Brilio.net - Publik tiba-tiba saja dikejutkan dengan kabar meninggalnya sang musisi legendaris Chester Bennington. Vokalis band Linkin Park itu ditemukan gantung diri di rumahnya di Los Angeles, Amerika Serikat pada tanggal 20 Juli 2017 pukul 09.00 waktu setempat.
Tentu saja dunia pun berduka, terlebih bagi para penggemarnya yang memang sedang menanti tour yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Menurut kabar yang beredar, Chester menderita depresi dan frustasi karena albumnya yang ketujuh mendapatkan banyak kritik.
BACA JUGA :
12 Foto konyol yang nggak seharusnya kamu lihat, iyuh banget
Namun jauh sebelum ia dikabarkan depresi karena albumnya itu, Chester memang sempat mengaku ingin bunuh diri saat masih remaja karena mengalami kekerasan seksual.
foto: talkingmetal.com
BACA JUGA :
10 Makanan dengan cara penyajian paling nyeleneh, dijamin bikin mual
Sebelumnya di bulan Mei silam, kancah permusikan juga dikagetkan dengan kematian Chris Cornell. Vokalis band Audioslave ini memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di sebuah hotel setelah ia tampil. Setelah diselidiki, sahabat karib Chester Bennington ini pun mengalami depresi sebelum akhirnya bunuh diri.
Apa yang terjadi dengan para musisi ini hingga menjadi sangat depresi dan berujung bunuh diri?
foto: stjmod.com
Seperti brilio.net lansir dari Consequence of Sound, Sabtu (22/7), sebuah studi baru yang diterbitkan oleh Help Musicians UK, sebuah badan amal untuk musisi Inggris, telah menemukan bahwa musisi dan orang-orang profesional di industri musik mungkin tiga kali lebih menderita depresi daripada masyarakat umum.
Seperti yang dicatat oleh Pitchfork dengan judul 'Can Music Make You Sick?', berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 2.211 orang oleh ilmuwan dari University of Westminster. Penyakit gangguan jiwa seperti depresi dan gangguan kecemasan yang diderita para musisi merupakan masalah yang serius karena kurangnya dukungan mental di komunitas musik.
foto: uniradio.edu.uy
Dalam penelitian tersebut juga mengungkapkan, bukan hanya musisi saja yang bisa menderita gangguan mental. Penelitian tersebut menyatakan 2.211 orang yang menderita depresi terdiri dari 39% musisi, 9% pekerja di bidang manajemen musik, 7% label, 4% pekerja audio dan 2% kru konser.
Penelitian ini juga menggambarkan kehidupan suram di industri musik, di mana 71% dari responden melaporkan bahwa mereka telah mengalami serangan panik atau tingkat kecemasan tinggi. Sementara 65% mengaku menderita depresi. Hal ini tentu saja kontras dengan populasi umum di Inggris, di mana 1 dari 5 orang dewasa (19%) telah mengalami depresi.
foto: totaljobs.com
"Depresi yang diperburuk dengan mencoba untuk eksis sebagai musisi. Jarang bermain musik juga ikut memperburuk kesehatan saya. Tekanan dari industri dan kehidupan sosial dan ekonomi semakin membuat saya gila, karena saya mencari nafkah di dunia musik," ungkap seorang responden yang tidak disebutkan nama pada Pitchfork.
Para ilmuwan dalam penelitian tersebut menuturkan penyebab dari gangguan mental seperti depresi antara lain adalah karena faktor kompetitif, tekanan dari industri musik, kelelahan karena bekerja secara terus menerus, kehidupan hedonis termasuk sikap seksis dan juga pelecehan seksual yang kerap diterima musisi wanita.