Brilio.net - Kapan dan bagaimana berakhirnya pandemi virus corona masih menjadi pertanyaan besar bagi seluruh masyarakat dunia. Namun menurut sejarawan, berakhirnya pandemi lazimnya bisa dilihat dari dua hal, yakni medis dan sosial.
Adapun keterkaitannya dengan medis tersebut dapat terlihat dari tingkat kematian yang menurun drastis, sedangkan keterkaitannya dengan aspek sosial dapat dilihat dari berkurangnya ketakutan mengenai penyakit terkait.
BACA JUGA :
Tips memperbaiki sistem imun saat berpuasa di tengah pandemi Covid-19
"Ketika orang bertanya, 'Kapan ini akan berakhir?' Mereka bertanya tentang akhir sosial," kata sejarawan kedokteran Universitas John Hopkins, Dr Jeremy Greene, seperti dilansir brilio.net dari The New York Times, Selasa (12/5).
Dengan demikian, suatu akhir dari pandemi dapat terjadi bukan karena penyakit tersebut telah ditaklukkan, tetapi karena orang menjadi bosan dengan kepanikan dan belajar untuk hidup penyakit tersebut.
Hal yang sama pun bisa sekali terjadi pada pandemi Covid-19 yang saat ini tengah kita hadapi. Sejarawan Harvard, Allan Brandt pun menegaskan hal tersebut.
BACA JUGA :
Kronologi meninggalnya musisi Stan Isakh saat jadi PDP Covid-19
"Seperti yang telah kita lihat dalam perdebatan membuka kembali perekonomian, banyak pertanyaan terkait apa yang disebut tujuan ditentukan bukan oleh data medis dan kesehatan masyarakat tetapi oleh proses sosiopolitik," ungkapnya.
Oleh karenanya, muncul prediksi jika kemungkinan pandemi virus corona ini dapat berakhir secara sosial sebelum berakhir secara medis. Adapun potret terkait hal tersebut bisa dilihat di beberapa negara bagian Amerika Serikat.
Sejumlah gubernur diketahui telah mencabut pembatasan wilayah, yang mana kemudian memungkinkan salon dan arena kebugaran kembali dibuka.
"Kita mungkin berada di saat ketika orang-orang hanya mengatakan, 'Sudah cukup. Saya berhak untuk dapat kembali ke kehidupan normal saya'," kata sejarawan Yale, Naomi Rogers.