Brilio.net - Memiliki pekerjaan dan penghasilan merupakan idaman setiap orang. Nah jika berbicara mengenai penghasilan, tak sedikit orang yang mencari pekerjaan sambilan yang bisa dilakukan di rumah. Hal tersebut agar memberikan penghasilan tambahan tanpa mengganggu pekerjaan utama. Namun kini bekerja dari rumah belakangan sudah sangat umum. Sejumlah perusahaan juga mulai meminta karyawannya untuk tidak perlu masuk kerja dan hadir untuk membuktikan produktivitasnya.
Namun, apa yang dilakukan Google Irlandia memiliki tujuan berbeda. Mereka meminta 8.000 karyawannya bekerja dari rumah untuk mencegah penyebaran virus Corona. Dilansir brilio.net dari liputan6.com, Rabu (4/3), baru-baru ini informasi tersebut beredar dalam kicauan editor teknologi Irish Independent, Adrian Weckler.
BACA JUGA :
Korban kian meningkat, ini cara tiap negara tangani virus Corona
Langkah tersebut dipilih karena seorang karyawan di Google Irlandia dilaporkan menderita gejala mirip flu, yang merupakan salah satu tanda bahwa mereka mungkin telah terinfeksi virus Corona. Meskipun mungkin hanya flu biasa, tampaknya Google tidak ingin mengambil risiko apapun dan melakukan tindakan pencegahan dengan menginstruksikan stafnya untuk bekerja dari rumah.
Namun, belum diketahui sampai kapan mereka akan bekerja secara remote. Keputusan tersebut bisa dijadikan sebagai uji coba, di mana Google ingin mengetahui apakah mereka masih mampu bekerja dengan kapasitas penuh jika kondisi ini berlangsung lama.
BACA JUGA :
7 Perhelatan olahraga dunia dibatalkan akibat virus Corona
Google dan Microsoft batalkan konferensi tahunan karena virus Corona.
foto: liputan6.com/Dok:theaustralian.com.au
Dua perusahaan teknologi raksasa, Google dan Microsoft, baru saja mengumumkan telah membatalkan konferensi tahunan yang digelar untuk tahun ini. Pembatalan ini dilakukan sebagai antisipasi penyebaran virus Corona.
Dikutip dari liputan6.com, Rabu (4/3), Acara Google yang dibatalkan adalah Google Cloud Next di San Fransisco, sedangkan acara Microsoft yang dimaksud merupakan MVP Summit di Seattle, Amerika Serikat. Meski dibatalkan, Google mengatakan bahwa acara tahunannya akan digelar secara online saja. Microsoft pun dipastikan akan melakukan hal serupa untuk MVP Summit.
"Kami mengubah Google Cloud Next 20: Digital Connect, menjadi sepenuhnya digital, gratis, dan global. Keynote akan disiarkan secara langsung, termasuk pembelajaran interaktif dan sesi digital bersama tim Google," tulis perusahaan dalam situs resminya.
Untuk diketahui, Google Cloud Next direncanakan akan diadakan pada 6 hingga 8 April 2020. Usai pembatalan, perusahaan akan mengembalikan uang tiket yang sudah dibeli dan seluruh pengunjung yang terdaftar akan mendapatkan versi digital acara ini.
Sementara untuk gelaran MVP Summit oleh Microsoft sebenarnya akan dilakukan pada 16 hingga 20 Maret 2020. Selain dua acara tersebut, Google dan Microsoft sebenarnya masih memiliki ajang tahunan lain di 2020, yakni Google I/O dan Microsoft Build.
Namun hingga sekarang, belum ada indikasi kedua ajang tahunan yang terbilang besar itu akan ditunda. Hanya memang tidak tertutup kemungkinan, Google dan Microsoft akan menggelarnya secara online, seperti yang dilakukan sekarang ini.
Facebook batalkan konferensi pengembang tahunan antisipasi virus Corona.
foto: Instagram/@zuck
Sebelumnya, Facebook juga mengumumkan telah membatalkan pertemuan tahunan untuk para pengembang yang biasanya dilakukan pada pertengahan tahun. Pembatalan ini dilakukan sebagai antisipasi penyebaran virus Corona.
Dikutip daribrilio dari liputan6.com, Rabu (4/3), konferensi bertajuk F8 ini dijadwalkan akan digelar pada 5 dan 6 Mei di San Jose, California, Amerika Serikat. Menilik gelaran tahun lalu, ajang ini biasanya dihadiri ribuan orang dari seluruh dunia.
Kendati konferensi tahunan ini batal, Director of Platform Partnerships Facebook Konstatinos Papamiltiadis mengatakan perusahaan masih akan mengadakan sejumlah acara lokal, termasuk video dan konten yang disiarkan secara langsung.
Selain itu, juru bicara Facebook juga mengatakan perusahaan telah membatasi perjalanan bisnis para karyawannya ke Tiongkok, Korea Selatan, dan Italia. Ketiganya merupakan negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona yang terbilang tinggi.
Sebagai informasi, F8 merupakan ajang pertemuan para pengembang tersebar yang diselenggarakan oleh Facebook. Tiap tahun, ajang ini menjadi perkenalan sejumlah fitur anyar yang hadir di aplikasi milik Facebook.
Nama F8 sendiri merujuk pada tradisi hackahthon yang digelar Facebook selama delapan jam. Biasanya, konferensi ini akan dibuka dengan keynote speech dari pendiri Facebook Mark Zuckerberg.
Facebook blokir iklan menyesatkan soal virus Corona.
foto: freepik.com
Tidak hanya itu, Facebook mengungkapkan akan melarang iklan untuk produk yang menawarkan penyembuhan, atau pencegahan terkait penyebaran virus Corona. Begitu pula terhadap akun yang dinilai menciptakan rasa urgensi.
Dilansir brilio dari liputan6.com, Rabu (4/3), kebijakan Facebook itu diumumkan di saat perusahaan juga sedang menghadapi tekanan terhadap jenis konten yang diunggah di layanannya. Hal ini secara khusus terkait konten yang mencerminkan ideologi ekstrem dan berita palsu.
"Iklan dengan klaim seperti 'masker wajah 100 persen dijamin mencegah penyebaran virus' tidak akan diizinkan," kata juru bicara Facebook.
Facebook pada bulan lalu mengatakan, akan menghapus konten tentang virus Corona dengan klaim palsu atau teori konspirasi yang telah ditandai oleh organisasi kesehatan global terkemuka dan otoritas kesehatan. Perusahaan seperti TikTok dan Pinterest juga melakukan hal serupa.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat pada Selasa lalu memperingatkan warganya untuk mulai bersiap menghadapi penyebaran virus Corona di negara tersebut. Imbauan ini disampaikan setelah virus itu menyebar di beberapa negara.