Brilio.net - Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah warga yang terpapar virus Corona tertinggi di dunia. Dengan demikian Amerika Serikat (AS) melampaui total China, pusat awal wabah virus ini berasal. Adapun Italia mengisi posisi berikutnya.
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (27/3) dalam laporannya Johns Hopkins University menyebutkan bahwa jumlah pasien positif virus Corona di AS memiliki 82.404 kasus, sedangkan The New York Times mengatakan setidaknya ada 81.321 orang yang dinyatakan positif Covid-19.
BACA JUGA :
Momen haru warga Kolaka nikah via video call di tengah pandemi Corona
Sementara itu, kasus positif Corona Covid-19 di Italia berada pada angka 80.539 dan China di 81.285, menurut penghitungan AFP pada Kamis, (26/3).
Rumah sakit di Amerika Serikat dilaporkan semakin kewalahan dengan Covid-19 dan 40 persen orang AS berada di bawah perintah lockdown untuk mencegah penyebaran penyakit. Setidaknya 1.178 orang telah meninggal karena Covid-19 di AS, menurut Johns Hopkins.
Sementara kematian tetap lebih tinggi di tempat lain, para ahli mengatakan jumlah infeksi baru menunjukkan bahwa lebih banyak orang Amerika akan meninggal akibat virus ini.
BACA JUGA :
Update virus Corona Jumat 27 Maret, sudah menyebar ke 27 provinsi
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta agar tak ada lagi aksi kebencian terhadap warga keturunan Asia di negaranya. Belakangan, muncul video-video viral bernuansa rasis yang menimpa warga Asia di AS akibat penyebaran virus Corona.
Presiden Trump berkata warga Asia di AS adalah orang-orang luar biasa. Ia mengaku prihatin melihat aksi kebencian terhadap warga keturunan Asia dan berjanji memberi perlindungan.
"Sangat penting agar kita betul-betul melindungi masyarakat Amerika keturunan Asia di Amerika Serikat, dan seluruh dunia. Mereka adalah orang-orang luar biasa, dan penyebaran Virus ini bukan keselahan mereka dalam cara, bentuk, atau wujud apa pun," tegas Donald Trump via Twitter seperti dikutip brilio.net dari liputan6.com pada Jumat (27/3).
"Mereka bekerja secara dekat dengan kita untuk menyingkirkan virus itu. Kita akan berhasil bersama!" ujarnya dalam twit lanjutan.
Retorika Trump sedikit melunak ketimbang sebelumnya yang mengkritik China atas penyebaran Covid-19. Trump menyebut "Virus China" sebagai balasan karena jubir Kementerian Luar Negeri China menuduh AS sebagai penyebar virus tersebut.
Ia juga tak menyesal memakai istilah "Virus China" dan menyebutnya akurat. Sementara, China meminta agar semua orang menggunakan istilah yang sesuai ketentuan WHO.
Posisi China saat ini adalah menolak bahwa Covid-19 berasal dari negara mereka meski awalnya ditemukan di Wuhan. Dubes China di AS Cui Tiankai meminta agar publik tak berspekulasi dan membiarkan ilmuwan mencari tahu asal virusnya.
"Kita harus punya jawaban dari mana virus itu awalnya berasal. Tapi ini pekerjaan ilmuwan, bukan diplomat, bukan untuk spekulasi jurnalis, karena spekulasi seperti itu tak akan membantu siapa pun. Itu sangat merugikan," ujar Dubes Cui.