Brilio.net - Di kota industri Turin, Italia, kombinasi energi terbarukan, generator tradisional, dan kabel tegangan tinggi dari Prancis telah menciptakan power supply yang mampu membuat wilayah tersebut menyerap banyak energi. Meskipun demikian, tetap saja tidak bisa menjadi solusi masalah efisiensi suplai energi listrik di kawasan tersebut.
Jika kamu tidak memiliki banyak dana, kamu pastinya tidak ingin berinvestasi lebih banyak, terutama jika kamu melihat banyak ketidakpastian di investasi tersebut, ujar Mario Cincotta, General Manager of Multi-year Agreements for GEs Power Services Business di Eropa.
BACA JUGA :
5 Sejarah lokomotif KA di Indonesia, sudah ada sejak zaman Bung Karno
Tapi bisnis yang dijalankan Cincotta datang kembali dengan solusi. Dia dan timnya menganalisis segmen energi setempat, upgrade turbin gas alami pembangkit listrik dengan teknologi baru dan perangkat lunak dan tahu bagaimana untuk memulai dan menghentikannya 2,5 kali lebih cepat. Kecepatan sangat penting untuk membantu pembangkit berjalan sampai saat angin berhenti bertiup dan grid membutuhkan listrik.
Lalu bagaimana cara Cincotta untuk menjalankan proyeknya ini?
1. Cincotta sendiri mengatakan proyek dimulai sebagai latihan data mining.
BACA JUGA :
Berhenti 50 tahun, pembangkit tua di Jerman berhasil dioperasikan lagi
foto: gereports.com
Timnya yang pertama mengumpulkan data masyarakat tentang harga energi dan distribusi dari daerah sekitar pabrik yang terletak di komune Chivasso, utara dari Turin. Mereka menggunakan software khusus yang digunakan oleh kelompok perdagangan energi GE sehingga dapat mencukupi tuntutan pasokan energi listrik secara regional.
Kami menganalisis dan menstimulasi pada tingkat mikro dan makro, apa kapasitas yang akan diperlukan dan seberapa cepat, kata Cincotta.
2. Penggunaan Predix.
foto: gereports.com
Ada beberapa hal yang harus mereka perhatikan. Mereka menyadari bahwa bahkan dengan upgrade teknologi yang tepat pun, pembangkit baru yang menggunakan turbin Siemens akan tetap dapat mengalahkan pelanggan, A2A utilitas Italia, dari perspektif biaya.
Tapi ketika mereka upgrade dengan perangkat lunak manajemen kinerja asset GE yakni Predix, yang berbasis cloud platform operasi perusahaan untuk internet industri, hal tersebut bisa ditanggulangi. Kami menganalisis dan kami melihat ada peluang, lanjut Cincotta.
GE Power mempresentasikan temuan teknisi A2A dan pengguna, dan meyakinkan mereka untuk mencoba menjalankan turbin lagi.
Teknologi ini berubah ibarat sebuah pesawat yang menjadi pesawat ruang angkasa, tapi sekarang kami membutuhkan data dan software untuk mengendarainya, kata Cincotta lagi. Tanpa mereka, pembangkit listrik akan hanya menjadi sebuah mainan mewah.
foto: gereports.com
Dia dan timnya mulai menyalurkan data dari sensor di dalam turbin ke dalam aplikasi perangkat lunak yang dibangun di atas Predix.
Kami pada dasarnya membangun sebuah kotak hitam yang memungkinkan kita untuk memonitor fisika unit dan kinerja mekanik dan membuatnya bekerja lebih keras, jelas Cincotta.
Cincotta mengatakan, upgrade yang sekarang memungkinkan A2A untuk menanggapi grid saat membutuhkan lebih banyak kekuatan, mensimulasikan kondisi grid, membuat pembangkit tersedia dan merespons dengan cepat dan dengan cara yang menguntungkan.
Mereka sekarang ini memiliki sistem yang memungkinkan untuk mengelola data yang kompleks dengan mudah, pungkasnya.
Bagaimana dengan di Indonesia? Apakah solusi ini dapat diimplementasikan?
GE memperkenalkan konvergensi antara teknologi hardware dan software di sektor ketenagalistrikan di Indonesia pada bulan Mei yang lalu dalam Konferensi Powering Indonesia.
Konvergensi antara hardware dan software di sektor ketenagalistrikan tidak dapat dihindari. Kami berkomitmen untuk mengimplementasikannya di Indonesia untuk membantu Indonesia mewujudkan target pembangunan di sektor ini, ujar Handry Satriago, CEO GE Indonesia, dalam sambutannya.
Menurutnya, konvergensi software dan hardware di sektor ketenagalistrikan dapat mengoptimalkan efisiensi kinerja pembangkit listrik. Dengan demikian akan dapat melakukan penghematan biaya sekaligus meningkatkan kapasitas listrik yang dibutuhkan di Indonesia.