan mempertanyakan laporan resmi. Pihak CDC juga tidak mau mengintervensi laporan resmi dari Indonesia, meski sebenarnya memang ada rasa penasaran terkait data sebenarnya.
"Hal tersebut tidak sama dengan mempertanyakan laporan resmi, kami tidak melakukan hal itu. Tetapi kami penasaran apakah jika ada tes tambahan maka ada kasus tambahan," pungkasnya.
BACA JUGA :
Olahan makanan 8 seleb selama di rumah saja ini bikin ngiler