Brilio.net - Beberapa hari belakangan, banyak terjadi fenomena di ruang angkasa yang teramati dari bumi. Mulai dari hujan meteor, supermoon hingga asteroid yang mendekat bumi adalah sederet peristiwa di antaranya.
Rupanya dalam minggu ini, beberapa asteroid akan melintas bumi dengan jarak cukup dekat. Selain Asteroid 2009 XO, akan ada asteroid yang akan mendekati bumi dengan ukuran lebih besar menjelang Idul Fitri 1441 H yakni asteroid 1997 BQ atau 136795.
BACA JUGA :
Penemuan baru 12 objek super besar di alam semesta, bikin bergidik
Berdasarkan data yang diperoleh dari Center of Near Earth Object Studies (CNEOS) NASA, asteroid 1997 BQ mendekati bumi pada Kamis (21/5) pukul 21.44 Universal Time atau pukul 04.44 Waktu Indonesia Barat (WIB). Asteroid ini disebut akan berada dengan jarak 6,16 juta kilometer.
Dilansir brilio.net dari liputan 6.com, Senin (18/5), CNEOS NASA menuturkan asteroid ini memiliki kecepatan relatif 11,68 kilometer per detik saat mendekati bumi, tapi sedikit lebih lambat dari asteorid 2009 XO.
Dikutip dari laman Pusat Sains Antariksa LAPAN (PUSSAINSA), Senin (17/5), ukuran asteroid ini sekitar 650 meter hingga 1,5 kilometer. Asteroid 1997 BQ masuk dalam kategori Apollo dan Potentially Hazardous Asteroid (PHA) dengan kelas spektral S. Adapun kelas spektral S (siliceous) menandakan asteroid yang kandungan kimianya didominasi silika berbatu.
BACA JUGA :
Tahun 2084 Bumi diprediksi ditabrak asteroid, berbahayakah?
foto: PUSSAINSA LAPAN via liputan6.com
Data menunjukkan asteroid kelas itu berpopulasi 17 persen dari total asteroid yang ditemukan, kedua terbanyak setelah kelas spektral C (carboneous) yang komposisinya didominikasi karbon.
Sementara asteroid Appolo adalah asteroid yang memiliki sumbu setengah panjang lebih besar dibandingkan orbit Bumi (> 1 Satuan Astronomi, SA), tetapi jarak perhelionnya lebih kecil ketimbang aphelion bumi (
Sebagai informasi, beberapa asteroid Apollo bisa menjadi ancaman bagi penduduk bumi, jika berada pada jarak sangat dekat dengan bumi. Salah satunya adalah meteor Chelyabinsk yang memasuki atmosfer bumi dan meledak di langit kota Chelyabinsk, Rusia pada 15 Februari 2013 dengan ukuran 17 meter.
Adapun asteroid 1997 BQ diperkirakan memiliki ukuran 650 meter hingga 1,5 kilometer dengan magnitudo mutlak +18,0, jika diamati pada jarak 1 SA dari Matahari dan pengamat. Asteroid ini disebut 10 kali lebih terang dari asteroid 2009 XO yang bermagnitudo +20,5.
foto: freepik.com
Orbit asteroid 1997 BQ memiliki MOID (Minimum Orbit Intersecation Distance, jarak perpotongan orbit minimum) sebesar 0,035826 SA atau 5,36 kilometer terhadap orbit Bumi.
Dengan nilai MOID lebih kecil dari 0,05 SA atau 7,5 juta kilometer dan juga magnitudo absolutnya lebih kecil dari +22, objek ini dikategorikan sebagai PHO (Potentially Hazardous Object, objek berpotensi bahaya).
Asteroid ini memiliki sumbu setengah panjang sebesar 1,747 SA atau 261 juta kilometer, dengan kelonjongan orbit sebesar 0,749. Orbit asteroid 1997 BQ sedikit lebih kecil dan lebih bundar, jika dibandingkan orbit 2009 XO. Namun orbit asteroid ini lebih besar lonjong dibandingkan orbit 2016 HP6.
Jarak terdekat asteroid itu dengan Matahari sebesar 0,911 SA dengan kemiringan orbit 10,99 derajat terhadap ekliptika dan sedikit lebih miri dibandingkan orbit planet katai Ceres (10,62 derajat).
Periode orbit asteroid 1997 BQ sedikit lebih cepat dibandingkan orbit 2009 X, tapi lebih lama dari 2016 HP6, yakni 844 hari atau 2,3 tahun. Hal itu memang sesuai dengan Hukum Ketiga Kepler, yakni "Kuadrat periode orbit berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak ke Matahari."
Dengan kata lain, semakin dekat jarak benda dari Matahari, semakin singkat pula benda tersebut mengorbit. Karenanya, orbit 1997 BQ memiliki periode sedikit lebih lama dibandingkan periode orbit Mars yakni 687 hari atau 1,88 tahun.
foto: freepik.com
Perlu diketahui, menurut Planetary Defense Coordination Office NASA, jatuhnya asteroid ke Bumi adalah proses alami yang terjadi terus menerus. Setiap harinya, material sebesar 80 hingga 100 ton jatuh ke Bumi dari luar angkasa, baik dalam bentu debu dan meteorit kecil (pecahan asteroid yang hancur di atmosfer bumi).
Kendati demikian, dilansir Jet Propulsion Laboratory NASA, tarikan grativitasi planet dapat mengubah lintasan orbit asteroid. Hal itu berlaku untuk asteroid sesatan (stray asteroid) maupun pecahan dari tabrakan asteroid terdahulu, yang diyakini telah menabrak Bumi di masa lalu.
Berdasarkan catatan 20 tahun terakhir dari sensor radar pemerintah Amerika Serikat, ada hampir 600 asteroid berukuran sangat kecil yang terdeteksi telah memasuki atmosfer Bumi, sehingga menciptakan bolide atau bola api.
Sementara untuk benda jatuh alami yang besarnya sama dengan pecahan meteorit di Chelyabinsk dapat terjadi sekali atau dua kali dalam 100 tahun.
Benda jauh alami yang lebih besar diperkirakan sangat jarang terjadi, tapi mengingat kurang lengkapnya katalog Objek Dekat Bumi saat ini, benda jatuh alami seperti meteor Chelyabinsk dapat terjadi kapan saja.